Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tunisia, Afrika Nan Hijau

Kompas.com - 22/04/2014, 11:24 WIB
TIADA terik matahari yang memanggang. Tak ada pula tanah gersang yang berdebu. Juga hampir tidak ada warga kulit hitam yang melintas di jalanan. Bayangan tentang Afrika yang kering, berdebu, dan hitam pun seketika lenyap.

Kondisi itulah yang Kompas alami waktu kali pertama menginjakkan kaki di Tunis, ibu kota Tunisia. Meski berada di Benua Afrika, Tunisia tak seperti yang dibayangkan banyak orang dan selama ini memperoleh pembenaran dari berbagai laporan media bahwa benua itu kering dan gersang.

Keluar dari Bandara Internasional Tunis-Chartage, akhir Maret lalu, angin dingin segera menyapa. Suhu di Tunis rata-rata saat itu tak lebih dari 15 derajat celsius. Di bawah sinar mentari yang benderang, hijau pohon palem langsung menarik perhatian. Wajah kaum Mediterania pun mendominasi, termasuk sosok Mohammed Oussama Ben Yedder dari Badan Nasional Turisme Tunisia (Office National du Tourisme Tunisien) yang menjemput rombongan wartawan asal Indonesia dan Qatar Airways.

KOMPAS/TRI AGUNG KRISTANTO Reruntuhan peninggalan Romawi di Dougha, Tunisia, menjadi lebih indah dalam hamparan hijau tanaman zaitun yang dikembangkan di negara itu.
Tunisia yang berjarak tak lebih dari 137 kilometer dari Sisilia, Italia, tak menampilkan wajah Afrika, tetapi lebih dekat dengan Arab atau Mediteranian, seperti Turki, Aljazair, Mesir, dan Libya. Bahasa Arab pun menjadi bahasa resmi di negara yang berpenduduk sekitar 10 juta jiwa itu. Namun, mayoritas warga Tunisia mampu berbahasa lain, seperti Perancis, Italia, Jerman, atau Inggris.

Gadis yang cantik

Duta Besar Indonesia untuk Tunisia Ronny Prasetyo Yuliantoro mengatakan, negeri yang tahun 2011 mengalami krisis sosial politik itu memang berbeda dengan umumnya negara di Afrika. Tunisia lebih terbuka, dan pada masa sebelum Masehi pernah menjadi bagian dari imperium Romawi. Tunisia memang lebih hijau dibandingkan wilayah lain di Afrika.

”Negeri ini, kalau dilihat dari bentuk wilayahnya, seperti seorang gadis yang cantik dengan tubuh yang menawan,” kata Oussama.

Dengan wilayah seluas 164.150 kilometer persegi, Tunisia memiliki garis pantai sepanjang 1.298 km yang memesona di tepian Laut Mediterania. Segar dan hijaunya tanah Tunisia terutama diakui di Afrika dan Eropa.

KOMPAS/TRI AGUNG KRISTANTO Reruntuhan peninggalan Romawi di Dougha, Tunisia, menjadi lebih indah dalam hamparan hijau tanaman zaitun yang dikembangkan di negara itu.
Negara dengan empat musim itu, dengan rentang suhu yang ekstrem antara -5 dan 45 derajat celsius, tercatat memiliki lahan pertanian lebih dari 4,2 juta hektar. Lahan itu ditanami zaitun, almond, gandum, dan barli. ”Kami hanya memiliki satu sungai yang terus mengalir dan puluhan sungai yang mengalirkan air saat musim penghujan saja. Hujan sangat berarti untuk kami,” kata Oussama.

Produksi pertanian Tunisia, terutama zaitun, terus meningkat setiap tahun. Tunisia menjadi pengekspor zaitun. Selain itu, di sejumlah area pertanian pun dikembangkan beragam jeruk dan sayuran, terutama tomat, yang juga diekspor. Penduduk Tunisia dikenal sebagai pemakan tomat. Perkembangan pertanian di negeri ini bertumpu pada pengairan yang baik.

Walaupun hijau, seperti wilayah Afrika utara lainnya, Tunisia juga memiliki wilayah padang pasir, bagian dari Gurun Sahara di bagian selatan. Namun, wilayah selatan yang lebih kering dan berpasir itu dikaruniai sejumlah oase. Kurma lebih banyak dikembangkan di Tunisia bagian selatan.

