Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisata Merapi Lesu

Kompas.com - 21/10/2010, 15:34 WIB

SLEMAN, KOMPAS - Pemberitaan tentang aktivitas Gunung Merapi yang dinilai berlebihan dan berkonotasi negatif tak hanya memukul perhotelan, tetapi juga pelaku pariwisata lain. Pemilik warung makan, penyedia jasa outbound dan rekreasi, hingga Lava Tour di Kaliadem mengaku sepi pengunjung.

Utik (27), yang membuka warung makan dengan menu utama wedhang gedhang di obyek wisata Kaliadem, mengatakan, sejak peningkatan status Merapi, dari normal menjadi siaga tanggal 20 September lalu, warungnya sepi pengunjung.

”Sebelum peningkatan status waspada, sehari saya bisa membawa pulang Rp 100.000. Tetapi kini paling Rp 20.000. Pemberitaan media yang berlebihan berdampak ke pedagang. Lha wong Merapi enggak apa-apa,” ujarnya, Rabu (20/10/2010).

Koordinator Lava Tour Kaliadem, Riyanto, mengatakan, kunjungan wisatawan yang pada hari-hari biasa mencapai 50 orang kini berkurang 30 persen. Lava Tour yang dibuka pascaerupsi Merapi 2006 ini dikelola Karang Taruna Desa Umbulharjo dan Desa Kepuharjo, Cangkringan.

”Setiap wisatawan dari luar DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) selalu menanyakan apakah Merapi aman. Walau statusnya siaga pun, Merapi tak membahayakan,” katanya meyakinkan.

Keluhan senada disampaikan Rifal H Budiman, pemilik sekaligus pengelola Lembah Bendo, penyedia jasa outbound dan rekreasi di wilayah Kalikuning, Kaliurang.

”Sudah empat (komunitas) yang membatalkan order outbound pada 23 Oktober-1 November; dua komunitas kampus dan dua kantor. Sedihnya, keempatnya dari Yogyakarta, bukan dari luar DIY. Alasan mereka, takut Merapi erupsi,” ujarnya.

Sebagaimana diberitakan, aktivitas Gunung Merapi belakangan ini meningkat. Tanggal 13 Oktober lalu sebagian material Merapi bahkan mulai longsor.

Dua hari kemudian, 15 Oktober, kubah lava Merapi dilaporkan terus membesar, mengembang rata-rata 9 sentimeter per hari. Sebelumnya, pembesaran kubah lava hanya beberapa milimeter per hari.

Pembesaran kubah lava itu condong ke selatan atau ke arah Sleman, DIY, sedangkan sisi barat yang ke arah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, belum membesar.

Anggota staf Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian Yogyakarta, M Muzani, juga mengatakan, Merapi sudah menampakkan kesamaan gejala awal dengan letusan besar yang terjadi tahun 1822, 1872, dan 1930-1931.

Namun, jangan buru-buru mengatakan tahun ini akan terjadi letusan besar. ”Tidak ada kesamaan gejala yang dapat dijadikan acuan karena letusan Gunung Merapi kerap menampakkan gejala awal berbeda-beda,” ujarnya.

Terkait penanggulangan bencana Merapi, dari Boyolali dilaporkan, rencana hibah pusat komando penanggulangan bencana Gunung Merapi di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, yang semula akan dibangun oleh Komando Pasifik Amerika Serikat mulai Agustus 2010 hingga kini menggantung. Pasalnya, pemerintah pusat menunda realisasi bantuan itu sampai waktu yang tidak ditentukan.

”Kalau dibangun tepat waktu, Desember sudah bisa digunakan. Ini (penangguhan) kami sayangkan,” kata Kepala Bidang Fisik, Prasarana, Sumber Daya Alam, dan Lingkungan Hidup pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Boyolali Cipto Budoyo, kemarin. (EGI/PRA/GAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Berkunjung ke Masjid Raya Bandung, Ibadah Sekaligus Wisata

    Berkunjung ke Masjid Raya Bandung, Ibadah Sekaligus Wisata

    Jalan Jalan
    4 Tips ke Taman Lalu Lintas di Bandung, Bawa Uang Tunai

    4 Tips ke Taman Lalu Lintas di Bandung, Bawa Uang Tunai

    Travel Tips
    Menginap di Vila Legian Bali, Dekat ke Pantai dan Tempat Oleh-oleh

    Menginap di Vila Legian Bali, Dekat ke Pantai dan Tempat Oleh-oleh

    Hotel Story
    Panduan Naik Kapal Pesiar Resorts World One, Wajib Bawa Paspor

    Panduan Naik Kapal Pesiar Resorts World One, Wajib Bawa Paspor

    Travel Tips
    Gunung Bromo Kebakaran 19 Juni 2024, Wisata Tetap Buka

    Gunung Bromo Kebakaran 19 Juni 2024, Wisata Tetap Buka

    Travel Update
    Kapal Pesiar Resorts World One Ingin Berlayar Lagi dari Jakarta

    Kapal Pesiar Resorts World One Ingin Berlayar Lagi dari Jakarta

    Travel Update
    Rekomendasi 4 Vila di Bali untuk Musim Liburan Sekolah Tahun Ini

    Rekomendasi 4 Vila di Bali untuk Musim Liburan Sekolah Tahun Ini

    Travel Update
    Taman Lalu Lintas: Lokasi, Harga Tiket Masuk, dan Jam Buka

    Taman Lalu Lintas: Lokasi, Harga Tiket Masuk, dan Jam Buka

    Jalan Jalan
    Tingkatkan Kunjungan Wisman, Mantan Menteri Pariwisata Usul Bebas Visa Kunjungan

    Tingkatkan Kunjungan Wisman, Mantan Menteri Pariwisata Usul Bebas Visa Kunjungan

    Travel Update
    Tiket Pesawat Masih Mahal, Sandiaga Sebut Tambahan Penerbangan Belum Tuntas

    Tiket Pesawat Masih Mahal, Sandiaga Sebut Tambahan Penerbangan Belum Tuntas

    Travel Update
    Kereta Tidur Berkecepatan Tinggi Hong Kong-Shanghai-Beijing Beroperasi

    Kereta Tidur Berkecepatan Tinggi Hong Kong-Shanghai-Beijing Beroperasi

    Travel Update
    7 Penginapan di Dieng, Pesan untuk Ikut Dieng Culture Festival

    7 Penginapan di Dieng, Pesan untuk Ikut Dieng Culture Festival

    Hotel Story
    Jelang Libur Sekolah, Pelaku Wisata Diminta Bersiap Hadapi Lonjakan Pengunjung

    Jelang Libur Sekolah, Pelaku Wisata Diminta Bersiap Hadapi Lonjakan Pengunjung

    Travel Update
    Penumpang KA Bandara di Yogyakarta dan Medan Melonjak Drastis Saat Idul Adha

    Penumpang KA Bandara di Yogyakarta dan Medan Melonjak Drastis Saat Idul Adha

    Travel Update
    Pengalaman Ikut Yoga di Vila Ubud Bali dan Tipsnya buat Pemula

    Pengalaman Ikut Yoga di Vila Ubud Bali dan Tipsnya buat Pemula

    Jalan Jalan
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com