Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Pariwisata Ukraina

Kompas.com - 30/06/2012, 21:47 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Sebagai salah satu tuan rumah dari ajang sepak bola Piala Eropa 2012, pariwisata Ukraina mengalami peningkatan. Kunjungan wisatawan ke Ukraina dilaporkan mencapai 4 juta orang dalam waktu dua pekan sejak Piala Eropa 2-12 diselenggarakan, atau naik 11 persen dibanding periode yang sama di tahun 2011.

Menurut Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar, olahraga memang menjadi salah satu pendekatan strategis untuk memperomosikan pariwisata suatu negara. Pendekatan strategis tersebut, imbuh Sapta, bisa melalui dua hal, yaitu olahraga dan budaya.

“Seperti Piala Eropa, itu adalah sport tourism, olahraga bisa blow-up suatu negara. Polandia itu kurang terkenal, paling orang Eropa saja yang tahu, apalagi Ukraina. Sekarang seluruh dunia tahu Ukraina, tahu Kiev,” ungkap Sapta kepada Kompas.com di Jakarta, Kamis (28/6/2012).

Ia menuturkan, olahraga merupakan alat yang ampuh untuk memperkenalkan suatu negara dan sisi pariwisata dari negara tersebut ke masyarakat dunia.

Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Pengarah Lembaga Sertifikasi Profesi MICE, Christina L Rudatin dalam kesempatan terpisah menuturkan, sebenarnya antara Ukraina dan Indonesia tidak jauh berbeda dari segi kemampuan ekonomi.

“Ukraina saja kita heran bisa menjadi tuan rumah. Itu saja sudah membentuk image orang akan Ukraina. Orang jadi penasaran tentang Ukraina, jadi ingin tahu di sana ada apa aja sih,” tutur Christina.

Menurut Christina, ajang pertandingan olahraga termasuk dalam MICE (meeting, incentive, convention, event). Sayangnya, tambah Christina, sport tourism masih kurang digarap di Indonesia.

“Kita ini seperti legenda Sangkuriang. Lebih difokuskan ke fisiknya, bukan ke pengembangan sumber daya manusia,” ujarnya.

Ia beranggapan bahwa secara nasional, even olahraga masih belum digarap dengan serius. Menurutnya, sebagian besar ajang olahraga internasional yang pernah diadakan di Indonesia, sekedar menjadi tuan rumah karena mendapat giliran bukan karena proses lelang.

“Jadi seperti hajatan saja. Seperti venue Jakabaring di Palembang, habis SEA Games, itu mau dipakai untuk apa?  Bukan mindset ajang olahraga juga dimanfaatkan untuk promosi destinasi daerah tersebut. Karena prosesnya bukan melalui bidding (lelang),” jelas Christina.

Padahal, lanjutnya, atlet merupakan tipe pelancong long stay atau menginap dalam waktu yang lama. Walaupun atlet tidak datang sebagai wisatawan, namun jika ia terkesan, atlet-atlet mancanegara tersebut bisa mempromosikan suatu destinasi dari mulut ke mulut.

“Kalau dia terkesan, bisa jadi nanti dia akan balik lagi sambil membawa keluarganya. Jangan sport dianggap sebagai kompetisi saja, tapi bisa untuk promosikan destinasi wisata. Minimal saat pertandingan, hotel dan pesawat pasti akan terisi penuh,” tutur Christina.

Christina menyarankan setiap ajang pertandingan olahraga tingkat nasional maupun internasional di Indonesia sebaiknya juga menyediakan paket tur wisata. Meskipun susah bagi atlet untuk ikut tur wisata, namun para penggemar ataupun partisipan yang ikut mendampingi atlet bisa mengikuti tur tersebut.

Sejalan dengan pernyataan Christina, Ukraina dengan apik membidik para penggemar sepak bola Piala Euro sebagai pangsa pasar pariwisata mereka selama masa penyelenggaraan ajang bola tersebut.

Pemeritah setempat bahkan menyediakan dua jenis paket tur bagi mereka yaitu paket tur keliling kota Kiev secara gratis maupun bayar. Berdasarkan situs www.ukraine2012.gov.ua, 2000 turis memesan kedua paket tersebut.

“Mereka terbagi menjadi dua, lebih dari 1000 turis memesan berbagai macam jenis paket tur yang dikenakan biaya. Serta, hampir 1000 turis mengambil paket tur gratis,” kata Arseniy Finberg, kepala pusat informasi Kiev.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com