Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

13 Tempat Wisata Kota Tua Jakarta yang Sarat Sejarah   

KOMPAS.com - Wisata Kota Tua merupakan salah satu destinasi populer di Jakarta. Sembari berekreasi, wisatawan bisa mengenal sejarah Jakarta yang kala itu masih bernama Batavia.

Ada beragam tempat wisata yang bisa dijumpai di kawasan Kota Tua Jakarta. Mayoritas, memiliki bangunan bergaya kolonial yang sarat akan nilai sejarah.

  • Jakarta Architecture Festival 2023: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket
  • 5 Tips Mampir ke Jakarta Architecture Festival 2023, Datang Lebih Awal

Kawasan wisata Kota Tua Jakarta masuk wilayah Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat. Wisatawan yang ingin berkunjung ke Kota Tua Jakarta bisa memilih transportasi umum seperti KRL dan Transjakarta.

Tempat wisata Kota Tua Jakarta 

Kompas.com merangkum tempat wisata Kota Tua Jakarta, sebagai berikut:

Museum Fatahillah adalah ikon wisata Kota Tua Jakarta yang sangat familiar di kalangan wisatawan. Lokasinya berada di tengah kawasan Kota Tua, tepatnya di depan lapangan Kota Tua Jakarta. 

Nama resmi Museum Fatahillah adalah Museum Sejarah Jakarta, seperti dikutip dari Kompas.com (15/6/2021). Museum yang dulunya berfungsi sebagai gedung Balaikota Batavia ini, memiliki koleksi benda-benda mengenai sejarah perkembangan DKI Jakarta. 

Meliputi, replika peninggalan masa Tarumanega dan Pajajaran, hasil penggalian arkeologi di DKI Jakarta, mebel antik, gerabah, batu prasasti, dan lainnya. Museum Fatahillah dapat dikunjungi setiap hari, kecuali Senin, mulai pukul 09.00 WIB hingga 15.00 WIB.

Berdasarkan informasi dari laman Instagram Museum Kesejarahan Jakarta, harga tiket masuk Museum Fatahillah sebesar Rp 5.000 untuk dewasa. Sedangkan, harga tiket masuk anak-anak sebesar Rp 2.000 dan mahasiswa Rp 3.000.

2. Taman Fatahillah

Tepat di depan museum, terdapat Taman Fatahillah yang merupakan salah satu ikon kawasan wisata Kota Tua Jakarta. Ada beragam aktivitas yang dapat dilakukan pengunjung di area taman ini.

Jangan lewatkan untuk menjajal sepeda ontel untuk mengelilingi kawasan wisata Kota Tua Jakarta. Pengunjung bisa berfoto dengan kostum ala noni Belanda sambil naik sepeda ontel tersebut.

Pengunjung juga bisa menjumpai pelaku seni yang menyajikan atraksi menarik dan unik di Taman Fatahillah. Lokasi taman ini menjadi salah satu spot foto favorit pengunjung dengan latar belakang bangunan Museum Fatahillah. 

Jika wisatawan ingin mengetahui sejarah uang rupiah, maka berkunjunglah ke Museum Bank Indonesia. Melansir situs resminya, bangunan Museum Bank Indonesia dulunya digunakan oleh De Javasche Bank, yang merupakan cikal bakal Bank Indonesia.

Kini, bangunan museum telah ditetapkan sebagai cagar budaya.Museum Bank Indonesia pertama kali dibuka untuk umum pada 15 Desember 2006 oleh Gubernur Bank Indonesia, Burhanuddin Abdullah. 

Beberapa koleksi di Museum Bank Indonesia antara lain, koleksi uang kerajaan di Nusantara, perkembangan uang dari masa kolonial hingga sekarang, miniatur Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC), atau kongsi dagang milik Belanda, transformasi logo Bank Indonesia, dan sebagainya. 

Jadwal buka Museum Bank Indonesia adalah Selasa hingga Minggu, mulai pukul 08.00 WIB hingga 15.30 WIB. Sementara, Museum Bank Indonesia tutup pada Senin dan libur nasional.

Harga tiket Museum Bank Indonesia yakni Rp 5.000 per orang. Sementara, pelajar, mahasiswa, pengunjung rombongan yang sudah mendapatkan konfirmasi, pegawai BI, dan anak di bawah tiga tahun, tidak dipungut biaya, alias gratis.

