Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Cara Milenial Menentukan Aktivitas Wisata

Kompas.com - 26/10/2018, 13:12 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menyiapkan strategi untuk memasarkan pariwisata Indonesia ke generasi milenial yang diprediksi akan mendominasi pasar wisata tahun 2019.

Salah satunya dengan cara mengetahui pola-pola milenial saat menentukan aktifitas wisatanya. Hal tersebut jadi salah satu yang dibahas dalam Forum Grup Discussion (FGD) II Kementerian Pariwisata bertema ‘Strategi Pemasaran Yang Efektif untuk Merebut Pasar Millennial Tourism’ di Hotel Borobudur Jakarta, Kamis (24/10/2018).

Menteri Pariwisata Arief Yahya, dalam kegiatan tersebut menyimpulkan jika milenial memiliki ciri sangat ramah terhadap digital. Pola memulai dan memilih aktivitas wisata mereka pun melalui digital.

"Kalau tidak digital saya berani bilang mereka bukan milenial," tutur Arief Yahya dalam paparannya.

Efek milenial yang sangat digital menurutnya mereka juga akan sangat personal dalam melakukan pemilihan. Alhasil, platform digital tersebut harus melayaninya secara intim (one on one).

"Kita setuju memiliki segmentasi (wisatawan) di dalam teorinya atau cara berpikir agar mudah menjelaskan ke orang awam, tapi dalam ekseskusinya kita one on one di dalam digital, sangat intimate tiap personal," tutur Arief.

Hermawan Kartajaya sebagai founder & chairman MarkPlus Inc dalam FGD mengatakan platform digital tersebut merupakan gerbang wajib dari milenial dalam memulai aktifitas wisata.

Namun, setelah itu mereka akan memilih ke beberapa pergerakan. Apakah ingin menjadi avocator yang memamerkan pengalamannya, adventurer yang mencari tantangan baru, atau berfokus pada pengalaman-pengalaman wisata.

"Ke semua saluran ini pada akhirnya harus diakomodir secara one on one atau personalize. Pertanyaannya kan apakah bisa 'platform digital'-nya nanti seperti itu?," tuturnya.

Hermawan menyarankan, agar platform digital pariwisata nanti yang menjadi output promosi pariwisata indonesia harus disinergikan dengan tenaga manusisa secara langsung.

"Hal ini mengantisipasi keterbatasan platform dalam aspek-aspek tertentu, menyediakan konten yang juga one on one," tutupnya.

Kegiatan FGD II kali ini mencakup topik bahasan yang terbagi dalam dua sesi yaitu sesi I membahas marketing 4.0, mengelola dan merebut pasar milenial, big data dan market intelligent (lifecycle dan lifestyle).

Sementara dalam sesi II membahas strategi penerapan BAS (Branding, Advertising, dan Selling) dan POSE (Paid Media, Owned Media, Social Media & Endorse) serta diakhiri dengan rekomendasi dan strategi rencana program pemasaran.

Deputi Pengembangan Industri dan Kelembagaan Rizki Handayani mengatakan wisatawan milenial akan terus tumbuh dan menjadi pasar utama.

“Di era digital saat ini, kaum millennial sebagai pemeran utama dalam menggunakan teknologi dan mengakses informasi di dunia maya. Kaum Generasi Y ini mudah terlihat dengan kegemaran mereka berwisata dan lebih senang berpetualang,” kata Rizki Handayani.

Diproyeksikan pada 2030 mendatang, pasar pariwisata Asia didominasi wisatawan milenial berusia 15-34 tahun mencapai hingga 57 persen. Di China generasi milennial akan mencapai 333 juta, Filipina 42 juta, Vietnam 26 juta, Thailand 19 juta, sedangkan Indonesia 82 juta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Travel Update
6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

Travel Tips
Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Travel Update
8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com