Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menikmati "Sunrise" dan Ngopi Gratis di Tepi Danau Dendam Tak Sudah

Perlahan kabut terbakar oleh hangatnya mentari. Permukaan air danau lambat namun pasti terlihat jelas. Sejumlah burung liar berterbangan. Bunga tanaman liar bermekaran warna warni. Tampak pula beberapa warga mendayung perahu menebar jaring di danau yang luasnya 577 hektare itu.

Konon terdapat gunung berapi. Di kawasan cagar alam ini juga terdapat anggrek pensil (Vanda hookeriana), anggrek matahari, bakung, nipah, pulai, ambacang rawa, terentang, plawi, brosong, gelam, pakis, dan sikeduduk.

Anggrek pensil yang langka tumbuh di kawasan ini. Tak salah jika pemerintah menetapkan daerah ini sebagai kawasan cagar alam. Pertama kali ditetapkan sebagai Cagar Alam sejak tanggal 17 Juni 1936 berdasarkan Besluit Tuan Besar Gubernur Jenderal Belanda No. 36 stb 1936 No. 325.

Suasana nan indah menyaksikan munculnya mentari pagi semakin menarik saat sejumlah pemuda yang tergabung dalam "Komunitas Tobo Berendo" menyediakan kopi gratis untuk wisatawan.

Kopi gratis, gula, air panas, camilan juga disediakan di kawasan ini. Jangan lupa untuk menikmatinya cuma ada di hari Minggu mulai pukul 05.30 WIB hingga 08.00 WIB.

"Ini kami sediakan untuk wisatawan kami namakan neron gratis atau kopi gratis," ujar Ketua Komunitas Berendo, Dedi Suryadi.

Pengunjung disilakan menyeduh kopi sendiri panitia menyediakan air panas, kopi, gula dan camilan secara gratis. Uniknya gelas kopi terbuat dari tempurung kelapa.

Neron merupakan tradisi Masyarakat Adat Lembak, warga yang menempati sekitar kawasan Danau Dendam Tak Sudah.

"Neron kopi dan teh merupakan bentuk silahturahmi warga adat Lembak bercerita sambil berbagi persaudaraan," ujar Dedi yang akrab disapa Sucenk ini.

Kegiatan seruput kopi setiap Minggu pagi sudah empat kali digelar dengan antusias warga dan wisatawan lumayan.

Program kopi dan teh gratis selain promosi wisata menurut Dedi juga sebagai bentuk latihan masyarakat adat Lembak untuk menyambut wisatawan.

"Kami melibatkan warga agar warga ramah terhadap wisatawan. Ke depan danau ini akan menjadi destinasi wisata andalan selain pantai di Bengkulu," kata Dedi.

Dedi mengisahkan Neron dalam kebiasaan masyarakat adat Lembak adalah minum kopi dan teh sambil ngobrol.

Dahulu, menurut Dedi, Neron berasal dari nama seseorang di masyarakat adat Lembak. Neron ahli pembuat gula merah dari kelapa. Setiap hari ia sisihkan air nira kelapa untuk membuat gula merah dan air nira manis untuk diminum.

"Jadi warga dulu kalau mau minum sambil ngobrol ke rumah Neron hingga saat ini Neron di Lembak identik dengan minum kopi atau teh sambi bercerita atau silahturahmi," jelasnya.

Mengapa Kopi?

Dahulu saat Inggris menjajah, warga adat Lembak dipaksa menanam paksa kopi. Masyarakat tidak boleh mencicipi buah kopi. Kecuali warga menjadikan daun muda kopi sebagai teh dicampur gula merah.

Lalu terkenal juga istilah Neron Seketep. Yakni menikmati daun kopi yang direbus seperti teh lalu minumnya sambil menggigit gula merah.

"Minum kopi dari buah saat itu hal istimewa bagi masyarakat Lembak. Makanya kopi gratis ini sebagai simbolisasi kebebasan masyarakat dari kebodohan dan penjajahan," kata Dedi.

