Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nelayan Malam dan Ulat Sagu Raja Ampat

Kompas.com - 22/01/2013, 16:21 WIB

KEINDAHAN alam Raja Ampat, Papua Barat, sudah tidak terbantahkan. Tetapi Raja Ampat sebenarnya juga memiliki pesona lain, yaitu kehidupan masyarakatnya yang unik dan menarik untuk dikulik


Kamga menulis catatan perjalanannya di atas puncak Kepulauan Wayag, Raja Ampat - Dok. Kompas TV
Kamga menulis catatan perjalanannya di atas puncak Kepulauan Wayag, Raja Ampat. (Foto: Dok. Kompas TV)

Dalam perjalanannya ke Raja Ampat, Kamga, pembawa acara program “Explore Indonesia” yang tayang di Kompas TV, mengunjungi dua kampung di kawasan Teluk Mayalibith, yaitu Kampung Lopintol dan Kampung Warema.

Nelayan Malam

Kampung Lopintol, sekitar 30 menit ditempuh dengan kapal bermotor, dari Waisai, ibukota Raja Ampat. Seluruh penduduk kampung ini bekerja sebagai nelayan. Tepatnya nelayan malam.

Pada siang hari, suasana Kampung Lopintol sunyi senyap, seolah tanpa kehidupan. Warga biasa istirahat dan tidur siang hari. Mereka seakan baru “hidup” pada malam hari, untuk bekerja mencari ikan di perairan Teluk Mayalibith.

Ketika menjelang petang, aktivitas warga mulai terlihat. Warga sibuk menyalakan lampu petromaks. Sinar petromaks bukan untuk penerangan rumah, melainkan sebagai alat untuk mencari ikan. Mereka menggunakan teknik “light fishing” atau menangkap ikan dengan bantuan cahaya.

Nelayan di Teluk Mayalibith bekerja malam hari menggunakan petromak untuk menarik perhatian ikan lema yang punya ketertarikan dengan cahaya - Dok. Kompas TV
Nelayan di Teluk Mayalibith bekerja malam hari menggunakan petromak untuk menarik perhatian ikan lema yang punya ketertarikan dengan cahaya. (Foto: Dok. Kompas TV)

Ketika hari mulai gelap, satu per satu perahu berangkat dari dermaga Lopintol. Ukuran perahu kecil, satu perahu hanya untuk satu nelayan. Lampu petromaks diletakkan di ujung depan perahu.

Dalam remang senja, tampak pelita yang bergerak menyibak perairan. Pemandangan indah setiap senja di kampung terpencil ini, banyak terlewatkan pelancong yang berwisata ke Raja Ampat. Sekitar jam 7 malam, perairan Teluk Mayalibith penuh dengan titik-titik sinar yang berasal dari perahu nelayan.

Dengan memasang petromaks, ikan-ikan akan berdatangan karena tertarik dengan cahaya. Teknik “light fishing” digunakan untuk menangkap ikan-ikan yang bersifat fototaksis atau jenis ikan yang tertarik dengan sinar. Kebanyakan jenis ikan lema.

Jika ikan sudah banyak yang mendekat, nelayan akan menggiring perahunya ke pinggir menuju kolam penampungan yang terbuat dari gundukan batu. Maka, ikan akan mengikuti dan nelayan tinggal menyerok ikan-ikan yang masuk perangkap.

“Baru sekali tangkap sudah dapat sebanyak ini, Pak? Wow, ini kira-kira ada 40-an ekor sekali tangkap,” kata Kamga.

Ulat Sagu

Dari Lopintol, Kamga menuju Kampung Warema. Jika Lopintol berada di bagian selatan, Warema ada di ujung utara Teluk Mayalibith. Jarak tempuhnya sekitar 45 menit.

Di sebuah rumah warga Warema, bocah-bocah sedang menyantap sagu dengan lauk istimewa, yaitu ulat sagu. Bagi sebagian orang mungkin menjijikkan. Namun di Raja Ampat, ulat sagu menjadi makanan khas nan lezat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

Travel Tips
Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Travel Update
China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

Travel Update
Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Travel Update
Daftar Planetarium dan Observatorium di Indonesia

Daftar Planetarium dan Observatorium di Indonesia

Jalan Jalan
Harga Tiket dan Jam Buka Gereja Ayam Bukit Rhema di Borobudur

Harga Tiket dan Jam Buka Gereja Ayam Bukit Rhema di Borobudur

Travel Update
Bali Maritim Tourism Hub, Gerbang Penghubung Pariwisata di Indonesia Timur

Bali Maritim Tourism Hub, Gerbang Penghubung Pariwisata di Indonesia Timur

Travel Update
Banyak Kasus Pungutan Parkir Liar di Tempat Wisata, Digitalisasi Tiket Parkir Jadi Solusi

Banyak Kasus Pungutan Parkir Liar di Tempat Wisata, Digitalisasi Tiket Parkir Jadi Solusi

Travel Update
Ramai soal Video Pejabat Ajak Turis Korea Selatan Mampir ke Hotel, Ini Kata Sandiaga

Ramai soal Video Pejabat Ajak Turis Korea Selatan Mampir ke Hotel, Ini Kata Sandiaga

Travel Update
Cuaca Cerah, Wisata Lembah Oya Kedungjati di Bantul Sudah Buka Lagi

Cuaca Cerah, Wisata Lembah Oya Kedungjati di Bantul Sudah Buka Lagi

Travel Update
Ini 10 Tempat Wisata Luar Ruangan di Jakarta yang Bisa Dikunjungi

Ini 10 Tempat Wisata Luar Ruangan di Jakarta yang Bisa Dikunjungi

Jalan Jalan
Imbas Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Sandiaga Berharap Potensi Studi Tur Tidak Berkurang

Imbas Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Sandiaga Berharap Potensi Studi Tur Tidak Berkurang

Travel Update
Larangan di Umbul Nilo, Pemandian Sebening Kaca di Klaten

Larangan di Umbul Nilo, Pemandian Sebening Kaca di Klaten

Travel Update
Ngargoyoso Waterfall, Wisata Air Terjun Baru di Karanganyar

Ngargoyoso Waterfall, Wisata Air Terjun Baru di Karanganyar

Jalan Jalan
Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Masyarakat Diingatkan Cek Kelayakan Bus di Spionam

Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Masyarakat Diingatkan Cek Kelayakan Bus di Spionam

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com