Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Festival Danau Sentani, Masyarakat Adat Kurang Dilibatkan

Kompas.com - 20/06/2015, 19:34 WIB
SENTANI, KOMPAS - Pameran Festival Danau Sentani XVIII yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Jayapura, Papua, resmi dibuka pada Jumat (19/6/2015). Sebanyak 60 peserta berpartisipasi dalam kegiatan itu. Namun, pameran ini terkesan kurang mendukung pelestarian budaya lokal masyarakat Sentani.

Berdasarkan data dari Panitia Festival Danau Sentani (FDS), hanya terdapat sembilan stan pameran yang mewakili masyarakat adat setempat. Dari pantauan Kompas, barang-barang yang ditawarkan dalam stan-stan itu masih sekitar noken serta kerajinan tangan, seperti ukiran kayu, gelang, dan kalung.

Adapun 51 stan lainnya didominasi stan dari sejumlah instansi Pemkab Jayapura, badan usaha milik daerah, dan perusahaan asing seperti PT Freeport Indonesia.

Pameran dibuka oleh Asisten III Bidang Umum Pemerintah Provinsi Papua Rosina Uppesy bersama Deputi Bidang Pengembangan dan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata Esti Astuti serta Bupati Jayapura Matius Awoitau.

Rafindra, salah seorang pengunjung dari Jakarta, mengatakan, pameran di FDS kurang menampilkan budaya lokal seperti tarian dan kuliner asli Sentani yang ingin diketahui masyarakat dari luar Papua.

”Saya melihat kegiatan ini cukup terkontaminasi dengan budaya yang lebih modern. Bahkan untuk mengetahui cara pembuatan sampe atau gerabah untuk memasak papeda khas warga Sentani, saya tidak menemukannya di pameran ini. Saya harus pergi ke Kampung Abar untuk mengetahui cara pembuatan sampe,” ujar Rafindra.

Persiapan cukup baik

Hal senada disampaikan Yovita Liwanuru (23), wisatawan dari Jakarta. Ia mengharapkan kegiatan FDS bukan hanya seremonial. ”Persiapan pameran sudah cukup baik. Namun, kegiatan ini harus menunjukkan cara-cara masyarakat menghadirkan kebudayaan. Misalnya melatih para wisatawan dalam tarian tertentu atau cara membuat papeda,” katanya.

Mike Ulalo, warga Sentani yang tinggal di Pulau Ayapo, mengatakan, masyarakat lokal belum pernah dilibatkan untuk memberikan pelatihan kesenian pengunjung. Dalam penyelenggaraan FDS, lanjut Mike, biasanya kegiatan yang ditampilkan hanya sekadar stan-stan pameran dan tari-tarian.

”Selama festival, para pengunjung pun sangat jarang mengunjungi pulau-pulau di sekitar Danau Sentani untuk melihat langsung kebudayaan. Padahal, dengan adanya kunjungan, masyarakat di pulau bisa mendapatkan uang,” ujar Mike.

Ketika dikonfirmasi, Esti Astuti mengatakan, pameran FDS secara fisik dan manajemen organisasi sudah tertata secara baik. Sebab, kegiatan ini menghadirkan usaha kecil menengah yang menampilkan karya-karyanya seperti kuliner lokal sehingga mendorong tumbuhnya perindustrian.

”Banyak hal yang belum dipamerkan akan menjadi perhatian kami di masa mendatang. Masyarakat bisa memanfaatkan kegiatan ini untuk menampilkan segala karya-karyanya. Selain itu, dalam FDS selama beberapa hari ke depan terdapat sejumlah kegiatan seperti seminar yang memberikan tambahan pengetahuan bagi warga setempat,” kata Esti Astuti.

Dia mengatakan, Pemerintah Kabupaten Jayapura menargetkan jumlah wisatawan asing dalam kegiatan FDS mencapai 10 persen dari 35.000 wisatawan asing per tahun. ”Sementara untuk wisatawan Nusantara, Pemda Jayapura juga menargetkan sebanyak 80.000 pengunjung,” ujar Esti. (FLO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

Travel Tips
Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Travel Update
8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com