Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menikmati Kecantikan Goa Gong

Kompas.com - 26/07/2009, 20:08 WIB

Bagi warga Desa Bomo, keberadaan Goa Gong menjadi berkah karena memberikan tambahan penghasilan. Sebagian besar warga di desa itu membuka warung-warung makan dan minum di sekitar goa. "Saya biasanya membuka warung kalau akhir pekan atau musim liburan. Kalau hari biasa, sepi pengunjung," kata Suparni, salah satu pemilik warung.

Namun, kios yang juga diminati para pengunjung adalah kios penjualan perhiasan dari batu hias, seperti batu akik, gelang dari batu pualam, dan batu-batu hias lainnya. Ada sekitar 25 pedagang yang sebagian besar berasal dari Desa Sukodono, Kecamatan Donorojo, Pacitan. "Harga beragam dari Rp 3.000 hingga Rp 300.000," kata salah satu penjual batu hias, Yayan.

 

Kota seribu goa

Goa Gong hanya salah satu potensi wisata goa di Pacitan. Masih ada goa-goa lainnya yang menarik dan menantang untuk ditelusuri, seperti Goa Tabuhan, Goa Putri, Goa Kendil, Goa Pentung, dan Goa Somopuro. Ada sekitar 11 goa yang dikelola sebagai obyek wisata di Kabupaten Pacitan .

Jika Goa Gong dan Tabuhan cocok untuk wisata keluarga, Goa Luweng Jaran dan Luweng Ombo cocok untuk para petualang dan pehobi. Kedua goa itu memiliki lorong vertikal sedalam lebih 25 meter sehingga untuk memasukinya perlu menggunakan peralatan dan keahlian khusus. Meski harus bersusah payah untuk memasuki goa, rasa lelah pengunjung terobati dengan pemandangan ornamen goa yang masih alami dan memesona.

Ada pula goa yang tertutup untuk umum, yaitu Goa Song Terus, Song Gupuh, dan Song Kebak. Beberapa ilmuwan dari luar negeri sedang mengadakan penelitian di dalam ketiga goa itu. Sri Utami, perangkat Desa Wareng, Kecamatan Punung, Pacitan, mengatakan, di Goa Song Terus yang berada di wilayahnya sering ditemukan fosil-fosil manusia purba.

Goa Song Terus yang terletak di dekat Goa Tabuhan itu ditutup rapat dengan pagar besi . Salah satu papan peringatan yang dipasang Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Timur mencantumkan sanksi penjara maksimal 10 tahun dan denda Rp 100 juta jika terbukti merusak, mengubah, atau mengambil batu-batuan di dalam goa.

 

Geopark

Kekayaan potensi wisata alam di Pacitan itu mendorong Departemen Kebudayaan dan Pariwisata untuk terus menggarap daerah ini menjadi daerah tujuan wisata yang potensial di Indonesia . Salah satu rencana yang belum terealisasi adalah mengubah daerah karst di Pacitan menjadi geopark atau taman wisata geologi.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mencanangkan rencana pembangunan geopark ini pada 2006. Dari total wilayah Pacitan seluas 1.389 kilometer persegi, seluas 91.830 hektar berupa tanah endapan zaman tua (meoson) dan 36.829 hektar merupakan batu kapur zaman tua . Namun, dari luas wilayah itu, belum jelas daerah mana saja yang akan dijadikan geopark.

"Untuk membuat geopark, perlu pengkajian yang sangat serius dan saat ini masih berlangsung," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Winarno Sudjas. Jika sudah terbangun, goa-goa yang ada di Pacitan saling terhubung menjadi satu paket wisata yang menarik. Jika lelah menelusuri goa, wisatawan memiliki pilihan untuk bersantai di 10 pantai yang ada di Pacitan.

Meski memiliki beragam potensi wisata alam yang menakjubkan, fasilitas pendukung pariwisata di Pacitan masih minim. Di Kota Pacitan hanya ada sekitar 11 hotel. Padahal, wisatawan perlu berlama-lama untuk menikmati seluruh potensi alam itu.  "Kurangnya investasi menjadi penghambat. Saya sangat berharap, banyak pihak yang tertarik untuk bersama-sama membuka Pacitan sebagai tujuan wisata baru," kata Kepala dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pacitan, M Fathony.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com