Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahasa Masih Jadi Kendala di Pasar Hispanik

Kompas.com - 27/01/2016, 12:39 WIB
MADRID, KOMPAS - Pasar Hispanik atau pasar di negara-negara berbahasa Spanyol dinilai menjanjikan bagi turisme Indonesia. Antusiasme pengunjung Paviliun Indonesia dalam pameran pariwisata internasional Fitur di Madrid, Spanyol, menunjukkan hal itu.

Namun, pengembangan pasar ini masih terkendala kurangnya orang yang mampu berbahasa Spanyol di Indonesia.

Paviliun Indonesia yang digelar Kementerian Pariwisata di pameran wisata internasional yang berlangsung pada 20-24 Januari ini tidak saja diramaikan peminat asal Spanyol.

Seperti dilaporkan wartawan Kompas, Irene Sarwindaningrum, dari Madrid, Paviliun Indonesia juga menarik konsumen Eropa dan negara-negara Hispanik di Amerika Latin.

Asisten Deputi Pengembangan Pasar Eropa, Timur Tengah, Amerika, dan Afrika Kementerian Pariwisata Nia Niscaya mengatakan, dengan investasi Rp 1 miliar dari Kementerian Pariwisata, ajang Fitur Madrid ini berpotensi menghasilkan kunjungan dengan nilai Rp 50 miliar hingga Rp 100 miliar.

KOMPAS/HARIS FIRDAUS Sejumlah wisatawan mancanegara memotret seorang abdi dalem di Keraton Yogyakarta, Kamis (17/9/2015). Selama bulan September, kunjungan wisatawan mancanegara ke Keraton Yogyakarta relatif stabil, yakni sekitar 400 orang per hari.
”Untuk Fitur Madrid ini, antusiasme sangat besar. Jaringan supermarket terbesar di Spanyol, Carrefour Spanyol, langsung meminta kerja sama promosi destinasi-destinasi pariwisata Indonesia di situsnya, dan meminta pelatihan untuk stafnya mengenai wisata Indonesia. Supermarket itu punya beberapa produk Indonesia yang dijual di sana,” tutur Nia dalam penutupan Fitur Madrid, Minggu (24/1/2016).

Selain Bali yang menjadi magnet utama, warga Spanyol terutama juga sangat berminat pada wisata orangutan di Kalimantan.

Akan tetapi, kurangnya pelaku pariwisata di Indonesia yang mampu berbahasa Spanyol masih menjadi kendala untuk benar-benar meraih pasar Hispanik.

Sebab, tak banyak warga Hispanik yang dapat berbahasa Inggris. ”Ini jadi tugas kita ke depan, terutama untuk pemerintah daerah, perlu segera siapkan sumber daya manusia,” ujar Nia.

Indonesia baru kembali dari mengikuti Fitur Madrid setelah absen dalam pameran wisata terbesar di Spanyol tersebut selama empat tahun.

KOMPAS TV Pemandangan bawah laut di Raja Ampat selalu menarik untuk dikunjungi.
Sebanyak 11 industri wisata dan usaha perjalanan ikut dalam pameran ini. Mereka meliputi industri wisata di Bali, Lombok, serta Carstensz dan Raja Ampat di Papua.

Rini Indyastuti dari Adventure Carstensz mengatakan, antusiasme pengunjung ke Papua ternyata tinggi.

”Mereka rata-rata sudah pernah ke Indonesia dan mencari destinasi baru. Papua menjadi destinasi baru,” kata Rini.

Wisata di Carstensz dan Raja Ampat di Papua merupakan wisata minat khusus dengan harga tinggi. Wisatawan asing rata-rata membelanjakan hingga Rp 100 juta per orang untuk wisata ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com