Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ah, Masih Ada Hutan Bakau di Istana Raja Melayu

Kompas.com - 10/09/2009, 11:05 WIB

KOMPAS.com — Perjalanan ke hulu terhambat. Dua tongkang mengangkut bauksit melintang di alur Sungai Carang-Hulu Riau yang sempit. Tiga kapal cepat yang ditumpangi rombongan peserta Arung Sejarah Bahari IV/2009 untuk ”ziarah” ke sejumlah situs bersejarah di sekitar Kota Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, akhirnya harus menepi di sisi luar kawasan hutan bakau yang rimbun menyemak.

Alamak! Kurang dari 10 menit perjalanan dari muara Sungai Carang, beberapa menit setelah kapal motor bertolak dari Pelantar IIItempat tambatan kapal motor (pompong) tak jauh dari Pelabuhan Sri Bintan Pura, Tanjung Pinangternyata masih ada kawasan hutan bakau yang relatif masih terjaga. Letaknya pun masih di wilayah pusat kota, persisnya berada di Kelurahan Bugis, Kecamatan Tanjung Pinang Kota.

”Kalau saja bisa dikembangkan sebagai kawasan wisata ekologi dan dipadukan dengan wisata sejarah, dengan memanfaatkan sejumlah situs sisa peninggalan Kerajaan Melayu Riau-Johor-Pahang-Lingga yang ada di sini, wah, pasti memukau,” ujar salah satu mahasiswa peserta Arung Sejarah Bahari IV/2009, akhir Juli lalu.

Di tengah keprihatinan semakin banyak hutan bakau di daerah ini yang ”hilang”, kawasan hutan bakau yang tersisa di Kampung Bugis itu sedikit melegakan. Tapi itu bukan tanpa kekhawatiran. Perluasan wilayah kota yang terus berkembang, aktivitas penambangan bauksit yang tak juga reda dan membutuhkan dermaga-dermaga untuk tongkang pengangkut hasil tambang itu menuju kapal penampung yang ”lego jangkar” di perairan dalam, merupakan ancaman serius bagi keberadaan hutan bakau di wilayah ini.

Secara keseluruhan, kawasan hutan bakau di wilayah Kota Tanjung Pinang, semula tercatat sekitar 2.500 hektar, tersebar di tujuh titik. Namun, sebagian besar kawasan yang seharusnya dilindungi keberadaannya—sesuai dengan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan serta peraturan daerah setempat yang mengatur tentang kelestarian dan keseimbangan alam—itu sudah beralih fungsi. Sebutlah seperti kawasan di sekitar Pantai Impian dan Berkat Bestari yang kini jadi perumahan atau di beberapa tempat lain yang sudah dijadikan pertokoan dan galangan kapal.

Saat ini, kawasan hutan bakau yang masih tersisa itu umumnya sudah dikuasai oleh berbagai pihak, baik perusahaan maupun perorangan. Bentuk penguasaannya pun bahkan ada yang sudah berdasarkan sertifikat kepemilikan selain masih berupa alas hak, yakni semacam surat pengakuan hak atas tanah dari pihak kelurahan. Pemerintah Kota Tanjung Pinang sendiri menguasai kurang dari 10 hektar lahan hutan bakau di kawasan situs Istana Kota Lama untuk dilestarikan.

”Soal bagaimana sertifikat ataupun surat alas hak itu bisa ada, ini yang harus ditelusuri,” ujar Abdul Kadir Ibrahim, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjung Pinang. ”Sebab, kalau mengacu ke UU Kehutanan—yang tentunya harus ditegakkan—mestinya keberadaan hutan bakau itu dilindungi,” tambahnya.

Kota Tanjung Pinang sendiri baru menjadi daerah otonom sejak 2001. Sebelumnya, Tanjung Pinang adalah bagian dari wilayah Kabupaten Kepulauan Riau (sebelum resmi menjadi provinsi pada 2004) dan sekaligus sebagai ibu kota kabupaten tersebut.

