Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas-Kemenpar Gelar Seminar Nasional Pariwisata

Kompas.com - 16/06/2015, 13:27 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Untuk mempromosikan pariwisata Indonesia dan membantu kesadaran masyarakat tentang pentingnya pariwisata, Harian Kompas bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) kembali mengelar Exploring Wonderful Indonesia di Yogyakarta.

Acara yang dikemas dalam wujud seminar nasional bertema  "Pengelolaan Berkelanjutan Pariwisata Budaya" ini merupakan yang kedua kalinya setelah pertama dilaksanakan di Makassar pada Mei 2015 lalu. "Ini yang kedua kalinya, pada Mei kemarin Harian Kompas bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata menggelar di Makassar. Di sana khusus tentang wisata Indonesia Timur," kata Wakil Pimpinan Redaksi Harian Kompas, Ninuk Mardiana Pambudy, di Yogyakarta, Selasa (16/6/2015).

Ninuk mengungkapkan, acara ini digelar selain untuk mempromosikan pariwisata Indonesia, juga menggugah kesadaran masyarakat tentang pentingnya pariwisata. Sebab, pariwisata bukan hanya tentang bagaimana mendatangkan orang namun perlu disadari bahwa ada banyak hal yang perlu dilihat. Misalnya soal kenyamanan dan keamanan. "Kenyamanan berkaitan dengan kebersihan. Nah, sederhananya saja toilet. Kita tahu saat ini kondisinya saja masih memprihatinkan," ujarnya.

Jika bicara soal promosi pariwisata, menurut Ninuk, maka segala hal mulai dari infrastruktur harus dipersiapkan secara maksimal. Selain infrastruktur perlu juga mempersiapkan mental masyarakat di wilayah wisata sehingga jangan sampai mereka kaget dan bingung ketika daerahnya mendapat kunjungan wisatawan.

KOMPAS.COM/AHMAD WINARNO Salah satu peserta karnaval Wonderful Archipelago Carnival Indonesia (WACI), dari Provinsi Bali. WACI merupakan karnaval yang diiniasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan pertama kali digelar di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Sabtu (23/8/2014).
"Masyarakat Yogyakarta dan Jateng mungkin sudah biasa, namun daerah-daerah lain yang lebih terpencil penerimaan terhadap orang asing bagaimana tanpa mengubah kebudayaan mereka," ucapnya.

Ninuk melanjutkan, pariwisata tidak boleh merusak lingkungan dan merusak sosial budaya masyarakat. Sebab wisatawan datang untuk melihat dan belajar budaya yang berbeda dengan tempat tinggalnya. "Mineral, migas itu bisa habis. Yang bertahan kebudayaan. Budaya itu identitas atau ciri khas. Kalau sama dengan negara-negara lain, kenapa mereka harus datang ke Indonesia?" ujarnya.

Melihat berbagai hal itu, Kompas tertarik untuk ikut mempromosikan pariwisata Indonesia dan sekaligus memberikan kesadaran kepada masyarakat tentang pentingnya pariwisata. Rencananya usai di Yogyakarta, pada Agustus mendatang acara serupa akan digelar di Medan. "Dalam seminar tentu akan ada pro dan kontra, atau banyak menghasilkan masukan-masukan. Nah dari situlah membuat pariwisata Indonesia menjadi lebih baik dan berkembang," kata Ninuk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com