Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sengatan Pedas Ceker Setan

Kompas.com - 05/01/2015, 16:09 WIB
KALAU jalan-jalan ke Malang, jangan lupa menjelajah kuliner khas kota berhawa sejuk ini. Salah satu makanan paling populer di Kota Apel adalah ceker pedas. Di Malang banyak kedai yang menjajakan masakan berbahan baku utama ceker alias cakar ayam dengan kuah berasa pedas ini.

Kedai ceker pedas yang terkenal di kota yang terletak di Provinsi Jawa Timur tersebut adalah Ceker Setan Pak Sugeng. Posisi warung makan yang berdiri tahun 2008 tersebut ada di Jalan Jakarta, persis di seberang gedung School of  Business (SOB) Malang.

Apakah makanan ini terbuat dari cakarnya setan? Namanya terdengar gahar lagi seram. Menurut Martini, pemilik kedai tersebut, nama ceker setan merupakan pemberian mahasiswa yang jadi pelanggan setianya. “Itu karena saking pedasnya rasa masakan saya,” jelas perempuan berusia 43 tahun ini.

Anda penasaran dengan rasa pedas ceker racikan Martini? Kedai ini buka sekitar jam sembilan malam. Tapi, Anda mesti datang lebih awal. Soalnya, antrean pembeli sudah mengular satu jam sebelum Ceker Setan Pak Sugeng buka.

Uniknya, agar tidak saling berebut, Martini memberlakukan nomor antrean. Pengunjung bisa mengambil nomor antrean yang ada di atas gerobak dagangan milik Martini.

Dulu, Martini bilang, nomor antrean bisa sampai 50. Tapi, karena merepotkan, ia akhirnya membatasi hingga nomor 25 saja. “Sisanya silakan antre baris saja,” imbuh dia.

Cakar sangat empuk

Nah, begitu selesai menata dagangannya, Martini pun memanggil satu per satu nomor antrean secara berurutan. Yang dipanggil kemudian menyebutkan pesanannya. Dengan cekatan, pelayan mengambil pesanan pembeli, cakar, kepala, atau sayap ayam, tak lupa ia membubuhkan kuah. Tak sampai satu menit, piring dari anyaman lidi beralas kertas cokelat lengkap dengan isinya sudah sampai ke tangan pelanggan.

Untuk menikmati makanan ini, bisa dengan nasi atau tanpa nasi. Singkirkan sendok dan garpu. Maklum, struktur cakar, kepala, dan sayap ayam banyak tulangnya. Sendok garpu bakal menyulitkan Anda menyesap nikmatnya bumbu yang meresap ke dalam cakar, kepala, dan sayap ayam.

Cakar, kepala, dan sayap ayam yang berlumur bumbu pedas  berwarna kuning keemasan tampak menggoda. Bau tajam dari cabai cokro, bumbu utama makanan ini, menusuk hidung. Inilah yang memacu adrenalin Anda untuk segera melahapnya.

Saat menggigit, ternyata cakarnya sangat empuk, tidak liat maupun alot. Anda bisa merasakan ruas tulang cakar berguguran di mulut, tanpa perlu bekerja keras mengunyah atau memisahkan otot yang ada di cakar dengan tulangnya. Bumbu pedasnya langsung membakar mulut seketika, tapi tidak bisa dielakkan, lidah menginginkannya lagi dan lagi, alias kapok lombok.

Untunglah rasa pedas cakar ini tidak sampai membuat masakannya menjadi pahit dan kehilangan rasa gurih dari daging, kulit, dan tulang cakar ayamnya. Minyak kaldu dari rebusan ayam sedikit menyeimbangkan rasa pedas.

Sensasi pedas yang menyengat rongga mulut memaksa tangan untuk meraih kepala serta sayap ayam. Semuanya terasa empuk, daging dan kulitnya pun mudah terlepas dari tulang, membuat gigi gampang mengurai dagingnya di mulut tanpa bantuan tangan.

Tak terasa, satu porsi ceker setan ludes tak bersisa. Peluh pun mengucur deras dari dahi, rongga mulut mulai kebanjiran air liur yang berusaha mengeluarkan sisa rasa pedas yang luar biasa keterlaluan dari mulut.

Dalam sehari, paling sedikit Martini mengolah 50 kilogram cakar, kepala, dan sayap ayam. “Kalau kurang dari itu, saya tidak berani berjualan,” ujarnya. Toh, dagangannya selalu habis tak bersisa.

Di kedai ini tidak ada bangku dan meja, lo. Alhasil, para pengunjung biasa memanfaatkan lahan taman di seberang kedai atau bergumul dengan ceker, sambil berdiri. (Dian Pitaloka Saraswati, Maria Elga Ratri/Sumber Mingguan KONTAN, Edisi 4 - 10 Maret 2013)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Travel Update
Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Travel Update
3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

Travel Update
Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Hotel Story
iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

Travel Update
9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

Jalan Jalan
Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Travel Update
6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

Travel Tips
Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Travel Update
China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

Travel Update
Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Travel Update
Daftar Planetarium dan Observatorium di Indonesia

Daftar Planetarium dan Observatorium di Indonesia

Jalan Jalan
Harga Tiket dan Jam Buka Gereja Ayam Bukit Rhema di Borobudur

Harga Tiket dan Jam Buka Gereja Ayam Bukit Rhema di Borobudur

Travel Update
Bali Maritim Tourism Hub, Gerbang Penghubung Pariwisata di Indonesia Timur

Bali Maritim Tourism Hub, Gerbang Penghubung Pariwisata di Indonesia Timur

Travel Update
Banyak Kasus Pungutan Parkir Liar di Tempat Wisata, Digitalisasi Tiket Parkir Jadi Solusi

Banyak Kasus Pungutan Parkir Liar di Tempat Wisata, Digitalisasi Tiket Parkir Jadi Solusi

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com