Ia berharap kegiatan "Neron Gratis" di tepi Danau Dendam Tak Sudah menjadi kegiatan wisata andalan Bengkulu. Ia mengundang masyarakat umum dan pemerintah ikut meramaikan kegiatan seminggu sekali ini.

Danau Dendam Tak Sudah terletak di beberapa kecamatan, yaitu Kecamatan Teluk Segara, Kecamatan Selebar, dan Kecamatan Talang Empat, Kabupaten Bengkulu Tengah, Bengkulu. Lebih tepatnya berjarak sekitar 6 km dari pusat Kota Bengkulu.

https://travel.kompas.com/read/2018/10/15/072147427/menikmati-sunrise-dan-ngopi-gratis-di-tepi-danau-dendam-tak-sudah

Terkini Lainnya

Air Terjun Telunjuk Raung Banyuwangi: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Air Terjun Telunjuk Raung Banyuwangi: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
4 Tips Naik Perahu Susur Sungai Sendiri, Perhatikan Cara Duduknya

4 Tips Naik Perahu Susur Sungai Sendiri, Perhatikan Cara Duduknya

Travel Tips
Harga Tiket dan Jam Pendakian Terkini Bukit Mongkrang Tawangmangu

Harga Tiket dan Jam Pendakian Terkini Bukit Mongkrang Tawangmangu

Travel Update
Daya Tarik Masjid Aschabul Kahfi, Tempat Wisata Religi di Gua

Daya Tarik Masjid Aschabul Kahfi, Tempat Wisata Religi di Gua

Jalan Jalan
Tempat Wisata dekat Bukit Dewa Dewi Wonogiri, Museum hingga Pantai

Tempat Wisata dekat Bukit Dewa Dewi Wonogiri, Museum hingga Pantai

Travel Update
4 Tips Camping di Cuaca Buruk, Pastikan Persiapan Lengkap

4 Tips Camping di Cuaca Buruk, Pastikan Persiapan Lengkap

Travel Tips
Aktivitas di Bukit Dewa Dewi Wonogiri, Masih Belum Banyak

Aktivitas di Bukit Dewa Dewi Wonogiri, Masih Belum Banyak

Travel Update
Starlux Airlines Terbang dari Taiwan ke Jakarta per September, Tarif Rp 3 Jutaan

Starlux Airlines Terbang dari Taiwan ke Jakarta per September, Tarif Rp 3 Jutaan

Travel Update
Tips Berkunjung ke Bukit Dewa Dewi di Wonogiri, Datang Pagi

Tips Berkunjung ke Bukit Dewa Dewi di Wonogiri, Datang Pagi

Travel Tips
20 Destinasi Terbaik untuk Wisatawan Muslim 2024, Indonesia Teratas

20 Destinasi Terbaik untuk Wisatawan Muslim 2024, Indonesia Teratas

Travel Update
Indonesia Jadi Destinasi Terbaik untuk Wisatawan Muslim 2024

Indonesia Jadi Destinasi Terbaik untuk Wisatawan Muslim 2024

Travel Update
Asal-usul Nama Golo Geleng di NTT, Konon Jadi Tempat Singgah Empo Rua

Asal-usul Nama Golo Geleng di NTT, Konon Jadi Tempat Singgah Empo Rua

Jalan Jalan
Pendakian ke Gunung Dempo di Sumatera Selatan Ditutup sampai 8 Juni

Pendakian ke Gunung Dempo di Sumatera Selatan Ditutup sampai 8 Juni

Travel Update
4 Aktivitas di Koryu Space di Jakarta, Baca Buku dan Bikin Origami

4 Aktivitas di Koryu Space di Jakarta, Baca Buku dan Bikin Origami

Jalan Jalan
Cara ke Koryu Space Japan Foundation, Naik MRT dan Transjakarta

Cara ke Koryu Space Japan Foundation, Naik MRT dan Transjakarta

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke