Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Kelenteng Tertua di Jakarta

Kompas.com - 28/01/2011, 08:57 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketika memasuki area kelenteng, warna merah dan emas mendominasi penglihatan, yang merupakan simbol kemakmuran bagi etnis Tionghoa. Aroma yong tswa atau biasa dikenal dengan hio juga mengharumkan setiap sudut area tersebut.

Di antara lebih dari seratus kelenteng yang ada di Jakarta, terdapat beberapa kelenteng tua yang terkenal. Salah satunya adalah Kelenteng Jin De Yuan yang berada di kawasan Pecinan Lama, Glodok, Jakarta Barat.

Kelenteng Jin De Yuan yang terletak di Jalan Kemenangan III merupakan salah satu kelenteng tertua di Jakarta Kota. Didirikan pada tahun 1650 oleh Letnan Kwee Hoen dan diberi nama Koan-Im Teng.

Awal mulanya kelenteng ini disebut Guan Yin Ting (Kwan Im Teng) atau disebut dengan Paviliun Guan Yin. Tahun 1740 kelenteng ini turut dirusak dalam peristiwa pembantaian terbesar etnis Tionghoa dalam sejarah kolonialisme Belanda di Indonesia.

Peristiwa tersebut terjadi pada 9-12 Oktober 1740 dan menelan korban 10.000 jiwa. Kejadian ini dikenal dengan Tragedi Pembantaian Angke. "Ada meja tua yang memang sudah ada dari awal mulai pembangunan kelenteng ini. Meja tersebut merupakan saksi bisu dari perusakan pada tahun 1740," Kata pengurus Kelenteng Jin De Yuan, Yu Ie (35).

Kelenteng ini dipersembahkan kepada Dewi Koan-Im (Dewi Welas Asih). Kelenteng ini merupakan salah satu dari empat kelenteng besar yang berada di bawah pengelolaan Kong Koan atau Dewan Tionghoa.

Keempat kelenteng tersebut adalah Kelenteng Goenoeng Sari, Kelenteng Toa Peh Kong (Ancol), Kelenteng Jin De Yuan, dan Kelenteng Hian Thian Shang Tee Bio (Palmerah). Konon katanya asal-muasal istilah kelenteng berasal dari Wihara Jin De Yuan ini. Yu ie mengungkapkan bahwa memang ada hubungannya istilah kelenteng dengan Wihara Jin De Yuan.

"Asal-muasal kenapa bisa menjadi kelenteng itu karena banyaknya etnis Tionghoa yang berasal dari suku Hokkian. Suatu saat mereka bertanya lokasi wihara ini dengan bertanya kepada orang asli Betawi kota. Ketika orang Betawi bertanya "Cim, mau ke mana?" Lantas etnis Tionghoa tersebut menjawab "Ke Kuan Im teng". Mereka mendengarkan seperti kata "ke len teng".

Mulai dari sinilah akhirnya masyarakat sekitar mengenalnya sebagai kelenteng. Di ruang tengah kelenteng terdapat banyak patung Buddhis yang berasal dari sebelum tahun 1740. Dalam gedung samping kiri terdapat kamar-kamar para rahib. Nama mereka tertulis pada lempeng batu. Di dalam kamar pertama terpasang altar paling tua dari seluruh isi kelenteng. Kelenteng Jin De Yuan ini juga terdapat sebuah lonceng buatan tahun 1825 di pojok kanan halaman belakang yang merupakan lonceng tertua di Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute ke Gereja Ayam Bukit Rhema, Cuma 10 Menit dari Candi Borobudur

Rute ke Gereja Ayam Bukit Rhema, Cuma 10 Menit dari Candi Borobudur

Travel Tips
Kota Batu Cocok untuk Olahraga, Event Sport Tourism Akan Diperbanyak

Kota Batu Cocok untuk Olahraga, Event Sport Tourism Akan Diperbanyak

Travel Update
Lihat Sunrise di Gereja Ayam Bukit Rhema Harus Reservasi Dulu, Ini Cara dan Tarifnya

Lihat Sunrise di Gereja Ayam Bukit Rhema Harus Reservasi Dulu, Ini Cara dan Tarifnya

Travel Update
Perjalanan Salatiga-Yogya-Pacitan yang Indah, Menikmati Pesona Pantai Banyu Tibo dan Buyutan

Perjalanan Salatiga-Yogya-Pacitan yang Indah, Menikmati Pesona Pantai Banyu Tibo dan Buyutan

Jalan Jalan
Gereja Ayam Bukit Rhema di Borobudur, Pesona Sunrise Dikelilingi 5 Gunung

Gereja Ayam Bukit Rhema di Borobudur, Pesona Sunrise Dikelilingi 5 Gunung

Jalan Jalan
5 Hotel Dekat Ocean Park BSD, Bisa Jalan Kaki

5 Hotel Dekat Ocean Park BSD, Bisa Jalan Kaki

Hotel Story
5 Penginapan dekat Kebun Raya Cibodas

5 Penginapan dekat Kebun Raya Cibodas

Hotel Story
10 Tempat Wisata Keluarga Terbaik di Dunia 2024, Ada Resor di Bali

10 Tempat Wisata Keluarga Terbaik di Dunia 2024, Ada Resor di Bali

Jalan Jalan
7 Wisata Ramah Anak di Bandung, Cocok untuk Liburan Sekolah

7 Wisata Ramah Anak di Bandung, Cocok untuk Liburan Sekolah

Jalan Jalan
9 Wisata Malam di Solo, Kunjungi Saat Mampir

9 Wisata Malam di Solo, Kunjungi Saat Mampir

Jalan Jalan
6 Tips Penting untuk Merencanakan Liburan Keluarga

6 Tips Penting untuk Merencanakan Liburan Keluarga

Travel Tips
3 Mall Solo dekat Stasiun Purwosari, Bisa Jalan Kaki

3 Mall Solo dekat Stasiun Purwosari, Bisa Jalan Kaki

Jalan Jalan
Minimarket di Jepang dengan Latar Belakang Gunung Fuji Timbulkan Masalah

Minimarket di Jepang dengan Latar Belakang Gunung Fuji Timbulkan Masalah

Travel Update
Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Travel Update
Naik Whoosh, Dapat Diskon dan Gratis Masuk 12 Tempat Wisata di Bandung

Naik Whoosh, Dapat Diskon dan Gratis Masuk 12 Tempat Wisata di Bandung

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com