Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jawa Timur, Berfoto dengan Bayi Singa Sampai Berburu Batik Madura

Kompas.com - 20/10/2011, 17:29 WIB
Valentine Widi Virdhani

Penulis

KOMPAS.com – Wisata Jawa Timur identik dengan Surabaya dan Malang. Nyatanya, Jawa Timur memiliki 8 kota dan 29 Kabupaten. Tentu saja, dari banyaknya kota dan kabupaten ini ratusan objek wisata baik sudah banyak dikenal orang maupun masih tersembunyi di dalamnya.

Sebut saja misalnya Taman Safari Indonesia II Prigen. Taman Safari oleh kalangan Jakarta identik dengan Taman Safari di Cisarua, Bogor. Padahal di Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, pun terdapat Taman Safari.

Taman Safari ini mempunyai lebih dari 2500 satwa dari sekitar 200 spesies yang berbeda dari hewan-hewan di seluruh dunia maupun Indonesia. Terbagi dalam empat area yaitu Taman Satwa (Animals Park), Area Rekreasi (Recreation Area), Baby Zoo dan Water World.

Di taman satwa ini, kita akan melihat langsung bagaimana kehidupan satwa di habitat asli. Tentunya hutan di Taman Safari II ini merupakan hutan buatan. Anda bisa melihat aneka satwa dari dalam mobil.

Binatang tertentu seperti llama, unta, atau zebra, dapat Anda beri makanan wortel yang bisa Anda beli sebelum memasuki kawasan taman satwa seharga lima ribu rupiah. Bila Anda yang ingin berinteraksi dan berfoto langsung dengan hewan, Anda dapat menuju Baby Zoo dan bermain dengan anak satwa liar di sana seperti harimau putih, macan tutul, tarsius, tapir landak, cheetah, dan orang utan.

Puas bersafari dengan satwa-satwa dan berfoto dengan bayi hewan yang jinak, Anda dapat melanjutkan perjalanan ke Kawasan Tretes. Kawasan ini masih masuk Kecamatan Prigen. Tretes menampilkan pegunungan yang permai dengan udara sejuk dan panorama alam yang memikat.

Sepintas, mengingatkan wisatawan asal Jakarta pada kawasan Puncak, Jawa Barat. Tretes menyediakan tempat peristirahatan yang sangat ideal untuk refreshing karena dikelilingi pohon cemara, kebun buah dan sayur, serta hamparan padi di sawah. Wisata yang terdapat di Tretes antara lain air terjun Kakek Bodo, Bumi Perkemahan, wisata berkuda, pasar buah, air terjun Putuk Truno, dan terdapat pula areal olah raga golf.

Di perjalanan turun dari Tretes, Anda dapat singgah di Candi Jawi yang merupakan peninggalan Kerajaan Singosari. Di sini terdapat panggung terbuka terbesar di Jawa Timur yaitu Taman Candra Wilwatikta yang pada saat tertentu disuguhkan kesenian Jawa Timur.

Tertarik dengan benda-benda atau bangunan bersejarah eksotis? Berkunjunglah ke Trowulan di Kabupaten Mojokerto. Banyak bukti yang bisa disaksikan di situs ini tetnang kebesaran kerajaan Majapahit yang berkembang lebih dari 200 tahun dari tahun 1293 dan diperkirakan runtuh tahun 1521 Masehi.

Ada Gapura Wringin Lawang yang dulunya merupakan gerbang utama masuk ke Kerajaan Majapahit. Ada pula gerbang belakang yaitu Gapura Bajang Ratu, dengan taman yang lebih luas.

Kemudian ada Candi Tikus yang mendapatkan nama tersebut karena pada saat penggalian situs ini terdapat wabah tikus yang melanda Trowulan. Pengejaran tikus-tikus itu berujung pada gundukan tanah yang ketika digali ternyata berwujud candi.

Ada Kolam Segaran yang konon para petinggi Kerajaan Majapahit senang menjamu tamu kehormatan dari luar kerjaan di tepi kolam ini. Konon, perangkat makan yang terbuat dari emas dilempar ke Kolam Segaran sebagai bukti kedigdayaan Majapahit.

Lalu ada pula The Sleeping Budha di Vihara Trowulan. Patung Buddha tersebut bercorak emas dengan posisi rebah dan tersenyum damai. Bila Anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang Kerajaan Majapahit yang tersohor, Anda dapat mengunjungi Museum Majapahit untuk menelusuri relik sejarah Majapahit.

Nah, selanjutnya adalah mampir ke pancuran air raksasa yang memiliki mitos dapat membuat awet muda apabila mandi di tempat ini. Anda dapat pergi ke Air Terjun Sedudo di Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk. Jaraknya sekitar 110 kilometer dari Surabaya.

Air terjun ini memiliki tinggi sekitar 105 meter dan berada pada ketinggian 1438 meter dibawah permukaan laut. Tempat wisata tersebut mempunyai fasilitas yang cukup baik dan jalur transportasi yang mudah diakses.

Udara di sini terasa sangat dingin di pagi dan sore hari. Oleh karena itu bila Anda ingin berendam namun tidak terlalu kuat hawa dingin, sebaiknya datang pada siang hari. Air Terjun Sedudo diyakini sebagai Tirta Suci yang mengalir dari khayangan.

Pada zaman Majapahit, air yang mengalir ini sering dipergunakan untuk mencuci senjata pusaka milik Raja dan Patih dalam Prana Prastita. Dari situlah, masyarakat setempat dan sebagian wisatawan mempercayai mitos bahwa bila mandi di air terjun Sedudo pada bulan Suro dapat membawa berkah awet muda pada orang yang mandi di tempat ini.

