Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

APEC 2013 dan Peran Perempuan

Kompas.com - 17/09/2012, 02:08 WIB

Bisa menjadi contoh

Sebelum CEO Summit, saya mengikuti pertemuan ke-4 Dewan Penasihat Bisnis APEC (APEC Business Advisory Council/ABAC) 2012 yang digelar di hotel terapung, The Legend of The Seas, yang bersandar di pelabuhan Vladivostok. Pertemuan berlangsung tiga hari. Salah satu sesi adalah ABAC Women for Economy Forum.

Sebagai wakil ABAC dari Indonesia, di forum itu saya menyampaikan apa yang telah dicapai Indonesia dalam meningkatkan peran ekonomi dan politik perempuan. Di bidang politik, Indonesia pernah memiliki pemimpin perempuan, Presiden Megawati Soekarnoputri. Banyak negara anggota APEC yang belum memiliki pengalaman yang sama. Indonesia menetapkan kuota 30 persen keterwakilan perempuan di parlemen (kini pencapaiannya 18 persen).

Indonesia memiliki sejumlah anggota kabinet perempuan, termasuk Mari Elka Pangestu (Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) dan Linda Amalia Sari (Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) yang mewakili Indonesia dalam merumuskan Deklarasi San Francisco. Karen Agustiawan, satu dari wakil ABAC, adalah Direktur Utama Pertamina, BUMN terbesar Indonesia.

ABAC merekomendasikan satu dari tiga wakil ABAC adalah perempuan. Indonesia bisa jadi salah satu contoh pemenuhan kuota ini karena banyak negara lain belum memenuhinya.

Peran perempuan sebagai motor penggerak ekonomi di Indonesia bisa digambarkan dari peran penting mereka dalam pengambilan keputusan ekonomi di tingkat rumah tangga. Produk domestik bruto (PDB) Indonesia sekitar 850 miliar dollar AS. Sekitar 60 persen PDB ditopang oleh konsumsi domestik. Di Indonesia, perempuan memegang 65 persen keputusan konsumsi sehingga sedikitnya 300 miliar dollar AS konsumsi diputuskan kaum perempuan. Ini sumbangan besar bagi pertumbuhan 6,5 persen yang dicapai Indonesia.

Komitmen Indonesia

Forum diskusi ABAC mengenai peran perempuan juga membahas hasil survei Economist Intelligence Unit. Dalam laporan survei bertajuk ”Women’s Economic Opportunity 2012”, Indonesia menduduki peringkat ke- 85 dari 128 negara yang disurvei menyangkut peluang ekonomi bagi perempuan.

Peringkat ini di bawah Nikaragua dan Sri Lanka, tetapi di atas Maroko dan Bolivia. Thailand di peringkat ke-47, tertinggi di ASEAN. Malaysia di peringkat ke-53. Saya optimistis ada ruang untuk meningkatkan peringkat Indonesia dalam posisi sebagai ekonomi yang memberikan ruang dan pelibatan perempuan jika kita fokus membenahi area yang jadi prioritas kita.

Untuk memperkuat komitmen Indonesia,

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com