4. Museum Bank Mandiri

Tidak jauh dari lokasi Museum Bank Indonesia, pengunjung dapat menemukan Museum Bank Mandiri.  Mengutip dari laman Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, bangunan Museum Bank Mandiri dulunya milik perusahaan swasta Belanda yakni Factorij Batavia.

Koleksi Museum Bank Mandiri berupa  perlengkapan operasional bank, surat berharga, mata uang kuno (numismatik), brankas, dan lain-lain. Gedung museum masih mempertahankan bentuk aslinya yang identik dengan zaman kolonial Belanda. 

Harga tiket masuk Museum Bank Mandiri adalah Rp5.000 untuk umum. Sedangkan, pelajar, mahasiswa, dan anak di bawah usia tiga tahun tidak dipungut biaya alias gratis.

Museum Wayang memiliki koleksi lebih dari 4.000 buah wayang dari seluruh Tanah Air. Mulai dari wayang kulit, wayang golek, wayang kardus, wayang rumput, wayang janur, topeng, boneka, wayang beber, dan gamelan.

Mengutip Kompas.com (19/3/2022), museum ini juga memamerkan koleksi boneka asal mancanegara, seperti boneka Inggris, Rusia, Thailand, dan sebagainya.  Terdapat makam Jan Pieterszoon Coen, Gubernur-Jendral Hindia-Belanda keempat dan keenam pada lantai satu museum.

Museum yang dulunya berfungsi sebagai gereja ini, berlokasi di Jalan Pintu Besar Utara Nomor 27, Pinangsia, Kota Tua, Jakarta Barat.  Harga tiket masuk Museum Wayang adalah  Rp 5.000 untuk umum, Rp 3.000 pelajar, dan Rp 2.000 untuk anak-anak.

Sesuai namanya, koleksi museum ini berupa lukisan dan karya seni berupa keramik. Pengunjung dapat menemukan lukisan dari pelukis legendaris dari berbagai aliran. 

Sebut saja, lukisan-lulisan karya Hendra Gunawan, Raden Saleh, Affandi, dan sebagainya. Museum Seni Rupa dan Keramik juga menawarkan sesi belajar membuat keramik dari tanah liat. 

Museum ini buka sejak pukul 08.00 - 17.00 setiap harinya, kecuali libur nasional dan Senin. Harga tiket masuk  Museum Seni Rupa dan Keramik adalah Rp5.000 untuk dewasa, Rp3.000 untuk mahasiswa dan Rp2.000 untuk pelajar dan anak-anak.

Sebagai negara maritim, Indonesia memiliki kekayaan bahari. Nah, masyarakat bisa melihat miniatur kekayaan maritim Indonesia di Museum Bahari yang berada di Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.

Mengutip situs Mitra Museum Jakarta, kawasan ini terdiri dari dua bangunan utama yakni Museum Bahari dan Menara Syahbandar. Bangunan Museum Bahari dibangun oleh VOC, secara bertahap mulai dari 1718 hingga 1774. Bangunan museum dulunya  digunakan untuk menyimpan rempah-rempah. 

Pengunjung bisa melihat berbagai replika perahu di Museum Bahari, hasil rempah-rempah Tanah Air, dan sebagainya. Tiket masuk ke Museum Bahari adalah Rp 5.000 untuk dewasa, Rp 3.000 untuk pelajar dan mahasiswa, serta Rp 2.000 untuk anak-anak.

Toko Merah adalah salah satu bangunan ikonik yang Instagramable di kawasan Kota Tua Jakarta. Lokasinya berada di Jalan Kali Besar Barat Nomor  11, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. 

Disebut sebagai Toko Merah, karena dinding bangunan ini didominasi batu bata berwarna merah dengan sentuhan gaya khas Tionghoa, sehingga tampak mencolok dibandingkan gedung-gedung di sekitarnya.

Melansir dari Tribun Jakarta, bangunan yang didirikan pada 1700-an ini, dulunya berfungsi sebagai rumah dinas Gubernur Jenderal Belanda. Sempat berganti fungsi beberapa kali, hingga akhirnya bangunan ini diambil alih warga Tionghoa yang kemudian digunakan sebagai toko, sekitar abad ke-20.

  • Panduan Lengkap ke Flona 2023, Pameran Flora dan Fauna Gratis di Jakarta
  • 6 Hotel dengan Bathtub di Jakarta, Harga di Bawah Rp 500.000

9. Jembatan Kota Intan 

Saat berkeliling Kota Tua Jakarta, wisatawan akan menjumpai jembatan unik yang desainnya bergaya kolonial, yakni Jembatan Kota Intan. Dibangun pada 1628 pada masa kolonial, jembatan ini merupakan salah satu jembatan tertua di Indonesia. 

