Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertemu Penjaga Gerbang Jantung Borneo

Kompas.com - 03/03/2016, 10:29 WIB
BROWN namanya, makhluk lucu yang bikin deg-degan. Kami menjumpainya dalam sebuah siang yang bahagia. Brown muncul begitu saja tanpa diduga. Saat itu, kami baru usai berlelah-lelah, berkubang di lahan gambut demi bertemu saudara-saudaranya.

Brown adalah orangutan (Pongo pygmaeus worumbii) yang diperkirakan berusia 30 tahun. Ia mulai teridentifikasi sejak Mei 2015 oleh tim observasi orangutan yang beranggotakan para warga Desa Karuing di Kecamatan Kamipang, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah.

Di kawasan penelitian Hutan Punggualas seluas 400 hektar, diketahui setidaknya ada 29 orangutan yang terdata pernah melintas atau menetap di area ini. Karuing adalah desa terdekat dari Punggualas yang termasuk dalam kawasan Taman Nasional Sebangau.

Brown terlihat sedang bergelayutan di pepohonan di sekitar Visitor Center Punggualas pada jam makan siang. Ia lalu turun ke dahan yang lebih rendah, seperti sengaja ingin menampakkan diri.

Orangutan ini dikenal ”ramah”, tidak takut sekaligus tidak agresif terhadap manusia. Beberapa orang yang kegirangan lantas berswafoto (selfie) dengan latar belakang Brown.

Kami menyaksikan pergerakan Brown dengan santai, dengan hanya meniti jalan ”setapak” dari kayu yang dibuat sebagai pengantar dari visitor center untuk masuk hutan.

KOMPAS/SRI REJEKI Melewati Sungai Punggualas di Kecamatan Kamipang, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah.
Ia bagaikan ”bonus” setelah kami sepagian blusukan ke dalam hutan mencari sosok-sosok besar berbulu coklat.

Pagi harinya, kami memang bertemu beberapa orangutan, namun tidak bisa mengamatinya terlalu dekat. Dua orangutan dewasa yang kami temui berjenis kelamin betina.

Mereka takut turun dari pohon jika mengendus kehadiran manusia. Satu orangutan lain berjenis kelamin jantan, namun masih kecil sehingga selalu menempel kepada ibunya.

Jane, sang ibu, diperkirakan berusia 25 tahun, sedangkan anaknya, Jack, berusia tiga tahun. Sementara Iyes yang baru teridentifikasi sehari sebelumnya oleh tim belum diketahui hubungan persaudaraannya dengan orangutan lain.

Ketiganya kemudian berpindah dari satu dahan ke dahan lain. Mereka berhenti cukup lama ketika menemukan sumber makanan.

Tiga sekawan ini lantas asyik memamah ranting kayu jelutung (Dyera lowii) yang rasa getahnya manis dan melepeh sisanya, yang kemudian jatuh ke tanah. Suku Dayak sering memanfaatkan daun jelutung muda untuk disayur.

”Pergerakan orangutan mengikuti musim buah. Kalau mereka bertemu dengan buah tutup kebali, mereka bisa makan enam jam nonstop sampai semua buah habis,” kata Restu, koordinator tim observasi.

KOMPAS/SRI REJEKI Salah satu jenis jamur yang ditemui di Hutan Punggualas, kawasan Taman Nasional Sebangau, Kecamatan Kamipang, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah.
Kali ini, ia bertugas bersama Andi Lala, Ipul, dan Robi, sesama warga Desa Karuing. Mereka melakukan tugas observasi selama 10 hari, lalu diganti oleh tim lain.

Ada beberapa tim yang bertugas mengamati orangutan seharian penuh, sejak bangun hingga tidur lagi. Tim ini semula bertugas membantu para peneliti dan misi pelestarian orangutan oleh World Wildlife Fund (WWF).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com