Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yuk Belajar Membuat Dodol Garut

Kompas.com - 30/04/2012, 11:15 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

KOMPAS.com – Garut di Jawa Barat di masa kolonial sering dikunjungi orang Belanda untuk pelesir maupun menjadi tempat menetap orang-orang Eropa, terutama yang memiliki usaha perkebunan. Nah, para noni Belanda di waktu senggang belajar membuat dodol Garut.

Ya, dodol yang menjadi kuliner khas Garut menyimpan sejarah panjang. Tradisi pembuatan dodol di rumah-rumah sudah diwariskan sejak turun temurun. Di Garut, ketan biasa ditanam berdampingan dengan padi. Sekilas kedua tanaman ini mirip.

Dodol-dodol yang tadinya hanya dibuat di rumah-rumah pun mulai dijual. Industri rumah tangga yang membuat dodol mulai bermunculan, salah satunya adalah usaha milik Haji Iton Damiri di tahun 1947. Pada masa itu, dodol-dodol produk rumahan dijual dengan merek-merek nama orang.

Haji Iton pun tak mau ketinggalan. Ia menjual produknya dengan nama yang selalu berganti seperti Halimah dan Fatimah. Sampai akhirnya ia berusaha memasukkan dodol buatannya ke sebuah swalayan di Pasir Koja, Bandung.

Di masa itu, swalayan bernama “Picnic” tersebut dipandang sebagai toko bagi kaum elit. Dodol yang dianggap kampungan pun tak bisa masuk. Haji Iton tak habis akal. Dodol buatannya pun sengaja ia ganti lagi namanya menjadi “Dodol Picnic”.

Dengan berbagai usaha, dodol itu pun bisa masuk ke swalayan Picnic dan mulai terkenal. Selanjutnya, Aam Mawardi, saudara Haji Iton, ikut membantu mengembangkan usaha keluarga tersebut. Kini Dodol Picnic sudah dipegang oleh generasi kedua.

Kisah sejarah Dodol Picnic mengawali cerita untuk para peserta tur pabrik Dodol Garut yang terletak di Jalan Pasundan. Baru-baru ini, pihak Dodol Picnic membuka pabrik mereka bagi wisatawan yang ingin melihat langsung pembuatan dodol legendaris tersebut.

Menurut Nandi yang bekerja di pabrik Dodol Picnic, program wisata kuliner terbuka untuk wisatawan yang ingin mengenal produk maupun proses pembuatan Dodol Picnic. Apalagi produknya yang sudah lama tak berinovasi, akhirnya beberapa tahun belakangan mulai meluncurkan produk-produk baru. Dodol pun memiliki beragam rasa.

Mendengar nama Dodol Picnic itu sendiri, tentu Anda sudah tak asing dengan dodol satu ini. Kemasan kotak merah jambu dengan isi potongan dodol-dodol hitam atau cokelat susu dengan rasa legit. Selama bertahun-tahun, dodol ini sudah menjadi ikon Garut.

Dodol Picnic tak hanya menjadi oleh-oleh khas dari Garut, bahkan orang-orang dari Jakarta atau kota lain sekitar Garut pun menjadikan dodol ini menjadi oleh-oleh saat pulang kampung. Seperti yang diungkapkan seorang peserta tur dari Jakarta, Yusdina.

“Kampung saya di Padang, kalau pulang kampung ke Padang dari Jakarta, pasti bawanya Dodol Picnic,” ungkapnya.

Masuk ke dalam pabrik yang luas tersebut, pemandangan pertama adalah kuali-kuali besar berisikan adonan dodol. Nandi menuturkan setelah persiapan bahan, barulah tahap pengadukan adonan dodol selama empat jam.

Ada 12 wadah pengadukan dengan masing-masing wadah berisikan satu jenis rasa. Tahap kedua barulah pemasukan minyak nabati dan minyak hewani. Selanjutnya proses pendinginan selama 12 jam dan proses aging selama satu malam.

