Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orang Papua Punya "Permen", Ternyata Rasanya Mengejutkan

Kompas.com - 20/06/2016, 12:24 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

BIAK, KOMPAS.com — Apabila berkunjung ke Papua, tak ada salahnya mencoba Papua's Candy alias "orang Papua punya permen" yang terdiri dari pinang, sirih, dan kapur. Ketiganya begitu lekat dengan kehidupan orang Papua, tak hanya berfungsi sebagai pencuci mulut, tetapi juga memiliki banyak manfaat. 

"Di sini kalau di kampung kami tak ada buah-buahan, seperti jeruk dan apel. Jadi ini untuk makanan penutup. Biasa habis makan ikan agar hilang amis kami makan pinang ini," ujar Abigail, seorang ibu dari Kampung Samberpasi, Biak, Papua, kepada KompasTravel saat ditemui di kampung tersebut.

Saya pun penasaran ingin mencoba buah favorit orang Papua ini.

"Gigit dulu ujungnya, baru dikupas kulitnya," ungkap Cory, perwakilan Dinas Kehutanan Kabupaten Biak.

Ujung buah pinang agak sulit digigit karena keras. Apalagi saya memakai behel alias kawat gigi, butuh waktu lama membuka ujung pinang.

"Pakai kapak saja lama-lama," canda Mama Abigail disambut tawa lainnya.

Setelah berhasil menggigit ujung pinang, saya mulai mengupas kulit pinang dan ingin mengambil isinya. Namun, sebelum itu terjadi, semua warga setempat yang tengah makan pinang bersama saya langsung berteriak mencegah.

"Eh, jangan! Harus dimakan dengan kulitnya, itu agar kesat. Jika tidak pahit," kata salah satu penduduk lokal.

Lalu mulailah saya mengunyah pinang bersama kulitnya, "Ludahkan air kunyahan pertama, kedua, dan ketiga," ujar Steve tim dari WWF Jayapura.

"Jangan ditelan, bisa pusing kalau tidak," katanya.

Seusai meludah, kemudian saya mulai menggigit sirih yang telah dicocol kapur. Lama-kelamaan mulut saya mulai memerah.

"Makan pinang adalah tanda cinta kepada Papua," ujar Mama Abigail disambut tawa yang lainnya.

Lantas bagaimanakah rasa pinang? Jujur saja rasanya tak seperti tebakan awal. Saya kira rasanya akan pahit atau asam. Ternyata rasanya cenderung manis dan segar di mulut.

Sebagai orang yang baru pertama mencoba pinang, saya suka sensasi segar yang muncul saat mengunyah. Namun, dua hal yang begitu sulit saat makan pinang yaitu mengupas kulit pinang dan meludah. Butuh keahlian untuk kedua hal tersebut.

Pinang, menurut kakak Cory, memiliki banyak manfaat, di antaranya untuk menguatkan gigi, menambah stamina, baik untuk rahim perempuan, dan dipercaya merapatkan alat kelamin perempuan. Sedangkan sirih sudah lama dikenal sebagai tanaman obat-obatan.

Uniknya kapur, yang terbuat dari karang atau kulit kerang yang dibakar dan diendapkan, sebenarnya tak memiliki fungsi. Satu-satunya fungsi kapur hanya untuk membuat merah pinang dan sirih yang dikunyah.

"Kalau tidak merah, tidak sreg," ungkap Steve.

Ia pun mengingatkan untuk tak mengunyah banyak kapur karena dapat memberi sensasi terbakar pada lidah.

Mengunyah pinang adalah bentuk quality time orang Papua. Selain bermanfaat sebagai makanan manis penutup, pinang juga berfungsi sebagai alat pencair komunikasi. Sembari makan pinang, rasakan kehangatan dan keandalan orang Papua dalam melontarkan lelucon yang menghibur hati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Larangan di Umbul Nilo, Pemandian Sebening Kaca di Klaten

Larangan di Umbul Nilo, Pemandian Sebening Kaca di Klaten

Travel Update
Ngargoyoso Waterfall, Wisata Air Terjun Baru di Karanganyar

Ngargoyoso Waterfall, Wisata Air Terjun Baru di Karanganyar

Jalan Jalan
Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Masyarakat Diingatkan Cek Kelayakan Bus di Spionam

Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Masyarakat Diingatkan Cek Kelayakan Bus di Spionam

Travel Update
7 Wisata Sejuk di Yogyakarta, Pas Dikunjungi Saat Panas

7 Wisata Sejuk di Yogyakarta, Pas Dikunjungi Saat Panas

Jalan Jalan
5 Desa Wisata Penyangga Borobudur Highland di Purworejo Dapat Pelatihan dan Pendampingan

5 Desa Wisata Penyangga Borobudur Highland di Purworejo Dapat Pelatihan dan Pendampingan

Travel Update
Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Raya Cibodas

Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Raya Cibodas

Travel Update
Hidden Gem di Batam, Wisata Sambil Olahraga ke Golf Island

Hidden Gem di Batam, Wisata Sambil Olahraga ke Golf Island

Jalan Jalan
Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Binatang Bandung

Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Binatang Bandung

Jalan Jalan
KAI Tambah 4 Perjalanan Kereta Api pada 12-31 Mei 2024

KAI Tambah 4 Perjalanan Kereta Api pada 12-31 Mei 2024

Travel Update
Planetarium Jagad Raya Tenggarong di Kaltim: Lokasi dan Tiket Masuk

Planetarium Jagad Raya Tenggarong di Kaltim: Lokasi dan Tiket Masuk

Travel Update
5 Hotel Dekat Bandara Internasional Juanda Surabaya

5 Hotel Dekat Bandara Internasional Juanda Surabaya

Hotel Story
Tiket.com Beri Promo ke Singapura, Ada Diskon hingga 30 Persen

Tiket.com Beri Promo ke Singapura, Ada Diskon hingga 30 Persen

Travel Update
Aktivitas Vulkanik Gunung Slamet Naik, Ratusan Pendaki Gagal Gapai Atap Jawa Tengah

Aktivitas Vulkanik Gunung Slamet Naik, Ratusan Pendaki Gagal Gapai Atap Jawa Tengah

Travel Update
Rute ke Gereja Ayam Bukit Rhema, Cuma 10 Menit dari Candi Borobudur

Rute ke Gereja Ayam Bukit Rhema, Cuma 10 Menit dari Candi Borobudur

Travel Tips
Kota Batu Cocok untuk Olahraga, Event Sport Tourism Akan Diperbanyak

Kota Batu Cocok untuk Olahraga, Event Sport Tourism Akan Diperbanyak

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com