Bertema Hitler, Restoran dan Kafe Ini Juga Pernah Tuai Protes

JAKARTA, KOMPAS.com - De Arca Statue Art Museum di Yogyakarta menuai kecaman dari lembaga kemanusiaan Human Rights Watch dan Simon Wiesenthal Center yang dimuat oleh media internasional. Kecaman itu timbul karena De Arca Statue Art Museum memajang patung Adolf Hitler.

"Museum ini tidak mengganggap patung Hitler adalah masalah sampai banyak keluhan," tulis judul artikel dari media asal Amerika Serikat, The Washington Post.

Sebenarnya bukan kali ini saja lokasi wisata yang bertema Hitler dikecam. Di Indonesia sendiri dahulu pernah ada kafe yang diprotes karena memuat tema tokoh Nazi itu.

Berikut restoran dan kafe yang pernah diprotes lantaran menampilkan tema Hitler dan disorot oleh media internasional:

KOMPAS.com/Putra Prima Perdana Dekorasi di dalam Soldaten Kaffe, Jalan Cikawao, Kota Bandung, Jawa Barat.

Tahun 2013, Soldaten Kafee di Bandung sempat menimbulkan kontreversi karena dianggap melukai perasaan korban Nazi. Kafe yang dahulu berada di daerah Pasir Kaliki Bandung ini memuat ornamen, dekorasi serta pernak-pernik Nazi.

Akibat kontroversi tersebut Soldaten Kafee sempat ditutup hingga akhirnya dibuka kembali pada tahun 2014 di Jalan Cikawao, Kota Bandung.

(Baca juga : Koleksi Artefak Hitler Ditemukan di Ruang Tersembunyi di Argentina)

"Soldaten kafe bukan kafe Nazi. Soldaten itu tentara relawan, bukan Nazi. Kita buka lagi dan ingin menunjukkan kalau saya bukan neo Nazi atau Nazi, kita lebih ke militernya. Kalau soal Hitler, siapa sih dia? Bukan mengagung-agungkan Hitler, cuma karena dia adalah tokoh perang dunia yang identik dengan Jerman jadi Nazi ikut kebawa," kata Pemilik Soldaten Kaffe, Henry Mulyana yang hobi mengumpulkan memorabilia militer Perang Dunia Kedua.

Dok. Washington Post Patung Hitler di De Arca Statue Art Museum, Yogyakarta yang akhirnya disingkairkan karena menjadi sorotan dunia.

2. Hitler Cross Restaurant, India

Tahun 2006 sebuah restoran di Mumbai, India yakni Hitler Cross mengubah nama setelah diprotes oleh komunitas Yahudi.

"Kami memutuskan untuk mengganti nama restoran kami dan mencabut segala tanda yang berhubungan dengan Hitler serta Nazi di sekitar restoran kami. Kami tidak memuja Hitler kebijakan, atau ideologinya. Kami menyesal menyebabkan kesedihan karena menggunakan nama ini," sebut pemilik restoran Satish Sabhlok dilansir dari BBC.