Perjalanan dapat dilanjutkan ke arah Pulau Madura melewati Jembatan Suramadu. Anda dapat mampir ke Kota Bangkalan yang merupakan kota terbarat Pulau Madura. Maka tak heran setelah persemian Jembatan Suramadu, kota ini mendadak ramai dikunjungi wisatawan.

Anda dapat berbelanja batik khas Madura yang penuh warna dan memiliki nilai seni yang tinggi. Keistimewaan batik madura adalah warnanya yang semakin lama semakin cerah dengan corak dan ragam yang bebas dan unik.

Warna terang dan gelap yang dihasilkan batik ini melalui perendaman kain yang cukup lama antara satu hingga tiga bulan, bahkan ada yang mencapai satu tahun sehingga warna kain batik lebih awet dari biasanya.

Di kota ini selain berburu batik, Anda juga dapat mencicipi kuliner khasnya yaitu nasi bebek sinjay dan nasi campur petis. Nasi bebek sinjay akan membuat Anda ketagihan. Anda akan menikmati nasi bebek dengan daging bebek yang empuk, nasi pulen, dan yang terutama adalah sambal mangga yang merupakan khas Madura.

Ingin mencoba nasi petis khas Madura? Hidangan nasi petis terdiri dari kombinasi nasi putih, soun kecap, dengan lauk telur petis, ditambah empal, paru goreng, semur daging sapi yang empuk dan dimasak dengan jintan, serta sambal dengan pedas yang cukup nampol.

Tak lengkap rasanya bila mampir ke Madura tidak melihat pertunjukan Karapan sapi. Anda dapat melancong ke Pamekasan. Setiap bulan September hingga bulan November merupakan musim panen padi atau tembakau.

Saat inilah diadakan Karapan Sapi sebagai pesta rakyat dan tradisi masyarakt sekitar. Karapan sapi adalah adu cepat beberapa pasang sapi yang menarik semacam kereta dari kayu. Di sini tempat joki berdiri dan mengendalikan pasangan sapi tersebut. Mereka berpacu di trek pacuan sepanjang sekitar kurang lebih 100 meter.

Di Pamekasan juga terdapat tempat wisata yang menakjubkan yaitu Api Abadi yang Tak Kunjung Padam. Tepatnya di Desa Larangan Tokol, Kecamatan Tlanakan yang berjarang 4 kilometer ke arah Selatan dari Kota Pamekasan.

Di sini terdapat suatu halaman luas yang dipagari dan di dalamnya terdapat api abadi yang tak pernah padam. Saat diguyur hujan lebat pun api yang tadinya mati, menjadi menyala kembali.

Jika tanah sekitar titik api digali, api akan menjadi besar namun tak dapat membuat titik api baru dengan sengaja. Hal yang mengherankan adalah api hanya menyala di tanah sekitar lingkaran pagar dan tak akan merambat ke luar pagar itu.

Tak ada pembuktian ilmiah mengapa api tersebut menyala terus. Nyala api yang muncul sama seperti nyala kompor gas dan tak sedikit pengunjung yang memanfaatkan api untuk membakar ayam dan jagung yang sengaja disediakan penjual sekitar lokasi itu.

Agak jauh dari Pamekasan, juga terdapat wisata-wisata menarik di Kota Sumenep. Terdapat Museum Keraton Sumenep yang merupakan bangunan bekas Keraton Sumenep yang berarsitektur campuran Jawa, China, dan Arab. Museum ini memiliki tiga bangunan utama yaitu bangunan induk Keraton, Taman Sare, dan Labang Mesem.

Di bangunan induk, Anda dapat melihat aula pertemuan dengan kursi-kursi merah berukir, koridor, dan tempat kediaman raja. Terdapat koleksi-koleksi barang peninggalan Keraton seperti piring keramat peninggalan raja, kereta raja, dan lainnya.

Di Taman Sare terdapat kolam yang dipercaya memiliki air berkekuatan magis untuk menambah kecantikan dan mempermudah jodoh. Namun kini pengunjung dilarang mandi ataupun mencuci muka dengan air tersebut. Di kolam tersebut ada ikan hias dalam jumlah banyak.

Ada pula Makam Asta Tinggi yang merupakan makam para raja Sumenep, keturunan, dan kerabatnya. Bagian pertama terdiri dari kubah Bindoro Saud, kubah Pangeran Jimad, dan kubah P. Pulang Jiwo di sisi kiri.

Bagian kedua berada di tengah dan mempunyai bentuk yang paling indah yaitu kubah Sri Sultan A. Rahman dan kubah Panembahan Sumolo. Sedangkan bagian ketiga merupakan bagian terlarang sehingga pengunjung dilarang memasukinya.

Selain itu Anda dapat bersantai dan menikmati keindahan Pantai Slopeng yang memiliki pasir putih yang semi padat menghampar luas dihiasi pohon kelapa dan siwalan di pinggir pantai. Bila Anda suka memancing ikan di laut, laut di pantai ini dapat menjadi pilihan karena kaya akan beragam jenis ikan.

Selain itu juga ada Pantai Lombang yang memiliki ombak yang tidak terlalu besar dengan ribuan pohon cemara udang raksasa berusia ratusan tahun menjulang tinggi di sepanjang pantai. Pohon-poho ini menciptakan suasana asri dan sejuk di pantai ini. (Asita DK Suryanto)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com