Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kembudpar: Rp2 Miliar-Rp4 Miliar Per DMO

Kompas.com - 15/03/2011, 08:15 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pedoman utama Destination Management Organization (DMO) atau tata kelola destinasi adalah perlu adanya komitmen dan rasa memiliki dari semua elemen yang terlibat, mulai dari masyarakat, pemerintah, dan industri pariwisata.

Dirjen Pengembangan Destinasi Wisata Kemenbudpar Firmansyah mengatakan, pihaknya tidak bisa mendikte, hanya bisa bersifat memfasilitasi. "Kita datang ke daerah dan melakukan pendekatan kepada mereka, apakah mau kembangkan daerahnya yang destinasi wisata. Karena destinasi wisata bukan punya pusat, daya tarik wisata kan punya daerah," katanya di Gedung Sapta Pesona.

Pihaknya secara terus menerus perlu melakukan pendekatan. Hal ini yang mereka lakukan saat uji coba DMO di Danau Toba dan Pangandaran. Ia menambahkan pendekatan tidak bisa dari level atas ke level bawah, melainkan harus bersifat partisipasi dan bottom up (dari level bawah ke level atas).

"Jadi harus dari masyarakat dulu. Kalau semua sudah mau, baru bisa jalan. Pendekatan terus-menerus, jadi bisa berkali-kali. Pendekatan juga ke ketua adat atau tokoh yang dihormati, harus didatangi juga. Masyarakat setempat kita kumpulin. Kalian sepakat gak tempat dijadikan wisata. PHRI juga ditanya mau gak buat hotel. Asita dan pemerintah daerah juga ditanya. Sehingga pada akhirnya ada kesepakatan di antara stakeholder semua," jelasnya.

Jika telah terjadi kesepakatan bersama, baru kemudian dibuat rencana kerja. Selain itu juga dibuat kesepakatan untuk target dan indikator keberhasilan.

"Indikator keberhasilan dilihat dari tingkat kunjungan, pelayanan yang baik, lingkungan tetap terjaga, kesejahteraan masyarakat naik, aktivitas pariwisata naik. Tapi kan daari awal ini komitmen masyarakat. Jadi disepakati bersama juga target waktu dan apa yang mau diukur kalau DMO berhasil," katanya.

Sebagai contoh di Danau Toba, menurut Firmansyah semua pihak akhirnya sepakat  menetapkan target sebagai ukuran keberhasilan, yaitu jumlah kunjungan mencapai 300 ribu wisatawan mancanegara dalam setahun. Mereka juga menetapkan jangka waktu program selama lima tahun.

"Mereka menyatakan sanggup mendapatkan wisman 300 ribu di tahun 2014. Dulu Danau Toba dikunjungi sampai 300 ribu wisman. Tapi beberapa tahun belakangan cuma 100 ribuan saja," katanya.   Staf dan Tenaga Ahli

Kemenbudpar menganggarkan Rp 2 miliar-Rp 4 miliar per DMO untuk memfasilitasi pertemuan. Untuk tenaga ahli, bisa berasal dari swasta, LSM, lembaga pendidikan pariwisata, atau tokoh masyarakat. Tenaga ahli yang dipilih adalah yang sudah terbiasa di kalangan masyarakat setempat dan mengerti budaya dan bahasa setempat. Serta berpengetahuan tentang pengembangan pariwisata. Firmansyah juga menjelaskan bahwa instansi pemerintah lain pun dilibatkan.

"Dinas Pekerjaan Umum, Perhubungan, Kelautan, dan lain-lain. Misalnya ada jalan perlu diperbaiki berarti berhubungan dengan PU," tuturnya.

Saat ditanya apakah yang menjadi kesulitan utama, Firmansyah menjawab, kesulitan ada di pendekatan. "Pendekatan yang paling sulit, salah masuk bisa keliru. Banyak yang kita dekati merasa ini proyek. Kita perlu ownership dari masyarakat. Masyarakat harus merasa memiliki dulu. Ini pedomannya membangun kesadaran adanya ownership dan trust. Perlu proses untuk mendapatkan inisiatif dan partisipasi dari masyarakat," jelasnya.

Ia menambahkan jika sebatas proyek dari pemerintah cenderung mendapatkan penolakan. "Karena masyarakat tidak merasa memiliki. Misalnya pemerintah pusat membangun obyek wisata, dia merasanya itu milik pusat. Jadi ini kita memulai dari yang punya tempat. Nantinya yang dapat dia juga. Kalau berhasil yang dapat daerah juga," ungkapnya.

Sebagai gambaran, di Danau Toba memerlukan sampai 15 pertemuan untuk mencapai kesepakatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Travel Update
Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Travel Update
6 Hotel Dekat Beach City International Stadium Ancol, mulai Rp 250.000

6 Hotel Dekat Beach City International Stadium Ancol, mulai Rp 250.000

Hotel Story
4 Hotel Dekat Pantai di Cilacap, Tarif Rp 250.000-an

4 Hotel Dekat Pantai di Cilacap, Tarif Rp 250.000-an

Hotel Story
5 Wisata Air Terjun di Karanganyar, Ada Ngargoyoso dan Jumog

5 Wisata Air Terjun di Karanganyar, Ada Ngargoyoso dan Jumog

Jalan Jalan
Pengalaman ke Desa Wisata Koto Kaciak, Coba Panen Madu Lebah Galo-Galo

Pengalaman ke Desa Wisata Koto Kaciak, Coba Panen Madu Lebah Galo-Galo

Jalan Jalan
BaliSpirit Festival 2024 Targetkan Partisipasi 3.000 Turis Asing

BaliSpirit Festival 2024 Targetkan Partisipasi 3.000 Turis Asing

Travel Update
Sertifikasi Halal di 3.000 Desa Wisata Dipercepat hingga Oktober 2024

Sertifikasi Halal di 3.000 Desa Wisata Dipercepat hingga Oktober 2024

Travel Update
5 Pantai di Cilacap, Cocok Jadi Lokasi Healing dan Surfing

5 Pantai di Cilacap, Cocok Jadi Lokasi Healing dan Surfing

Jalan Jalan
Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com