Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumitnya Merawat Museum...

Kompas.com - 30/05/2010, 17:05 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Merawat museum beserta koleksi di dalamnya merupakan suatu hal yang rumit dan butuh ketelatenan. Begitulah pendapat Khasirun, seksi koleksi dan perawatan, Museum Sejarah Jakarta yang telah berpengalaman merawat museum sejak 1989. "Rumit, butuh ketelatenan, dan pengetahuan tentang museum, memahami museum," katanya di museum sejarah Jakarta, Minggu (30/5/2010).

Menurut Khasirun, agar koleksi di dalam museum tetap terawat, diperlukan pengaturan suhu, kelembaban dan penyinaran yang tepat. "Biasanya suhunya 20-25 derajat, kelembabannya 65, penyinarannya 50 lux, ultraviolet nya 30," katanya. Jika suhu, kelembapan, dan penyinaran museum tidak sesuai dengan standar, atau berlebih, maka kata Khasirun, dampaknya sangat beresiko.

Penyinaran yang terlalu tinggi akan menyebabkan lukisan koleksi museum pudar warnanya dan cepat rapuh seratnya. Sedangkan kelembapan yang tinggi, akan membuat jamur dan serangga tumbuh cepat sehingga cepat merusak koleksi. Sementara jika suhu ruangan terlalu tinggi, maka koleksi lukisan akan mengalami pengeringan kadar cat sehingga mudah rusak.

Untuk perawatan koleksi museum, minimal setiap 6 bulan hingga satu tahun sekali, pengelola membersihkan benda dari debu yang mengering. "Penanganan, debu yang kering, debu diangkat dengan vacuum cleaner sesuai dengan kadar seratnya, kalau tekstil, dikasih pelapisan dengan kain kasa," ujarnya.

Belum lagi pengunjung museum yang tidak tertib misalnya dengan membawa makanan dan minuman ke dalam museum, atau memegang benda koleksi museum, mempercepat rusaknya koleksi-koleksi bersejarah yang sulit perawatannya itu.

Oleh karena itu, menurut Khasirun, dalam merawat sebuah museum diperlukan petugas perawatan yang sesuai jumlahnya. "Petugas atau karyawannya juga harus memahami kondisi museum, mengerti cara merawat museum," pungkas Khasirun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com