Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkelana ke Negeri-negeri Stan (29)

Kompas.com - 15/04/2008, 07:38 WIB

                                                                                                                                                                    [Tayang:  Senin - Jumat]

 

Susahnya Jadi Guru

Sekolah Dasar dan Menengah Birimkulov adalah tempat Satina Eje mengajar bahasa Inggris. Walaupun terletak di desa kecil, Satina sangat bangga bahwa sekolah ini tidak kalah kualitasnya dengan sekolah-sekolah di kota besar seperti Bishkek dan Jalalabad.

Satina, yang nama aslinya Manapova Satkinbu, membawa saya ke ruang kelas tempat saya mengajar. Murid-muridnya keleleran karena Satina terlambat datang. Melihat guru mereka datang, murid-murid yang bermain di halaman dalam hitungan detik langsung masuk ke ruangan kelas, duduk manis, seperti domba-domba tanpa dosa. Satina duduk di bangku guru, dengan kaca matanya yang berukuran super besar, mulai mengabsen murid-muridnya.

Satina mengajar, mengajukan beberapa pertanyaan dalam bahasa Inggris. Murid-muridnya diam saja. Satina menerjemahkan pertanyaan dalam bahasa Kirghiz, baru ada satu dua murid yang mengacungkan tangan. Satina mengeluh kepada saya yang duduk di barisan belakang, "My students are too much stupid." Keras sekali. Baru pertama kali ini saya mendengar guru yang mengeluhkan kebodohan murid-muridnya sendiri tanpa tedeng aling-aling. Murid-murid tak bereaksi. Mungkin tak mengerti, mungkin tak berani.

Murid-murid Satina memang sangat pasif, seperti yang dikeluhkan Satina. Dia kebagian kelas mengajar siswa yang kurang mampu. Setiap kelas dibagi menjadi dua grup. Grup A, siswa-siswa yang dianggap pandai, ikut kelas yang dibimbing Anna, seorang sukarelawan Peace Corps dari Amerika yang baru datang. Sisanya masuk kelas Satina.

Ketika saya bertandang ke kelas Anna, saya langsung diberondong pertanyaan oleh murid-murid kelas 4 itu.

            "How many brothers and sisters do you have?"
            "How many cars do you have?"
            "How many apples do you eat everyday?"

Anna tergelak melihat kebingungan saya.
            "Jangan kuatir, anak-anak hari ini baru belajar 'how many'." Murid-murid Anna memang cepat sekali menangkap apa yang baru dipelajari.

Kyrgyzstan memang bukan negara kaya. Tetapi saya sangat mengagumi kualitas sekolah di desa ini. Gedungnya sangat kokoh, berlantai dua. Ada perpustakaan dengan koleksi buku-buku bahasa Inggris. Ada museum sekolah, menampilkan pahlawan-pahlawan Kyrgyz dan lambang-lambang nasional. Ada ruang olah raga dan gymnasium. Kantin dan toiletnya pun bersih sekali. Ruang-ruang kelas dibagi berdasar mata pelajaran. Ada ruang bahasa Inggris, ruang matematika, ruang geografi, dan sebagainya. Kalau di Indonesia, anak-anak SD cukup duduk manis di satu ruangan sepanjang hari dan guru datang silih berganti, di sini Ibu Guru Satina Eje cukup duduk manis dari pagi sampai siang, dan murid-murid yang datang silih berganti.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com