Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penduduk Hidup Bersama Komodo

Kompas.com - 28/01/2013, 15:51 WIB

BERWISATA ke Taman Nasional Komodo, jangan lupa singgah ke kampung Komodo. Satu-satunya pemukiman penduduk yang ada di pulau habitat asal satwa purba Komodo.

Manusia dan komodo hidup berdampingan dan tidak saling menyakiti, karena dipercaya berasal dari satu keturunan. Dalam perjalanan kali ini, Kamga, pembawa acara program”Explore Indonesia” yang tayang di Kompas TV, mengeksplorasi Kabupaten Manggarai Barat, NTT.

Perjalanan pertama menuju Pulau Rinca untuk melihat komodo. Berangkat dari Pelabuhan Labuan Bajo ke Pulau Rinca menggunakan kapal pinisi. Dua jam perjalanan sampailah di dermaga Loh Buaya, pintu masuk Pulau Rinca.  

Dengan didampingi petugas pemandu, pengunjung bisa trekking untuk menyaksikan kehidupan Komodo di alam bebas dari dekat. Setelah kembali lagi ke Labuan Bajo, esoknya, perjalanan berlanjut ke Pulau Komodo. Kali ini menggunakan perahu kecil dan berencana menginap di atas perahu.

Perjalanan ke Rinca dan Komodo sangat mengesankan, apalagi Kamga sempat disuguhi pemandangan langka secara kebetulan. Ketika sedang berkeliling pulau, tiba-tiba muncul seekor Komodo dari semak belukar sedang bertarung melawan seekor ular.

“Kita sangat beruntung bisa menyaksikan ini, karena peristiwa seperti ini langka,” kata Pak Tarzan, sang pemandu.

Komodo bertarung dengan ular di Pulau Rinca - Dok. Kompas TV
Komodo bertarung dengan ular di Pulau Rinca. (Foto: Dok. Kompas TV)

Komodo memiliki 60 jenis bakteri mematikan dalam air liurnya. Ia mampu menaklukan sang ular yang ukurannya kalah besar.

Ketika malam tiba, perahu merapat perairan dekat Kampung Komodo. malam itu dihabiskan menginap di atas perahu. Makan, mandi, dan tidur di dalam perahu yang terombang-ambing gelombang menjadi pengalaman yang mengesankan.

Baru esok pagi, Kamga berkunjung masuk ke pemukiman penduduk. Meski hidup dalam satu pulau bersama hewan liar yang buas dan mematikan, namun penduduk tidak merasa takut. Bahkan anak-anak bebas bermain di luar rumah.

Kamga berjalan menuju Kampung Komodo - Dok. Kompas TV
Kamga berjalan menuju Kampung Komodo. (Foto: Dok. Kompas TV)

Warga juga tetap beternak kambing dan membiarkannya berkeliaran bebas. Padahal tidak jarang komodo memangsa hewan ternak milik warga.

“Sudah ada 10 ekor kambing saya dimakan komodo. Sekarang kambing saya tinggal 3 ekor, kemarin baru dimakan 1 ekor,” tutur warga bernama ibu Farida.

Penduduk Kampung Komodo, sejatinya bukan suku asli pulau tersebut. Menurut Kepala Desa, Dahlan, suku asli Komodo sudah punah. Dua warga suku Komodo asli yang terakhir sudah meninggal tahun 1980-an dan mereka tidak memiliiki keturunan.

Namun penduduk pendatang Kampung Komodo yang mayoritas keturunan Bugis, Sulsel dan Bima, NTB, kini sudah merasa dirinya sebagai Suku Komodo. Dalam keyakinan penduduk setempat, komodo terlahir dari rahim seorang manusia.

Mereka lahir kembar, yang satunya berwujud manusia, yang satunya berwujud komodo. Oleh karena itu, suku Komodo dan hewan komodo hingga kini tetap hidup berdampingan.

Ikuti perjalanan Kamga dalam program Explore Indonesia episode Komodo, yang akan tayang di Kompas TV, Selasa (29/1/2013) pukul 11.00 dan 21.00 WIB. (Kompas TV/Anjas Prawioko)

Ikuti Twitter Kompas Travel di @KompasTravel

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Larangan di Umbul Nilo, Pemandian Sebening Kaca di Klaten

Larangan di Umbul Nilo, Pemandian Sebening Kaca di Klaten

Travel Update
Ngargoyoso Waterfall, Wisata Air Terjun Baru di Karanganyar

Ngargoyoso Waterfall, Wisata Air Terjun Baru di Karanganyar

Jalan Jalan
Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Masyarakat Diingatkan Cek Kelayakan Bus di Spionam

Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Masyarakat Diingatkan Cek Kelayakan Bus di Spionam

Travel Update
7 Wisata Sejuk di Yogyakarta, Pas Dikunjungi Saat Panas

7 Wisata Sejuk di Yogyakarta, Pas Dikunjungi Saat Panas

Jalan Jalan
5 Desa Wisata Penyangga Borobudur Highland di Purworejo Dapat Pelatihan dan Pendampingan

5 Desa Wisata Penyangga Borobudur Highland di Purworejo Dapat Pelatihan dan Pendampingan

Travel Update
Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Raya Cibodas

Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Raya Cibodas

Travel Update
Hidden Gem di Batam, Wisata Sambil Olahraga ke Golf Island

Hidden Gem di Batam, Wisata Sambil Olahraga ke Golf Island

Jalan Jalan
Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Binatang Bandung

Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Binatang Bandung

Jalan Jalan
KAI Tambah 4 Perjalanan Kereta Api pada 12-31 Mei 2024

KAI Tambah 4 Perjalanan Kereta Api pada 12-31 Mei 2024

Travel Update
Planetarium Jagad Raya Tenggarong di Kaltim: Lokasi dan Tiket Masuk

Planetarium Jagad Raya Tenggarong di Kaltim: Lokasi dan Tiket Masuk

Travel Update
5 Hotel Dekat Bandara Internasional Juanda Surabaya

5 Hotel Dekat Bandara Internasional Juanda Surabaya

Hotel Story
Tiket.com Beri Promo ke Singapura, Ada Diskon hingga 30 Persen

Tiket.com Beri Promo ke Singapura, Ada Diskon hingga 30 Persen

Travel Update
Aktivitas Vulkanik Gunung Slamet Naik, Ratusan Pendaki Gagal Gapai Atap Jawa Tengah

Aktivitas Vulkanik Gunung Slamet Naik, Ratusan Pendaki Gagal Gapai Atap Jawa Tengah

Travel Update
Rute ke Gereja Ayam Bukit Rhema, Cuma 10 Menit dari Candi Borobudur

Rute ke Gereja Ayam Bukit Rhema, Cuma 10 Menit dari Candi Borobudur

Travel Tips
Kota Batu Cocok untuk Olahraga, Event Sport Tourism Akan Diperbanyak

Kota Batu Cocok untuk Olahraga, Event Sport Tourism Akan Diperbanyak

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com