Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Evakuasi Korban Terhambat Panas

Kompas.com - 31/01/2011, 02:41 WIB

Cilegon, Kompas - Direktur Kepolisian Air Kepolisian Daerah Banten Ajun Komisaris Besar Budi Hermawan mengatakan, proses pencarian dan evakuasi korban yang kemungkinan terjebak di dalam Kapal Motor Penumpang Laut Teduh 2 terhambat karena logam bangkai kapal tersebut masih panas.

Berdasarkan pantauan, hingga Minggu (30/1) petang, ada kepulan asap tipis dari bagian tengah kapal tersebut. Kondisi itu memaksa petugas pemadam kebakaran dan tim penyelamat harus meniti sisi yang aman untuk masuk ke dalam kapal.

”Selain itu, petugas pun harus ekstra hati-hati untuk menghindari kapal terguling karena posisi kapal belum sepenuhnya aman (stabil),” kata Budi.

Sepanjang Minggu, petugas sibuk menyemprotkan air ke beberapa bagian kapal yang hangus dan kandas di perairan Anyer di belakang Hotel Mandalika itu. Penyemprotan dilakukan melalui kapal yang berlayar mengelilingi bangkai Kapal Motor Penumpang (KMP) Laut Teduh 2.

Berdasarkan informasi dari para petugas, kendala lain adalah kepulan asap dan kemungkinan adanya gas berbahaya dampak kebakaran. Pelat logam kapal yang tebal membuat proses pendinginan memakan waktu lama.

Budi mengatakan, tim penyelamat juga masih menyisir perairan untuk mencari kemungkinan adanya korban KMP Laut Teduh 2. Mereka juga memanfaatkan helikopter untuk memantau perairan dari udara.

Proses pemadaman, pencarian, dan evakuasi jenazah menarik perhatian banyak warga yang sejak pagi berbondong-bondong memadati pesisir, sekitar 75 meter dari lokasi kandasnya KMP Laut Teduh 2.

Investigasi segera

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dalam perjalanan dari Swiss ke Jakarta, Minggu dini hari, menyatakan, terlalu sering terjadi kecelakaan kereta api.

”Saya sudah meminta kepada Wakil Presiden Boediono untuk melakukan investigasi apa yang salah karena kalau terjadi beberapa kali tentu ada yang salah,” ujar Presiden Yudhoyono dalam jumpa pers di Doha, Qatar.

Menurut Presiden, bangsa Indonesia perlu belajar bertanggung jawab untuk memperbaiki dan mengoreksi. ”Kita juga perlu memberikan sanksi kepada siapa pun yang bersalah kalau terjadi kesalahan orang, kesalahan manajemen, dan kesalahan kepemimpinan. Namun, kalau itu musibah, bukan kesalahan manusia, lain halnya,” ujar Presiden.

Presiden meminta kepada para pejabat terkait agar para pengguna jasa transportasi di Indonesia harus mendapat jaminan keselamatan dan keamanan serta kenyamanan yang lebih baik.

”Saya memberikan atensi khusus kepada sektor transportasi ini karena 1,5 tahun terakhir ini saya nilai cukup banyak kejadian yang semestinya tak terjadi,” kata Presiden.

Dalam jumpa pers itu, Presiden juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban yang terkena dampak dari dua kecelakaan transportasi tersebut, yakni kecelakaan kereta api di Kota Banjar, Jawa Barat, dan kapal di Selat Sunda.

”Sabtu sekitar pukul 06.00 di Davos, Swiss, saya berkomunikasi dengan Wapres. Saya prihatin terjadi dua kecelakaan transportasi. Saya mendapat laporan, tindakan medis telah dilaksanakan. Saya juga menyampaikan dukacita saya kepada keluarga korban yang kehilangan dalam musibah ini,” ujar Yudhoyono. (CAS/OSD)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

Travel Tips
Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Travel Update
China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

Travel Update
Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Travel Update
Daftar Planetarium dan Observatorium di Indonesia

Daftar Planetarium dan Observatorium di Indonesia

Jalan Jalan
Harga Tiket dan Jam Buka Gereja Ayam Bukit Rhema di Borobudur

Harga Tiket dan Jam Buka Gereja Ayam Bukit Rhema di Borobudur

Travel Update
Bali Maritim Tourism Hub, Gerbang Penghubung Pariwisata di Indonesia Timur

Bali Maritim Tourism Hub, Gerbang Penghubung Pariwisata di Indonesia Timur

Travel Update
Banyak Kasus Pungutan Parkir Liar di Tempat Wisata, Digitalisasi Tiket Parkir Jadi Solusi

Banyak Kasus Pungutan Parkir Liar di Tempat Wisata, Digitalisasi Tiket Parkir Jadi Solusi

Travel Update
Ramai soal Video Pejabat Ajak Turis Korea Selatan Mampir ke Hotel, Ini Kata Sandiaga

Ramai soal Video Pejabat Ajak Turis Korea Selatan Mampir ke Hotel, Ini Kata Sandiaga

Travel Update
Cuaca Cerah, Wisata Lembah Oya Kedungjati di Bantul Sudah Buka Lagi

Cuaca Cerah, Wisata Lembah Oya Kedungjati di Bantul Sudah Buka Lagi

Travel Update
Ini 10 Tempat Wisata Luar Ruangan di Jakarta yang Bisa Dikunjungi

Ini 10 Tempat Wisata Luar Ruangan di Jakarta yang Bisa Dikunjungi

Jalan Jalan
Imbas Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Sandiaga Berharap Potensi Studi Tur Tidak Berkurang

Imbas Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Sandiaga Berharap Potensi Studi Tur Tidak Berkurang

Travel Update
Larangan di Umbul Nilo, Pemandian Sebening Kaca di Klaten

Larangan di Umbul Nilo, Pemandian Sebening Kaca di Klaten

Travel Update
Ngargoyoso Waterfall, Wisata Air Terjun Baru di Karanganyar

Ngargoyoso Waterfall, Wisata Air Terjun Baru di Karanganyar

Jalan Jalan
Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Masyarakat Diingatkan Cek Kelayakan Bus di Spionam

Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Masyarakat Diingatkan Cek Kelayakan Bus di Spionam

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com