Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Maaf, Tak Ada Dana Perawatan Benteng

Kompas.com - 22/02/2011, 17:42 WIB

TERNATE, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Ternate, Maluku Utara (Malut), mengaku tidak mengalokasikan dana untuk melakukan perawatan dan revitalitasasi benteng peninggalan kolonial karena keberadaan situs sejarah itu berada di bawah kewenangan pemerintah pusat.

"Pemkot Ternate tidak mengalokasikan anggaran di APBD untuk biaya perawatan dan revitalisasi benteng di daerah ini, karena benteng itu berada di bawah kewenangan pemerintah pusat," kata Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Kota Ternate, Husen Alting di Ternate, Selasa (22/2/2011).

Di Kota Ternate ada sekitar tujuh benteng peninggalan Belanda dan Portugis, diantaranya yakni Benteng Ford Oranye, Benteng Tolucco, Benteng Kalamata, Benteng Kota Janji, Benteng Kastela dan Benteng Tobololo.

Oleh karena itu, kata Husen, Pemprov Malut sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat di daerah diminta untuk mengalokasikan anggaran untuk pemeliharaan dan revitalisasi semua benteng yang ada di Kota Ternate.

Apalagi, sebagian besar benteng tersebut kondisinya cukup memprihatinkan, sementara Ternate merupakan salah satu daerah tujuan wisata di Malut, dan benteng itu merupakan salah satu andalan untuk menarik minat wisatawan.

"Pada tahun 2012 di Malut ada kegiatan Sail Morotai dan tamu yang akan datang pada kegiatan itu pasti singgah di Ternate. Untuk itu, Pemprov Malut harus segera memperhatikan kondisi benteng di Kota Ternate tersebut," katanya.

Khusus mengenai keberadaan Pedagang Kaki Lima (PKL) pada sejumlah benteng di Kota Ternate, seperti di Benteng Oranye, Pemkot Ternate akan segera menertibkannya karena mengganggu keindahan benteng itu.

Sedangkan mengenai keberadaan perumahan anggota TNI dan Polri dalam kawasan benteng Oranye, menurut Husen, Pemkot Ternate telah melakukan koordinasi dengan pimpinan TNI dan Polri di Malut mengenai relokasi rumah para anggota TNI dan Polri di benteng Oranye itu.

Para pengunjung di Benteng Oranye selalu menyayangkan warga yang tinggal dalam kawasan benteng peninggalan Belanda itu, karena mengurangi keindahan dan kekhasan benteng tersebut sebagai peninggalan sejarah. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com