Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batik Alam Magelang Makin Populer

Kompas.com - 10/06/2013, 09:53 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Batik telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya bangsa Indonesia. Hampir di setiap daerah memiliki beragam motif dan corak yang menunjukkan ciri khas daerah tersebut. Termasuk batik khas Magelang, Jawa Tengah, yang tidak kalah unik dari jenis batik dari daerah lainnya.

Meski bukan daerah sentra batik, seperti Pekalongan dan Solo, namun Magelang rupanya mempunyai beragam jenis batik yang khas sesuai dengan tempat produksinya. Misalnya, batik asal Kota Magelang, motif yang ada terinspirasi dari nama kampung dan ikon budaya yang ada di sana. Ada motif Bayeman, Ringin Anom, Kebon Polo, Kemiri Rejo hingga ikon Water Torm di Alun-alun Kota Magelang.

Tidak kalah menarik, batik yang berasal dari Kecamatan Gunung Pring, Kabupaten Magelang. Motif batik yang ada selalu mengandung unsur alam, dari motif pegunungan, daun, pohon bambu, kayu dan sebagainya. Kemudian ada juga batik dari Kecamatan Borobudur.

Batik dengan motif Candi Borobudur itu bahkan menjadi pakaian wajib dikenakan para pengunjung Taman Wisata Candi Borobudur. "Semua bahan hingga pewarnaan kami pakai bahan alami. Seperti bahan-bahan pelepah pisang dan serat nanas. Sedangkan untuk pewarnaan kami pakai sari daun mangga, daun jambu dan kunyit," papar Titik, pengelola stand Batik Saniyya Muntilan di Pekan Budaya Batik di Armada Town Square (Artos) Magelang Jawa Tengah, akhir pekan kemarin.

Pada pameran yang digelar 7-16 Juni 2013 itu, Titik dan para pengusaha batik di Magelang saling unjuk pamer batik hasil kreasi unik mereka. Titik mengaku sangat senang dengan animo masyarakat terutama yang berkunjung di standnya. Menurut Titik, masyarakat kini lebih menyukai batik-batik dengan unsur alam. Karena warna yang lebih lembut, ramah lingkungan dan aman untuk kulit. "Sejak pertama buka, banyak pengunjung yang sudah datang ke stand kami. Kebanyakan mereka suka batik kami yang alami," ujar Titik.

Harga yang dibanderol pun terjangkau mulai dari Rp 300 ribu sampai Rp 1 juta per potong. Setiap hari, Titik dapat menjual batiknya hingga 25 potong.

Sementara itu, menurut Diah Pangesti, Staf Promosi Artos, pameran tersebut memang untuk mengembangkan pasar batik khas Magelang. Terutama yang menyasar segmen menengah-atas, yakni para pengunjung mal. "Sudah beberapa kali kami menggelar pameran produk UMKM, termasuk batik. Ini bentuk penghargaan kami pada kekayaan negeri dan upaya memperluas pasar batik," katanya.

Setidaknya ada 6 perajin batik turut dalam pameran. Keenamnya perajin batik asal Kota dan Kabupaten Magelang. Mereka menampilkan aneka batik yang mayoritas berupa batik tulis. "Batik berbahan alami ini yang tengah banyak diminati masyarakat," katanya.

Selain pameran, kegiatan itu juga dimeriahkan dengan workshop membatik dan live show music. Juga Fashion Show koleksi Crisantium oleh Tatok Prihastomo dan Touch of Ramadhani oleh Ramadhani A. Kadir yang akan dibawakan Duta Wisata Magelang. "Untuk para penggemar fotografi, juga akan diadakan Lomba Fotografi yang memperebutkan hadiah uang tunai hingga jutaan rupiah," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

Jalan Jalan
Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Travel Update
6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

Travel Tips
Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Travel Update
8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com