YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Ratusan wisatawan dan masyarakat mengikuti upacara bendera di tengah laut Pantai Baron, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), pada Kamis (17/8/2023).
Upacara yang digelar oleh Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah Operasi II Pantai Baron ini berlangsung sukses meski gelombang air laut tengah tinggi.
"Ternyata seru banget ya, kebetulan hari ini liburan ke Pantai (di) Gunungkidul," kata salah seorang wisatawan asal Kota Yogyakarta, Ito di Pantai Baron, Kamis (17/8/2023).
Dia mengagumi petugas dari Satlinmas Rescue Istimewa yang mampu menerjang gelombang tinggi.
"Saya lihat tadi yang mengibarkan bendera, padahal gelombangnya sedang tinggi," lanjut dia.
Selain Ito, ada pula Kurniawan yang melihat upacara bendera di Pantai Baron. Wisatawan asal Sukoharjo ini menyampaikan bahwa ia sudah dua kali datang ke Pantai Baron untuk menyaksikan momen itu.
"Dulu 2019 sebelum pandemi pernah ke sini. Kebetulan hari ini juga libur dan ingin makan seafood (olahan hasil tangkapan laut). Sekalian melihat upacara," kata Kurniawan.
Pada waktu yang sama, wisatawan lainnya bernama Heri mengatakan, ia sengaja datang ke Pantai Baron untuk melihat upacara tersebut.
"Tadi sempat hujan, tetap nekat saja karena hanya setahun sekali," kata Heri yang berasal dari Kota Wonosari.
Dari pengamatan Kompas.com di lokasi upacara di Pantai Baron, upacara bendera dimulai sekitar pukul 10.00 WIB, dengan Kasatpol PP DIY Noviar Rahmat sebagai Inspektur Upacara.
Upacara didahului dengan pembacaan Detik-detik Proklamasi, dilanjutkan dengan pengibaran Bendera Merah Putih. Ada 20 orang yang mengibarkan bendera, terdiri dari tiga orang pengibar bendera dan 17 orang pengawal.
Pengibar bendera saat itu adalah Susmiyati, Surono, dan Heri Wibowo. Di tengah gemuruh ombak setinggi 11 feet (kaki), mereka berenang menuju tiang bendera selama kira-kira 10 menit.
"Ada seorang perempuan sebagai pengibar bendera. Ini baru pertama kalinya," kata Sekretaris Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah Operasi II Pantai Baron, Surisdiyanto di Pantai Baron.
Ia melanjutkan, pihaknya menyiapkan tiga jetski untuk membantu jika diperlukan untuk pengibar bendera serta perahu jukung akibat adanya gelombang tinggi.
Namun, kegigihan dan semangat membuat ketiga pengibar bendera berhasil berenang ke lokasi pengibaran bendera.
"Biasanya seluruh peserta bisa ikut pengibaran dengan berenang, tapi karena gelombang tinggi hanya 20 orang," ujar Surisdiyanto.
Adapun peserta upacara saat itu terdiri dari Satlinmas Rescue Istimewa se-DIY, murid sekolah, relawan, dan organisasi masyarakat berada di sekitar Pantai Baron.
Salah seorang pengibar bendera bernama Susmiyati menceritakan, ia sudah menyiapkan diri sejak tiga hari terakhir. Sebagai pengibar bendera perempuan satu-satunya saat itu, dia mengakui kesulitan berenang saat gelombang tinggi.
"Sabar dan mengikuti arus. Sabar, mesti sampai, kita tetap semangat," kata Susmiyati.
Ia pun terharu bisa ikut berperan serta dalam upacara bendera sebagai pengibar bendera untuk pertama kalinya.
Sementara itu, Kasatpol PP DIY Noviar Rahmat mengatakan, upacara bendera di tengah laut merupakan wujud mensyukuri potensi laut yang ada di DIY karena memiliki panjang 166 kilometer (km).
Upacara di tengah laut ini juga mewujudkan visi dan misi gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X terkait laut selatan sebagai pintu gerbang atau halaman.
"Pantai selatan potensi yang harus digali," kata Noviar.
https://travel.kompas.com/read/2023/08/17/170800527/cerita-wisatawan-lihat-upacara-bendera-di-tengah-laut-pantai-baron