Menyusuri sungai

Tentu bukan karena gumaman seorang mahasiswa peserta Arung Sejarah Bahari IV/2009, kalau kemudian terungkap, kini Pemerintah Kota Tanjung Pinang tengah merancang pengembangan hutan bakau dan lingkungannya menjadi obyek wisata baru bagi kota tersebut.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    3 Wisata Selain Pantai di Pulau Binongko di Wakatobi, Mandi di Air Gua

    3 Wisata Selain Pantai di Pulau Binongko di Wakatobi, Mandi di Air Gua

    Jalan Jalan
    5 Tempat Wisata Dekat Taman Lalu Lintas Bandung, Banyak yang Gratis

    5 Tempat Wisata Dekat Taman Lalu Lintas Bandung, Banyak yang Gratis

    Jalan Jalan
    Menuju Puncak Sarah Klopo Gunung Penanggungan, Lewat Jalur Mana?

    Menuju Puncak Sarah Klopo Gunung Penanggungan, Lewat Jalur Mana?

    Travel Tips
    Gerbang Pengendali Kerumunan Dipasang di Gunung Fuji, Cegah Kepadatan Pengunjung

    Gerbang Pengendali Kerumunan Dipasang di Gunung Fuji, Cegah Kepadatan Pengunjung

    Travel Update
    Libur Sekolah Telah Tiba, Ini Sederet Inspirasi Road Trip Seru ke Jawa Tengah

    Libur Sekolah Telah Tiba, Ini Sederet Inspirasi Road Trip Seru ke Jawa Tengah

    Hotel Story
    Bosan dengan Bali? Ini 3 Destinasi Wisata di Lombok yang Wajib Dikunjungi

    Bosan dengan Bali? Ini 3 Destinasi Wisata di Lombok yang Wajib Dikunjungi

    Jalan Jalan
    Puncak Bukit Mongkrang, Tujuan Pendakian Favorit yang Pas untuk Pemula

    Puncak Bukit Mongkrang, Tujuan Pendakian Favorit yang Pas untuk Pemula

    Jalan Jalan
    Pengalaman ke Taman Lalu Lintas Bandung, Ruang Bermain Anak di Tengah Kota

    Pengalaman ke Taman Lalu Lintas Bandung, Ruang Bermain Anak di Tengah Kota

    Jalan Jalan
     5 Tempat Wisata Outdoor di Jakarta untuk Libur Sekolah, Ada yang Gratis

    5 Tempat Wisata Outdoor di Jakarta untuk Libur Sekolah, Ada yang Gratis

    Jalan Jalan
    5 Museum di Jakarta untuk Libur Sekolah, Belajar Sejarah dan Membatik

    5 Museum di Jakarta untuk Libur Sekolah, Belajar Sejarah dan Membatik

    Jalan Jalan
    Nonton Video Mapping HUT Jakarta di Kota Tua, Saat Museum Fatahillah Jadi Layar Raksasa

    Nonton Video Mapping HUT Jakarta di Kota Tua, Saat Museum Fatahillah Jadi Layar Raksasa

    Jalan Jalan
    East Java Fashion Harmony 2024 di Tulungagung Luncurkan Batik Omah Budoyo

    East Java Fashion Harmony 2024 di Tulungagung Luncurkan Batik Omah Budoyo

    Travel Update
    Dihantam Gelombang Tinggi di Perairan TN Komodo, Kapal Wisata Terombang-ambing

    Dihantam Gelombang Tinggi di Perairan TN Komodo, Kapal Wisata Terombang-ambing

    Travel Update
    Rute Menuju ke Bali Farm House

    Rute Menuju ke Bali Farm House

    Jalan Jalan
    10 Aktivitas di Taman Lalu Lintas Bandung, Bisa Sepedaan

    10 Aktivitas di Taman Lalu Lintas Bandung, Bisa Sepedaan

    Jalan Jalan
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com