Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bedanya Wisatawan Millennial Indonesia dengan Negara Lain di Asia

Kompas.com - 18/10/2018, 21:08 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kebiasaan wisatawan milenial dalam melakukan perjalanan wisata telah membuat pola-pola tersendiri. Uniknya selain berbeda dari generasi sebelumnya, kebiasaan berwisata tiap negara mereka pun berbeda.

Rhenald Kasali dalam FGD (Focus Group Discusstion) Millennial Tourism yang digelar Kementerian Pariwisata (Kemenpar), di Jakarta, Kamis (18/10/2018), memaparkan wisatawan Indonesia memiliki keunikan tersendiri dibanding wisatawan lainnya di Asia.

Untuk wisatawan Asia, dalam satu tahun memiliki waktu bepergian rata-rata dua kali, dengan jarak destinasi wisata yang tidak kurang dari empat jam perjalanan, darat laut, maupun udara.

"Wisatawan Indonesia sangat impulsive, jangan nunggu musim liburan, hari kejepit saja sangat berarti bagi milenial Indonesia buat wisata," tutur Rhenald Kasali yang merupakan Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisanis Universitas Indonesia.

Untuk destinasi, wisatawan milenial Indonesia juga masih dominan memilih di dalam area domestik ataupun area Asia Tenggara, dan Asia.

"Milenial Indonesia itu suka yang di dalam region, terutama domestik yang anti-mainstream sangat disukai milenial Indonesia. Berbeda dengan milenial China yang sangat menyukai destinasi populer di negara-negara Asia," tutur Rhenald.

Warga tengah berfoto di sekitar lukisan mural wajah Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Koridor Gatot Subroto Solo, Jawa Tengah, Senin (20/11/2017).KOMPAS.com/Labib Zamani Warga tengah berfoto di sekitar lukisan mural wajah Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Koridor Gatot Subroto Solo, Jawa Tengah, Senin (20/11/2017).
Untuk media informasi, milenial Indonesia masih cukup kuat di word of mouth atau testimoni kenalannya. Testimoni tersebut tidak hanya di dunia nyata, tetapi banyak di dunia media sosial, salah satunya berbentuk review.

"Vlog dan blog juga jadi chanel rekomendasi utama untuk millennials Indonesia. Bukan lagi buku-buku katalog wisata," ungkap Rhenald.

Ada satu fenomena unik yang belum dimiliki wisatawan milenial di negara lain, yaitu menyukai jasa titip (jastip) dan bisnis titip saat berwisata. Menurut Rhenald Kasali, banyak wisatawan milenial Indonesia yang menambah penghasilan dari hal tersebut.

"Bahkan dia niat wisata ke Korea untuk balik modal, untung malah karena banyak yang nitip di jastipnya. Ini terjadi bukan hanya ke luar negeri, bahkan sampai di kotanya sendiri, kalau jalan ke mall nemu barang bagus dijastip-in," kata Rhenald Kasali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com