Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Ciut Nyali, Jangan Nekat Berkunjung ke Museum Santet

Kompas.com - 29/11/2016, 20:10 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com - Anda yang merasa bernyali boleh saja menantang keberanian dengan mengunjungi Museum Santet di Surabaya. Namun bagi yang ciut nyali, jangan coba-coba. Bisa bergidik melihat koleksi seram di museum ini.

Begitu mengintip deretan koleksi di Museum Santet, Surabaya, Anda akan disuguhi pemandangan tali pocong, jelangkung hingga paku bengkok dan ijuk dari dalam tubuh manusia.

Di Museum Kesehatan dr. Adyatama, di Jalan Indrapura 17, Surabaya, Jawa Timur, ini juga menyimpan barang-barang perawatan kesehatan dari berbagai zaman serta benda-benda terkait supranatural.

Karena ada benda-benda supranatural yang tersimpan di dalam museum itulah, tak heran museum ini sering dijuluki museum santet.

Gedung museum ini sebenarnya adalah Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) dan Kebijakan Kesehatan, Departemen Kesehatan.

Di dalam komplek gedung Puslitbang itulah ada juga dua gedung yang dipergunakan sebagai bangunan untuk museum.

Gedung pertama sebagai museum alat-alat kesehatan modern. Sementara gedung kedua adalah peralatan dan sarana pengobatan dan kedokteran tradisional termasuk di dalamnya adalah santet.

Museum ini selesai dibangun pada tahun 2004 diresmikan oleh Dr. Ahmad Sujudi Menteri Kesehatan saat itu.

Awalnya museum ini dirintis oleh Dr. dr. Harijadi Soeparto DOR M.Sc , yang kemudian mengambil penamaan museum dari dr. Adhyatma yang pernah menjabat sebagai Menteri Kesehatan pada tahun 1988 hingga 1993.

Dulunya rumah sakit kelamin

Gedung yang dipergunakan untuk museum ini juga pernah dipergunakan sebagai Rumah Sakit Kelamin. Atas kebijakan pemerintah berganti menjadi museum kesehatan.

Hal yang menarik pada museum ini adalah tersimpan rapi cara-cara pengobatan tradisional dan santet.

“Itu ada buku yang digantung, buku itu adalah petunjuk bagaimana cara pengobatan tradisional itu dilakukan termasuk bagaimana santet itu dilakukan dan bagaimana korban yang terkena santet,” kata Hosnan, petugas museum.

Di dalam museum juga terdapat benda yang sering dipakai untuk urusan mistis. Lihat saja tanah kuburan dan tali pocong yang diyakini akan membuat sial bagi mereka yang membawanya pulang, rambut dan paku dari korban santet.

Ada pula boneka yang ditusuk jarum dan foto seseorang yang ditusuk paku dalam kain merah. Juga ada rokok kelobot yang dibentuk mirip boneka orang dan pada bagian tubuhnya tertancap kayu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com