Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Museum Milik Bersama di Sudut Berastagi

Kompas.com - 27/02/2017, 10:23 WIB

”Di rumah, benda-benda peninggalan itu disimpan di lemari. Tetapi, kalau di museum, bisa dilihat banyak orang dan berguna untuk pengetahuan,” tutur Darta.

Ia lalu meminta izin orangtuanya untuk membawa barang-barang ke museum dan orangtuanya memperbolehkan.

”Iting (kakek) saya veteran perang, ada buku-buku catatannya dan teman-temannya yang kami simpan. Saya juga ingin buku itu dipajang di museum, tetapi orangtua saya belum memperbolehkan,” kata Darta.

Meski demikian, suatu saat nanti ia ingin meminjamkan ke museum.

Ikonik

Museum itu diresmikan pada Februari 2013. Museum Pusaka Karo menempati gedung mungil ukuran sekitar 8 x 10 meter bekas Gereja Katolik Santa Maria, Berastagi.

Tempatnya tak jauh dari Bundaran Tugu Proklamasi Berastagi, dekat dengan Pasar Buah Berastagi.

Selama tiga tahun beroperasi hingga 10 Januari lalu, tercatat ada 15.810 orang yang mencatatkan diri di buku tamu.

Selain warga lokal terutama anak-anak sekolah, pengunjung dari sejumlah negara juga hadir terutama negara-negara Eropa, seperti Austria, Belanda, dan Inggris. Pengunjung bebas masuk tanpa harus membeli tiket.

Museum menjadi sangat ikonik di tengah lesunya pariwisata Berastagi akibat erupsi Gunung Sinabung. Penataan koleksinya cukup rapi dan bersih di tengah penataan situs-situs wisata di Berastagi yang semrawut.

”Kami sudah memiliki 800 koleksi barang, tetapi baru 600 yang bisa dipajang karena tempatnya sempit,” kata kurator Museum Pusaka Karo, Kriswanto Ginting.

Dari 600 barang berharga yang dipajang itu, sangat terlihat betapa tinggi kebudayaan yang dimiliki masyarakat Karo. Ada piring kayu besar untuk makan seluruh keluarga atau biasa disebut capah, ada pula piring porselen.

Ada padung-padung atau anting-anting yang biasa digunakan perempuan Karo yang sederhana, ada yang penuh hiasan ukiran, juga topeng-topeng raksasa untuk menari gundala-gundala, tarian meminta hujan yang mistis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com