Berdasarkan pantauan, hingga Minggu (30/1) petang, ada kepulan asap tipis dari bagian tengah kapal tersebut. Kondisi itu memaksa petugas pemadam kebakaran dan tim penyelamat harus meniti sisi yang aman untuk masuk ke dalam kapal.
”Selain itu, petugas pun harus ekstra hati-hati untuk menghindari kapal terguling karena posisi kapal belum sepenuhnya aman (stabil),” kata Budi.
Sepanjang Minggu, petugas sibuk menyemprotkan air ke beberapa bagian kapal yang hangus dan kandas di perairan Anyer di belakang Hotel Mandalika itu. Penyemprotan dilakukan melalui kapal yang berlayar mengelilingi bangkai Kapal Motor Penumpang (KMP) Laut Teduh 2.
Berdasarkan informasi dari para petugas, kendala lain adalah kepulan asap dan kemungkinan adanya gas berbahaya dampak kebakaran. Pelat logam kapal yang tebal membuat proses pendinginan memakan waktu lama.
Budi mengatakan, tim penyelamat juga masih menyisir perairan untuk mencari kemungkinan adanya korban KMP Laut Teduh 2. Mereka juga memanfaatkan helikopter untuk memantau perairan dari udara.
Proses pemadaman, pencarian, dan evakuasi jenazah menarik perhatian banyak warga yang sejak pagi berbondong-bondong memadati pesisir, sekitar 75 meter dari lokasi kandasnya KMP Laut Teduh 2.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dalam perjalanan dari Swiss ke Jakarta, Minggu dini hari, menyatakan, terlalu sering terjadi kecelakaan kereta api.
”Saya sudah meminta kepada Wakil Presiden Boediono untuk melakukan investigasi apa yang salah karena kalau terjadi beberapa kali tentu ada yang salah,” ujar Presiden Yudhoyono dalam jumpa pers di Doha, Qatar.
Menurut Presiden, bangsa Indonesia perlu belajar bertanggung jawab untuk memperbaiki dan mengoreksi. ”Kita juga perlu memberikan sanksi kepada siapa pun yang bersalah kalau terjadi kesalahan orang, kesalahan manajemen, dan kesalahan kepemimpinan. Namun, kalau itu musibah, bukan kesalahan manusia, lain halnya,” ujar Presiden.
Presiden meminta kepada para pejabat terkait agar para pengguna jasa transportasi di Indonesia harus mendapat jaminan keselamatan dan keamanan serta kenyamanan yang lebih baik.
”Saya memberikan atensi khusus kepada sektor transportasi ini karena 1,5 tahun terakhir ini saya nilai cukup banyak kejadian yang semestinya tak terjadi,” kata Presiden.
Dalam jumpa pers itu, Presiden juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban yang terkena dampak dari dua kecelakaan transportasi tersebut, yakni kecelakaan kereta api di Kota Banjar, Jawa Barat, dan kapal di Selat Sunda.
”Sabtu sekitar pukul 06.00 di Davos, Swiss, saya berkomunikasi dengan Wapres. Saya prihatin terjadi dua kecelakaan transportasi. Saya mendapat laporan, tindakan medis telah dilaksanakan. Saya juga menyampaikan dukacita saya kepada keluarga korban yang kehilangan dalam musibah ini,” ujar Yudhoyono.