Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kejar Target, Kemenparekraf Sasar Negara Tetangga

Kompas.com - 01/10/2012, 18:56 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) masih memiliki sisa tiga bulan untuk mencapai target kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) sebesar 8 juta wisatawan. Salah satu strategi yang diterapkan Kemenparekraf adalah dengan mengadakan “Year-end Festive Season 2012”.

“Untuk Year-end Festive Season 2012, kita fokus di negara tetangga, Australia, Korea Selatan, RRT, Singapura, Malaysia, dan Jepang,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu pada jumpa pers di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (1/10/2012).

Sementara itu, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sapta Nirwandar menuturkan, pihaknya menyasar negara-negara tetangga untuk mengincar cepat wisman di sisa tiga bulan. Alasan Sapta, secara jarak lebih dekat dengan Indonesia, sehingga bisa datang lebih cepat.

“Beda dengan Eropa yang harus merencanakan perjalanan setahun sebelumnya. Ini untuk mengejar kunjungan wisman di 2012,” jelasnya.

Sapta mengatakan pihaknya membuat berbagai promosi wisata berupa promosi di negara-negara tersebut maupun event di berbagai destinasi wisata. Berbagai paket wisata dan event seperti festival diselenggarakan dengan konsep “Beyond Bali” atau mempromosikan destinasi-destinasi wisata selain Bali atau menjadikan Bali sebagai hub.

“Untuk ‘Beyond Bali’, kita bikin program di Solo, Yogyakarta, Batam, Bintan, dan Lombok,” ungkapnya.

Menurut Mari, saat ia melakukan kunjungan ke tiga negara yaitu Korea Selatan, Jepang, dan China, pada 20-27 September 2012 yang lalu, banyak pihak yang menanyakan mengenai destinasi “Beyond Bali”. Sayangnya, lanjut Mari, informasi mengenai destinasi wisata selain di Indonesia Bali masih terbatas. “Ini menarik karena kita pikir sudah gencar mempromosikan ‘Beyond Bali’, tetapi mereka masih tidak tahu banyak,” ungkap Mari.

Setelah bertemu dengan berbagai biro perjalanan wisata di ketiga negara tersebut, kata Mari, dapat disimpulkan bahwa ketiga negara ini membutuhkan informasi dalam bahasa mereka masing-masing. Hal tersebut, ungkap Mari, menjadi tugas Kemenparekraf untuk menentukan media komunikasi yang tepat untuk masing-masing pasar pariwisata. “Mereka menyarankan gencar menggunakan media setempat dan dalam bahasa mereka,” ungkap Mari.

Selain itu, paket wisata perlu disesuaikan untuk masing-masing negara tersebut. Misalnya, kata Mari, saat ia bertemu dengan VITO (Visit Indonesia Tourism Officer) di China dan 9 biro perjalanan wisata utama di China, mereka menjelaskan segmen turis China.

“Jawabannya yang paling banyak traveling adalah anak muda usia 25 sampai 40 tahun. Mereka lakukan honeymoon dan yang dicari beach (pantai) and resort dan juga nature (alam). Baru kemudian yang dicari culture (budaya),” jelas Mari.

Sementara untuk wisatawan asal Korea Selatan dan Jepang lebih mencari wisata budaya. Namun, tambah Menparekraf, untuk wisatawan generasi lebih tua, baik dari Jepang, Korea Selatan, dan China, lebih mencari wisata budaya dan wisata alam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com