Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertahan karena Turis Penasaran

Kompas.com - 18/08/2010, 20:58 WIB

Tetapi, tetap saja pusat perhatian dari keseluruhan kompleks itu adalah Stadion Sarang Burung. Sekalipun untuk masuk ke dalam stadion yang kosong melompong itu tidak gratis, berbondong-bondong orang tetap penasaran.

Nguyen Ba Vinh Bao dan Vo Duy Nghia adalah dua pengunjung asal Vietnam yang memutuskan masuk ke dalam stadion raksasa itu untuk memenuhi rasa penasaran mereka. Setelah membayar 50 yuan (sekitar Rp 65.000), keduanya pun puas.

”Ya, memang itulah harga yang harus dibayar untuk masuk bagi pengunjung dewasa,” kata Nguyen.

Penjualan tiket

Dari penjualan tiket bagi wisatawan inilah, Stadion Sarang Burung bertahan. Selain itu, sejumlah kegiatan olahraga besar dan pertunjukan yang dilangsungkan dalam waktu-waktu tertentu juga membantu stadion raksasa itu bertahan.

Kantor berita Xinhua dalam situsnya news.xinhuanet.com melaporkan, Stadion Sarang Burung memberikan penghasilan sebesar 370 juta yuan (sekitar 54,2 juta dollar AS) sejak Olimpiade Beijing 2008 tanpa ada pemberitahuan soal keuntungan. Sementara biaya pemeliharaan tahunan stadion itu disebutkan mencapai 150 juta yuan.

Xinxua juga melaporkan, pendapatan itu diperoleh dari kunjungan wisatawan dan sejumlah kegiatan komersial yang diadakan di stadion tersebut. Beberapa di antaranya ialah pementasan opera Turandot karya sutradara Zhang Yimou dan beberapa pertandingan berskala relatif besar yang dilangsungkan sesekali.

Penggunaan stadion tersebut untuk kegiatan olahraga secara rutin masih relatif sulit dilangsungkan, mengingat strukturnya yang sangat besar dan kapasitasnya yang sungguh banyak menjadikannya relatif tidak efisien. Situs berita chinadaily.com.cn melaporkan, kesebelasan lokal Beijing Guoan juga telah menolak untuk menjadikan Stadion Sarang Burung sebagai markas mereka.

Kapasitas stadion itu, yang sekalipun telah diturunkan menjadi sekitar 81.000 penonton dari kapasitas aslinya ketika Olimpiade Beijing 2008, tetap terlalu besar bagi Beijing Guoan yang rata-rata hanya ditonton sekitar 11.000 orang setiap kali berlaga. Kunjungan wisatawan ke stadion itu pun, berdasarkan laporan chinadaily.com.cn, menurun drastis dari 80.000 orang per hari pada Oktober lalu menjadi hanya 15.000 orang sehari pada November silam.

Ini seiring dengan hasrat orang-orang yang semakin turun pada gemerlap pentas Olimpiade Beijing 2008 yang mengusung tema ”One World One Dream” dan dipancangkan beserta logonya di kawasan Tembok China yang masuk dalam wilayah Badaling, Distrik Yanqing, Beijing.

Padahal dalam catatan Kompas, China telah menggelontorkan dana sebesar 43 miliar dollar AS (sekitar Rp 387 triliun) untuk menggelar Olimpiade Beijing 2008. Di dalamnya termasuk pembangunan Stadion Sarang Burung yang dioperasikan The National Stadium Co Ltd dengan kepemilikan 58 persen saham oleh Pemerintah Kota Beijing dengan sisanya dimiliki oleh CITIC Group.

Bagi Indonesia yang akan menjadi tuan rumah SEA Games XXVI di tahun depan, kisah Stadion Sarang Burung mungkin bisa jadi pelajaran. (Ingki Rinaldi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com