KOMPAS/TRI AGUNG KRISTANTO Seorang petani tengah mengolah roti di kawasan pertanian almond di Tunisia, akhir Maret 2014.
”Kurma dari Tunisia merupakan salah satu yang terbaik di dunia,” kata Agatha, karyawan sebuah supermarket di Jakarta. Supermarket tempatnya bekerja mengimpor kurma dari Tunisia.

Dengan berbagai kelebihannya, pertanian menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi Tunisia, bersama dengan pariwisata dan industri ringan. Produk nasional bruto Tunisia saat ini tak kurang dari 20 miliar euro.

Ronny serta Duta Besar Tunisia untuk Indonesia Mourad Belhassen secara terpisah menyatakan, walau Tunisia sangat mengandalkan pertanian, bukan berarti kerja sama di bidang ini dari kedua negara tertutup. Banyak produk pertanian dan perkebunan dari Indonesia, seperti teh dan kopi, yang masih berpeluang masuk ke Tunisia, seperti zaitun dan kurma dari Tunisia yang sudah masuk ke Indonesia. (Tri Agung Kristanto)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Aktivitas Vulkanik Gunung Slamet Naik, Ratusan Pendaki Gagal Gapai Atap Jawa Tengah

Aktivitas Vulkanik Gunung Slamet Naik, Ratusan Pendaki Gagal Gapai Atap Jawa Tengah

Travel Update
Rute ke Gereja Ayam Bukit Rhema, Cuma 10 Menit dari Candi Borobudur

Rute ke Gereja Ayam Bukit Rhema, Cuma 10 Menit dari Candi Borobudur

Travel Tips
Kota Batu Cocok untuk Olahraga, Event Sport Tourism Akan Diperbanyak

Kota Batu Cocok untuk Olahraga, Event Sport Tourism Akan Diperbanyak

Travel Update
Lihat Sunrise di Gereja Ayam Bukit Rhema Harus Reservasi Dulu, Ini Cara dan Tarifnya

Lihat Sunrise di Gereja Ayam Bukit Rhema Harus Reservasi Dulu, Ini Cara dan Tarifnya

Travel Update
Perjalanan Salatiga-Yogya-Pacitan yang Indah, Menikmati Pesona Pantai Banyu Tibo dan Buyutan

Perjalanan Salatiga-Yogya-Pacitan yang Indah, Menikmati Pesona Pantai Banyu Tibo dan Buyutan

Jalan Jalan
Gereja Ayam Bukit Rhema di Borobudur, Pesona Sunrise Dikelilingi 5 Gunung

Gereja Ayam Bukit Rhema di Borobudur, Pesona Sunrise Dikelilingi 5 Gunung

Jalan Jalan
5 Hotel Dekat Ocean Park BSD, Bisa Jalan Kaki

5 Hotel Dekat Ocean Park BSD, Bisa Jalan Kaki

Hotel Story
5 Penginapan dekat Kebun Raya Cibodas

5 Penginapan dekat Kebun Raya Cibodas

Hotel Story
10 Tempat Wisata Keluarga Terbaik di Dunia 2024, Ada Resor di Bali

10 Tempat Wisata Keluarga Terbaik di Dunia 2024, Ada Resor di Bali

Jalan Jalan
7 Wisata Ramah Anak di Bandung, Cocok untuk Liburan Sekolah

7 Wisata Ramah Anak di Bandung, Cocok untuk Liburan Sekolah

Jalan Jalan
9 Wisata Malam di Solo, Kunjungi Saat Mampir

9 Wisata Malam di Solo, Kunjungi Saat Mampir

Jalan Jalan
6 Tips Penting untuk Merencanakan Liburan Keluarga

6 Tips Penting untuk Merencanakan Liburan Keluarga

Travel Tips
3 Mall Solo dekat Stasiun Purwosari, Bisa Jalan Kaki

3 Mall Solo dekat Stasiun Purwosari, Bisa Jalan Kaki

Jalan Jalan
Minimarket di Jepang dengan Latar Belakang Gunung Fuji Timbulkan Masalah

Minimarket di Jepang dengan Latar Belakang Gunung Fuji Timbulkan Masalah

Travel Update
Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com