Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Ikut Karnaval di Basel

Kompas.com - 28/02/2012, 17:49 WIB

LONDON, KOMPAS.com - Indonesia ikut meramaikan karnaval terbesar yang diadakan di kota Basel, Swiss "Die Dreei Schnenschte Dägg" atau Tiga Hari yang Mengagumkan. Karnaval akan diawali dengan matinya lampu di jalan kota Basel pada pukul empat subuh.

"Waktu belum lagi menunjukkan pukul 04.00 pagi namun semua lampu lampu di jalan Kota Basel maupun lampu di rumah-rumah penduduk dimatikan dimana kegelapan mencapai puncaknya yang disebut Morgestraich," ujar staf Pensosobud KBRI Bern, Budiman Wiriakusumah, kepada Antara London, Selasa (28/2/2012).

Budiman mengatakan saat "Morgestraich" itu, karnaval terbesar di Swiss di Kota Basel yang berbatasan dengan wilayah Perancis dan Jerman itu dimulai.

Karnaval untuk tahun 2012 dimulai Senin tanggal 27 Februari berlangsung selama 72 jam dan akan berakhir Kamis, 1 Maret pada pukul 04.00 pagi atau dinamakan "Endstraich".

Menurut Budiman, edisi kali ini Indonesia ikut meramaikan karnaval di kota Basel, tampak tram no 1 dan 14 yang merupakan tram promosi Wisata Indonesia, mengantar ribuan turis yang datang, dari stasiun kereta api (Basel Hauptbahnhof) ke pusat kota, tempat berlangsungnya karnaval.

"Di tram no 1 dan 14 merupakan tram promosi Wisata Indonesia, yang mengajak wisatawan untuk berkunjung ke tujuan wisata di Indonesia seperti Raja Ampat, Borobudur, Komodo, Lombok dan Bali," ujarnya.

The Basler Fasnacht atau Karnaval Basel yang berpusat ditengah kota terutama di kuta tua, manampilkan beragam kostum mulai dari tokoh-tokoh legenda Swiss, pakaian dari daerah/kanton swiss lainnya sampai kepada pakaian konvensional lainnya.

Budiman memaparkan, ciri khas karnaval ini adalah pemisahan secara jelas antara penonton dan peserta karnaval, sehingga penonton tidak berbaur dengan peserta. Bahkan diantara penonton juga terjadi saling melempar konfeti (serbukan kertas). Bisa dikatakan di karnaval Basel inilah asal dari terjadinya saling melempar konfeti yang kemudian diikuti oleh karnaval di kota-kota besar lainnya di dunia.

Sedangkan pawai untuk anak-anak dan keluarga dilakukan pada Selasa (28/2/2012) dan berlangsung di tengah kota. Siapa pun boleh ikut serta dengan mendaftar terlebih dahulu, biasanya mereka ikut berpartisipasi tidak secara grup namun perorangan.

Karnaval ini juga dimanfaatkan sebagai tempat untuk mencicipi makanan khas Swiss, mulai dari fondue (keju yang dilelehkan dan dimakan dengan roti), Raclette, dan tentunya sosis-sosis yang dijual oleh petani-petani dari Kanton Basel.

Tidak seperti karnaval di Jerman, sebagian besar penonton karnaval di Basel ini mengecat wajahnya dengan make-up sehingga terlihat sangat lucu.

"Basel selain kota industri di Swiss juga terkenal dengan budaya, membuat banyak turis berkunjung ke sana dan kesempatan ini kita manfaatkan untuk melakukan promosi wisata di tengah ramainya turis yang berkunjung," kata Budiman.

Selain itu pada bulan Maret juga akan dilaksanakan "Basel World", pameran "Avant Premiere" dari perhiasan dan jam-jam mewah dari seluruh dunia. "Promosi Indonesia di tram line 1 dan 14 pun masih ikut meramaikan kesibukan kota Basel untuk mengajak wisatawan yang datang ke Basel berkunjung ke Indonesia," tambah Budiman Wiriakusumah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE Meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE Meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com