Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titik Nol (5): Meja Biliar

Kompas.com - 08/08/2008, 07:23 WIB
[Tayang:  Senin - Jumat]


Kalau ada daftar tempat-tempat di ujung dunia yang paling aneh, Rutog pastilah salah satu nominasi. Kota baru yang muncul di tengah kumpulan gunung, sepetak jalan aspal lurus yang mulai dari kepulan debu dan berakhir pada kepulan debu, polisi yang berkeliaran, serta penduduk yang sehari-hari hanya bermain biliar dari pagi hingga malam.

Para pesepeda Perancis baru saja berangkat menuju kota Rutog – pemukiman orang Tibet pertama dari arah Pegunungan Kunlun – sepuluh kilometer di selatan Danau Pangong yang masih dibungkus kesunyian ketika matahari pagi sudah memancarkan sinarnya ke sudut-sudut gunung. Jarak sepuluh kilo mestinya tak telalu jauh, bisa jalan kaki. Tetapi karena ini di atap dunia, pada ketinggian 4000 meter lebih, di mana oksigen tipis dan kepala selalu terasa berat, menggendong ransel pun saya hampir tak kuat lagi.

Saya duduk di pinggir jalan, di atas ransel, menunggu mobil atau truk yang bisa ditumpangi. Wajah saya sekarang sama dekilnya dengan tas ransel – berbalut debu. Rambut kusut dan kasar. Kulit penuh daki. Pakaian pun jadi hitam.

Danau Pangong adalah ironi, di mana danau luas berair jernih dan dingin membentang, di pinggirnya ada perkampungan gubug kumuh dan toilet tanpa air yang dikerubungi lalat hijau sebesar ujung jempol. Boleh dibilang, neraka paling seram di seluruh China adalah WC umum, lebih-lebih di pedalaman terpencil seperti ini. Hanya sebuah lobang dalam di atas permukaan tanah yang entah berapa puluh tahun sekali baru disiram. Baunya tak perlu ditanya. Saya tak pernah bernafas dengan hidung kalau masuk toilet. Seperti danau yang menjadi surga burung, toilet pinggir danau ini adalah surganya lalat.

Tibet memang bukan untuk petualang manja. Di sini kita tak boleh menuntut terlalu banyak dari alam dan lingkungan. Tak ada air, tak ada listrik, sudah menjadi hukumnya di alam liar seperti ini. Apalah arti diri kita yang cuma sebuah noktah kecil dibandingkan barisan gunung bertudung salju, danau raksasa, dan hamparan padang rumput luas yang mengkarpeti bumi? Manusia hanya bisa bertahan, di sini alam yang berkuasa.

Tak banyak mobil yang melintas. Dari pukul 6 pagi sampai 11, hanya ada tiga truk.. Itu pun tidak ada yang mau mengangkut. Menjelang tengah hari, baru ada truk Dongfeng datang dari Kargilik yang kebetulan bisa ditumpangi hanya sampai ke Rutog.

Sebuah gerbang merah bertudung seperti kuil tiba-tiba muncul di tengah kepungan gunung raksasa. Sebuah jalan beraspal tiba-tiba muncul dari balik debu. Sebuah kejutan yang memberontak di tengah kerumunan keganasan gunung batu dan padang rumput, ada barisan gedung-gedung kota China tertata rapi, berbaris sepanjang jalan dalam keteraturan yang paling tidak natural

Ritu Huanying Nin” – Rutog Menyambut Anda – demikian tulisan huruf China besar di atas gerbang kota. Selamat datang di Rutog. Kota baru made in China bagi pemukim Tibet, Han, dan Uyghur, menyambut Anda yang baru turun dari puncak Kunlun.

Di kota ini, gedung-gedung bertingkat berjajar sepanjang jalan beraspal. Tiang listrik berbaris. Semua seperti baru saja dibangun kemarin sore. Penampilannya aneh, kemodernan yang dikontraskan dengan tebing tinggi di seluruh penjuru.

Orang Han dan Uyghur yang mendiami kota ini, kaum pendatang, menikmati kemakmuran kota ilusi di tengah gunung. Mereka mayoritas datang dari Xinjiang, Sichuan, Gansu, dan propinsi-propinsi tetangga Tibet.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Larangan di Umbul Nilo, Pemandian Sebening Kaca di Klaten

Larangan di Umbul Nilo, Pemandian Sebening Kaca di Klaten

Travel Update
Ngargoyoso Waterfall, Wisata Air Terjun Baru di Karanganyar

Ngargoyoso Waterfall, Wisata Air Terjun Baru di Karanganyar

Jalan Jalan
Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Masyarakat Diingatkan Cek Kelayakan Bus di Spionam

Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Masyarakat Diingatkan Cek Kelayakan Bus di Spionam

Travel Update
7 Wisata Sejuk di Yogyakarta, Pas Dikunjungi Saat Panas

7 Wisata Sejuk di Yogyakarta, Pas Dikunjungi Saat Panas

Jalan Jalan
5 Desa Wisata Penyangga Borobudur Highland di Purworejo Dapat Pelatihan dan Pendampingan

5 Desa Wisata Penyangga Borobudur Highland di Purworejo Dapat Pelatihan dan Pendampingan

Travel Update
Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Raya Cibodas

Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Raya Cibodas

Travel Update
Hidden Gem di Batam, Wisata Sambil Olahraga ke Golf Island

Hidden Gem di Batam, Wisata Sambil Olahraga ke Golf Island

Jalan Jalan
Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Binatang Bandung

Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Binatang Bandung

Jalan Jalan
KAI Tambah 4 Perjalanan Kereta Api pada 12-31 Mei 2024

KAI Tambah 4 Perjalanan Kereta Api pada 12-31 Mei 2024

Travel Update
Planetarium Jagad Raya Tenggarong di Kaltim: Lokasi dan Tiket Masuk

Planetarium Jagad Raya Tenggarong di Kaltim: Lokasi dan Tiket Masuk

Travel Update
5 Hotel Dekat Bandara Internasional Juanda Surabaya

5 Hotel Dekat Bandara Internasional Juanda Surabaya

Hotel Story
Tiket.com Beri Promo ke Singapura, Ada Diskon hingga 30 Persen

Tiket.com Beri Promo ke Singapura, Ada Diskon hingga 30 Persen

Travel Update
Aktivitas Vulkanik Gunung Slamet Naik, Ratusan Pendaki Gagal Gapai Atap Jawa Tengah

Aktivitas Vulkanik Gunung Slamet Naik, Ratusan Pendaki Gagal Gapai Atap Jawa Tengah

Travel Update
Rute ke Gereja Ayam Bukit Rhema, Cuma 10 Menit dari Candi Borobudur

Rute ke Gereja Ayam Bukit Rhema, Cuma 10 Menit dari Candi Borobudur

Travel Tips
Kota Batu Cocok untuk Olahraga, Event Sport Tourism Akan Diperbanyak

Kota Batu Cocok untuk Olahraga, Event Sport Tourism Akan Diperbanyak

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com