Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkelana ke Negeri-negeri Stan (28)

Kompas.com - 14/04/2008, 07:42 WIB

                                                                                                                                                [Tayang:  Senin - Jumat]

Kawan Lama dari Toktogul
Dari Karakul saya melanjutkan perjalanan ke Toktogul. Sebuah memori indah mengantar saya ke sana. Dua tahun silam, saya terdampar di kota ini, berkenalan dengan dua orang sukarelawan Amerika, Rosa dan Jason, yang mengajar bahasa Inggris. Gelar mereka keren – Peace Corps. Lewat mereka saya berkenalan dengan seorang guru bahasa Inggris di desa itu. Inilah awal persahabatan saya dengan Satina Eje, atau Mbak Satina, guru desa yang tak pernah padam semangatnya.


Betapa manis kenangan bersama wanita paruh baya yang ramah dan terus berceloteh tanpa henti tentang kehidupan di Kyrgyzstan. Ia menghabiskan waktu bersama putra satu-satunya, Maksat, yang sudah hampir lulus sekolah, di rumah kayunya di sebuah apartemen kuno di sebuah gang kecil di Toktogul.

Rumah Satina seperti mesin waktu. Ada dinding kayu berbalut shyrdak - permadani sulam-sulaman khas Kyrgyzstan. Ada hiasan dinding bergambar Mekkah dan bertulis huruf Arab. Satina tidak tahu kalau tulisan itu berbunyi "Allah" dan "Muhammad". Ada telepon yang masih menggunakan papan putar yang mengeluarkan bunyi gredek-gredek tiap kali nomornya diputar. Ada pula televisi hitam putih yang tabungnya super cembung. Ada koleksi foto-foto keluarga hitam putih ketika suami Satina masih hidup. Bagi Satina, semua ini adalah barang biasa. Bagi saya, setiap pernik rumah Satina adalah serpihan masa lalu saya.

Saya teringat di musim panas dua tahun lalu itu, Satina membawa saya ke danau Toktogul yang terbentang luas bersambung dengan gunung-gunung salju di kejauhan sana. Satina memasak sherpo, sup Kirghiz yang penuh dengan minyak dan yoghurt, yang saya hirup dalam-dalam bersama potongan roti dan bubuk merica merah.

Dan, hari ini saya kembali ke Toktogul dengan segudang pertanyaan dalam benak – bagaimana dua tahun telah mengubah Satina, kawan lama saya dari negeri Kirghiz.

Toktogul tak banyak berubah. Saya masih ingat betul jalan utama ini, rindangnya pohon-pohon yang berjajar, dan lapangan besar tempat dulu rombongan artis cilik dari Eropa datang menggelar konser. Tetapi saya benar-benar lupa gang kecil menuju rumah Satina.

Hari ini hari Minggu. Jalanan lengang. Hampir tak ada orang di jalan. Sepertinya penduduk Toktogul menggunakan hari libur hanya untuk tidur. Saya melihat sesosok tubuh terkapar di atas dedaunan kuning yang berguguran. Ada juga orang tidur pulas di pinggir jalan seperti ini?

Wanita itu bertumbuh tambun, ber-sweater hijau. Posisi tidurnya sepertinya tidak nyaman sama sekali. Kakinya bertekuk. Mulutnya menganga. Sepertinya ia tergeletak begitu saja, tanpa memilih tempat yang nyaman untuk tidur. Tetapi ia begitu lelap sampai tidak terganggu sama sekali dengan orang lewat.

Saya semula berpikir perempuan empat puluh tahunan ini kena serangan jantung. Tetapi seorang pejalan kaki bilang, perempuan ini cuma mabuk. Tidak kurang dan tidak lebih.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com