Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Kampung Naga Krisis Minyak Tanah

Kompas.com - 30/01/2011, 21:01 WIB

TASIKMALAYA, KOMPAS.com — Masyarakat adat Kampung Naga di Desa Neglasari, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, mulai kekurangan 100 liter minyak tanah sebagai bahan bakar pokok penerangan.

"Kiriman dari Pertamina setiap bulan tetap 1.000 liter, sedangkan kebutuhan sekarang 1.100 liter," kata Kuncen Kampung Naga Ade Suherlin di Tasikmalaya, Minggu (30/1/2011).

Bertambahnya kebutuhan minyak tanah itu, kata Ade, seiring dengan banyaknya penggunaan bahan bakar penerangan bagi anak-anak sekolah yang belajar malam hari.

Selain digunakan untuk penerangan bagi 165 anak kampung adat yang sekolah itu, pada malam hari para ibu selalu beraktivitas menganyam kerajinan, sedangkan siangnya bertani di ladang.

"Meningkatnya kebutuhan karena banyak anak didik yang belajar di malam hari. Memang tidak bisa dimungkiri minyak tanah itu kebutuhan masyakat adat," kata Ade.

Pihaknya sudah mengajukan secara lisan kepada Pertamina, tetapi belum ada keputusan akan ada penambahan pasokan minyak tanah sebanyak 100 liter itu.

Pihak Pertamina hanya menyediakan 1.000 liter minyak tanah bersubsidi setiap bulan sesuai dengan keputusan pemerintah pusat.

"Minyak tanah dibeli masyarakat adat seharga Rp 3.500 per liter. Selama belum ada penambahan, masyarakat mengimbanginya dengan membatasi penggunaan alat penerangan petromaks," tuturnya.

Penerangan di Kampung Naga hanya menggunakan bahan bakar minyak tanah. Jaringan listrik ditolak karena khawatir mengganggu kelangsungan adat yang selama ini dijaga baik secara turun-temurun.

"Listrik kami tolak. Kami hanya butuh minyak tanah untuk penerangan," kata Ade.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Tempat Wisata di Bali Disiapkan untuk Delegasi World Water Forum

5 Tempat Wisata di Bali Disiapkan untuk Delegasi World Water Forum

Travel Update
8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

Jalan Jalan
Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Travel Update
6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

Travel Tips
Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Travel Update
8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com