Dodol kemudian dipotong dan dilakukan pembungkusan secara manual. Nah, di bagian pembungkusan kembali, pengunjung dapat melihat langsung tangan-tangan terampil para ibu membungkus dodol. Sementara para lelaki tak mau kalah, dengan cepat membuat kotak-kotak kemasan.

“Mulai tahun 2012 ini, kami ada produk-produk baru seperti dodol rasa wijen atau jahe madu, lalu dodol rasa buah-buahan,” kata Nandi.

Pihak Dodol Picnic tengah membuat tempat khusus agar pengunjung dapat menikmati langsung dodol yang baru jadi. Sayangnya, pihak Dodol Picnic baru sebatas menawarkan pengunjung untuk melihat proses pembuatan. Sedangkan untuk kelas memasak dodol belum ada.

Nandi mengungkapkan pihaknya memang ada rencana untuk membuka kelas memasak dodol. Kita tunggu saja rencana ini, sehingga suatu hari pengunjung bisa merasakan sesaat menjadi noni-noni Belanda yang belajar membuat dodol di Garut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Aktivitas Vulkanik Gunung Slamet Naik, Ratusan Pendaki Gagal Gapai Atap Jawa Tengah

Aktivitas Vulkanik Gunung Slamet Naik, Ratusan Pendaki Gagal Gapai Atap Jawa Tengah

Travel Update
Rute ke Gereja Ayam Bukit Rhema, Cuma 10 Menit dari Candi Borobudur

Rute ke Gereja Ayam Bukit Rhema, Cuma 10 Menit dari Candi Borobudur

Travel Tips
Kota Batu Cocok untuk Olahraga, Event Sport Tourism Akan Diperbanyak

Kota Batu Cocok untuk Olahraga, Event Sport Tourism Akan Diperbanyak

Travel Update
Lihat Sunrise di Gereja Ayam Bukit Rhema Harus Reservasi Dulu, Ini Cara dan Tarifnya

Lihat Sunrise di Gereja Ayam Bukit Rhema Harus Reservasi Dulu, Ini Cara dan Tarifnya

Travel Update
Perjalanan Salatiga-Yogya-Pacitan yang Indah, Menikmati Pesona Pantai Banyu Tibo dan Buyutan

Perjalanan Salatiga-Yogya-Pacitan yang Indah, Menikmati Pesona Pantai Banyu Tibo dan Buyutan

Jalan Jalan
Gereja Ayam Bukit Rhema di Borobudur, Pesona Sunrise Dikelilingi 5 Gunung

Gereja Ayam Bukit Rhema di Borobudur, Pesona Sunrise Dikelilingi 5 Gunung

Jalan Jalan
5 Hotel Dekat Ocean Park BSD, Bisa Jalan Kaki

5 Hotel Dekat Ocean Park BSD, Bisa Jalan Kaki

Hotel Story
5 Penginapan dekat Kebun Raya Cibodas

5 Penginapan dekat Kebun Raya Cibodas

Hotel Story
10 Tempat Wisata Keluarga Terbaik di Dunia 2024, Ada Resor di Bali

10 Tempat Wisata Keluarga Terbaik di Dunia 2024, Ada Resor di Bali

Jalan Jalan
7 Wisata Ramah Anak di Bandung, Cocok untuk Liburan Sekolah

7 Wisata Ramah Anak di Bandung, Cocok untuk Liburan Sekolah

Jalan Jalan
9 Wisata Malam di Solo, Kunjungi Saat Mampir

9 Wisata Malam di Solo, Kunjungi Saat Mampir

Jalan Jalan
6 Tips Penting untuk Merencanakan Liburan Keluarga

6 Tips Penting untuk Merencanakan Liburan Keluarga

Travel Tips
3 Mall Solo dekat Stasiun Purwosari, Bisa Jalan Kaki

3 Mall Solo dekat Stasiun Purwosari, Bisa Jalan Kaki

Jalan Jalan
Minimarket di Jepang dengan Latar Belakang Gunung Fuji Timbulkan Masalah

Minimarket di Jepang dengan Latar Belakang Gunung Fuji Timbulkan Masalah

Travel Update
Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com