Panel kaca raksasa itu berbobot 250 ton atau setara tiga bus tingkat yang ditumpuk. Pada umumnya pengunjung selalu memanfaatkan momen di panel kaca untuk mengambil foto.
Selain panel raksasa, di akuarium ini juga terdapat terowongan kaca raksasa berisi sekitar 200 hiu dari 12 spesies berbeda, seperti hiu martil, hiu karang sirip hitam, dan hiu perawat.
Di bagian lainnya juga terdapat panel-panel kaca berukuran kecil berisi biota laut endemik, seperti kepiting Jepang yang hidup di perairan bersuhu dingin, belut moray, dan berbagai macam terumbu karang.
Sekitar 100.000 biota laut dari 800 spesies di akuarium ini berasal dari sepuluh zona perairan yang meliputi 49 habitat berbeda, mulai dari laut lepas di Asia, Teluk Arab, hingga danau air tawar di Afrika bagian timur.
”Kebanyakan memang dari negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina,” ujar Joanna, salah seorang pemandu SEA Aquarium.
Keragaman biota menjadi daya tarik pengunjung untuk mengetahui keindahan dunia bawah laut tanpa harus berkunjung ke daerah asal biota.
Jika belum puas menikmati keindahan bawah laut hanya dengan mengitari akuarium, pengunjung juga dapat menginap di kamar mewah yang langsung menghadap ke kubah kaca terbesar di akuarium tersebut. Inilah yang disebut hasil kerja kreatif oleh Tan Hee Teck.
Terdapat hotel dengan 11 kamar suite dengan pemandangan samudra terbuka yang dibanderol dengan harga 2.400 dollar Singapura atau setara Rp 19 juta per malam. Fasilitas yang mengungguli hotel berbintang lima ini memang ditujukan bagi para jutawan yang memiliki kesenangan akan dunia bawah laut.
Selain kamar hotel, juga terdapat tempat makan bernama The Ocean Restaurant yang dikelilingi panel kaca akuarium mulai dari dinding hingga atap. Kawasan ini masih berada di dalam SEA Aquarium.