Sebelum bernama Jembatan Kota Intan, jembatan ini telah berganti nama beberapa kali, seperti Engelse Burg (Jembatan Inggris), Hoenderpasarburg (Jembatan Pasar Ayam), dan Het Middelpunt Burg (Jembatan Pusat), seperti dilansir dari situs Kemendikbud. 

Keunikan Jembatan Kota Intan adalah struktur yang dapat diangkat untuk lalu lintas perahu dan untuk mencegah banjir. Selain infrastruktur, bangunan jembatan ini menjadi salah satu tempat wisata Kota Tua Jakarta.

Tidak jauh dari Jembatan Kota Intan, wisatawan bisa menjumpai kawasan Kali Besar atau dikenal juga sebagai Kaliber. Sekilas, pengunjung seolah berada di kota-kota Eropa atau sungai di Korea Selatan saat berada di Kali Besar, seperti dikutip dari Kompas.com (11/111/2021).

Hal ini tidak lepas dari keberadaan jalur pedestrian terapung di atas Kali Besar, yang ditata dengan sangat apik dan estetik. Kawasan wisata  ini, menjadi salah satu tempat nongkrong favorit wisatawan.

Dari kawasan Kali Besar, wisatawan bisa menikmati gedung-gedung bergaya kolonial di Kota Tua Jakarta, serta taman yang dipenuhi bunga. Wisatawan bisa berfoto sepuasnya saat berada di kawasan Kali Besar Kota Tua Jakarta.

Stasiun Kereta Api Jakarta Kota merupakan stasiun kereta api terbesar di Indonesia, berdasarkan informasi dari laman KAI Heritage. Stasiun Jakarta Kota mulanya dibangun sekitar 1870, kemudian ditutup pada 1926 untuk renovasi menjadi bangunan sekarang.

Menariknya, acara peresmian Stasiun Jakarta Kota digelar secara besar-besaran dengan penanaman kepala kerbau oleh Gubernur Jendral JHR. A.C.D. de Graeff yang berkuasa pada zaman Hindia Belanda periode 1926 – 1931.

Selain berfungsi sebagai stasiun KRL, bangunan stasiun menjadi salah satu destinasi wisata sejarah. Stasiun Jakarta Kota merupakan karya besar arsitek Belanda kelahiran Tulungagung, yaitu Frans Johan Louwrens Ghijsels. Bangunan stasiun mengusung filosofi Yunani, dengan balutan art deco yang kental serta kesan sederhana.

Pelabuhan Sunda Kelapa Jakarta adalah salah satu pelabuhan penting di Indonesia. Lokasinya berada di pesisir pantai utara yang masuk wilayah Jakarta Utara.

Pelabuhan Sunda Kelapa Jakarta diperuntukkan untuk kapal-kapal dengan ukuran lebih kecil dan melayani lalu lintas pedagangan antar-pulau dalam negeri.

Pelabuhan yang memiliki luas 59 hektare ini, dibangun pada 1527 pada masa pemerintahan Portugis. Dulunya, Pelabuhan Sunda Kelapa adalah persinggahan pelayaran utama di Nusantara.

Jika berkunjung ke Pelabuhan Sunda Kelapa, wisatawan bisa menjumpai kapal-kapal kayu serta kapal phinisi. Selain itu, wisatawan bisa menyaksikan aktivitas bongkar muat barang di Pelabuhan Sunda Kelapa yang menjadi salah satu nadi ekonomi Jakarta Utara.

Wisata Kota Tua Jakarta selanjutnya adalah Magic Art 3D Museum. Melansir dari situs resminya, tempat wisata ini menampilkan berbagai lukisan dan seni tiga dimensi.

Magic Art 3D Museum menampilkan 17 zona dan 104 spot foto. Para Pengunjung tidak hanya menikmati lukisan tiga dimensi pada dinding, tetapi juga di lantai museum.

Beberapa zona di museum ini antara lain, zona lukisan, satwa, laut, rutinitas, dinosaurus, horor, dan petualangan. Museum ini juga memiliki ruangan wahana, seperti labirin rumah kaca, ruang laser, ruang ames, ruang miring, ruang ajaib, kursi ilusi, ruang penjara, dan masih banyak lagi.

https://travel.kompas.com/read/2023/09/26/194000827/13-tempat-wisata-kota-tua-jakarta-yang-sarat-sejarah-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke