Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

17 Negara Ikut Festival Layang-layang Bandung

Kompas.com - 08/07/2012, 03:36 WIB

BANDUNG, KOMPAS - Bandung International Kite Festival 2012 yang digelar di Pangkalan Udara Sulaiman, Kabupaten Bandung, diikuti oleh 22 tim dari 17 negara. Festival ini berlangsung mulai Sabtu (7/7) hingga Minggu (8/7). Layang-layang yang dimainkan aneka rupa, warna, dan ukuran.

Negara yang berpartisipasi dalam festival ini, antara lain Kamboja, Jepang, Singapura, Malaysia, Vietnam, Jerman, Amerika Serikat, dan Selandia Baru. Total peserta 87 orang. Peserta Indonesia dari Jawa Timur, Kalimantan Timur, Kepulauan Riau, dan daerah lain di Jawa Barat. Tema yang diusung adalah ”One World One Sky One Peace” (Satu Dunia, Satu Langit, Satu Perdamaian).

Ikut pula Peter Lynn dari Selandia Baru yang dikenal sebagai penemu dan pembuat layang-layang berukuran 1.000 meter persegi pada tahun 2005 dan terbesar di dunia saat itu. Dia menerbangkan layang-layang berukuran raksasa dengan panjang lebih dari 8 meter serta beraneka bentuk, seperti ikan pari, dan cumi. ”Layang-layang tidak sekadar mainan atau hiburan, tetapi juga mendorong industri kreatif, dan pariwisata,” ujar Ketua Panitia Bandung International Kite Festival 2012, Liannawati Lie, Sabtu (7/7). 

Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf, yang membuka acara itu, mengemukakan, tahun ini festival layang-layang di Pantai Pangandaran tidak digelar meski sudah jadi agenda rutin di Ciamis. ”Tahun ini, kami memindahkannya ke daerah Kiarapayung, Kabupaten Sumedang, dan namanya West Java Kite Festival,” ujar Dede.

Dia mengharapkan agar festival layang-layang di Lanud Sulaiman atau Kiarapayung nantinya bisa mendongkrak pariwisata setempat. Untuk di Sumedang, Pemerintah Provinsi Jabar menyiapkan agar peserta bisa menikmati kekayaan budaya dari Sumedang, termasuk kuliner yang menjadi ciri khasnya, tahu sumedang.

Karakter wayang

Layang-layang dari Indonesia dalam festival ini salah satunya berbentuk Cepot, karakter wayang dari Jawa Barat. Layang-layang sepanjang 8 meter ini dinaikkan dengan diiringi pembacaan rajah. Liannawati menjelaskan, layang-layang Cepot sebelumnya menjuarai Kelantan International Kite Festival 2012.

Jenis layang-layang yang ditampilkan, antara lain berbentuk dua dimensi, tiga dimensi, atau menggunakan rangka. Permainan juga dilakukan malam hari dengan memasang lampu-lampu pada layang-layang.

Beberapa peserta sempat kesulitan menerbangkan layang-layang pada siang hari. Peter Lynn menjelaskan, kecepatan angin agak sulit diprediksi sehingga layang-layang yang naik bisa tiba-tiba turun kembali. Hal serupa juga diungkapkan peserta dari Malaysia, Anuar bin Abdul Ghani. Dia mengaku, dibutuhkan angin berkecepatan 12-14 knot untuk menerbangkan layang-layang berukuran besar. (eld)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

Travel Tips
Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Travel Update
China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

Travel Update
Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Travel Update
Daftar Planetarium dan Observatorium di Indonesia

Daftar Planetarium dan Observatorium di Indonesia

Jalan Jalan
Harga Tiket dan Jam Buka Gereja Ayam Bukit Rhema di Borobudur

Harga Tiket dan Jam Buka Gereja Ayam Bukit Rhema di Borobudur

Travel Update
Bali Maritim Tourism Hub, Gerbang Penghubung Pariwisata di Indonesia Timur

Bali Maritim Tourism Hub, Gerbang Penghubung Pariwisata di Indonesia Timur

Travel Update
Banyak Kasus Pungutan Parkir Liar di Tempat Wisata, Digitalisasi Tiket Parkir Jadi Solusi

Banyak Kasus Pungutan Parkir Liar di Tempat Wisata, Digitalisasi Tiket Parkir Jadi Solusi

Travel Update
Ramai soal Video Pejabat Ajak Turis Korea Selatan Mampir ke Hotel, Ini Kata Sandiaga

Ramai soal Video Pejabat Ajak Turis Korea Selatan Mampir ke Hotel, Ini Kata Sandiaga

Travel Update
Cuaca Cerah, Wisata Lembah Oya Kedungjati di Bantul Sudah Buka Lagi

Cuaca Cerah, Wisata Lembah Oya Kedungjati di Bantul Sudah Buka Lagi

Travel Update
Ini 10 Tempat Wisata Luar Ruangan di Jakarta yang Bisa Dikunjungi

Ini 10 Tempat Wisata Luar Ruangan di Jakarta yang Bisa Dikunjungi

Jalan Jalan
Imbas Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Sandiaga Berharap Potensi Studi Tur Tidak Berkurang

Imbas Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Sandiaga Berharap Potensi Studi Tur Tidak Berkurang

Travel Update
Larangan di Umbul Nilo, Pemandian Sebening Kaca di Klaten

Larangan di Umbul Nilo, Pemandian Sebening Kaca di Klaten

Travel Update
Ngargoyoso Waterfall, Wisata Air Terjun Baru di Karanganyar

Ngargoyoso Waterfall, Wisata Air Terjun Baru di Karanganyar

Jalan Jalan
Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Masyarakat Diingatkan Cek Kelayakan Bus di Spionam

Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Masyarakat Diingatkan Cek Kelayakan Bus di Spionam

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com