Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjelajahi Alam Bawah Laut Alor

Kompas.com - 15/12/2014, 16:06 WIB
Kontributor Travel, Sri Noviyanti

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Nusa Tenggara Timur (NTT) tak hanya dikenal dengan komodo tapi juga taman bawah laut yang indah. Alor menjadi salah satunya. Kini indahnya Alor terekam dalam sebuah buku setebal 100 halaman yang diluncurkan langsung oleh Pemerintah Provisi NTT, "Alor Underwater".

"Peluncuran buku ini menjadi salah satu langkah dalam mewujudkan komitmen pengembangan pariwisata NTT," ungkap Gubernur NTT, Frans Lebu Raya di Balairung Soesilo Soedarman, Senin (15/12/2014).

Frans mengungkapkan bahwa daya tarik NTT bukan hanya karena komodo. Di sana ada Danau Kelimutu, budaya Pasola di Sumba, gelombang laut yang menarik peselancar di Nemberala Rote hingga dunia bawah laut yang begitu kaya.

"Untuk mengungkap lebih lanjut potensi bawah laut Alor, saya dengan bangga menyajikan buku 'Alor Underwater' untuk para penikmat wisata," kata Frans Lebu Raya.

KOMPAS/SARIE FEBRIANE Pantai Batu Putih di Pulau Alor.
"Alor Underwater" merupakan buku yang berisi kumpulan foto yang mendeskripsikan keindahan alam serta budaya Kabupaten Alor. Foto diambil oleh fotografer asal Indonesia dan mancanegara dalam periode selama 7 hari di bulan September 2014. Fotografer dari Indonesia, di antaranya Muljadi Pinneng Sulungbudi, Dewi Wilaisono, Edly Tahier, Ferry Rusli, Gemala Hanafiah, dan Ria Qorina Lubis. Sedangkan dari mancanegara melibatkan tiga fotografer yaitu, William Tan (Singapura), Yuriko Chikuyama (Jepang), dan Steven Ko (Taiwan).

"Mungkin buku ini belum bisa mengungkap seluruh kekayaan, keindahan dan potensi yang dimiliki Alor. Namun harapan kami, foto-foto ini dapat mewakili kecintaan kami terhadap Alor dan semakin banyak yang juga mencintai Alor agar daerah dan masyarakatnya bisa terus berkembang tanpa melupakan jati dirinya," ungkap Muljadi Pinneng yang juga merupakan Putera NTT.

Pengalaman fotografi juga dibagi oleh salah satu fotografer yang lain, Ria Qorina Lubis yang mengaku banyak mendapatkan pengalaman menarik selama di Alor.

KOMPAS.COM/SRI NOVIYANTI Gubernur Nusa Tenggara Timur, Frans Lebu Raya memberikan buku 'Alor Underwater' kepada Dirjen Pemasaran Kementerian Pariwisata, Esthy Reko Astuti, di Jakarta, Senin (15/12/2014).
"Alor benar-benar berhasil membuat saya rindu. Alam bawah lautnya memiliki koral-koral beraneka warna yang begitu padat dan memenuhi tebing bawah laut, binatang-binatang kecilnya membuat saya kagum, arus dan warna airnya juga selalu membuat saya ingin terus kembali. Alor begitu cantik, mulai dari alam, budaya hingga hasil ekonomi kreatif berupa kain tenunnya. Ditambah lagi dengan keramahan masyarakatnya yang begitu hangat," paparnya.

Peluncuran buku ini diharapkan dapat menjadi jendela sekaligus duta untuk menunjukkan keindahan alam serta budaya Alor kepada masyarakat luas.

"Kami mengapresiasi peluncuran buku ini. Apalagi pembuatan buku ini menjadi pilot project rencana program tahunan untuk mengabadikan keindahan alam dan budaya di wilayah lain di NTT. Semoga perkembangannya dapat berdampak besar dan membawa masyarakatnya terus bekerja sama," kata Dirjen Pemasaran Kementerian Pariwisata, Esthy Reko Astuti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

Jalan Jalan
Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Travel Update
6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

Travel Tips
Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Travel Update
8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com