KOMPAS.com - Apakah kamu tengah mencari wisata malam di Jakarta? Jika iya, maka wisata Kota Tua malam hari bisa menjadi alternatif.
Berkunjung ke Kota Tua Jakarta di malam hari memberikan sensasi yang berbeda. Selain cuaca yang tidak terik, bangunan-bangunan kuno di sana, memberikan kesan yang lebih magis dan eksotis di balik sorotan lampu.
Daya tarik wisata Kota Tua Jakarta adalah keberadaan bangunan-bangunan kuno bergaya kolonial yang sekarang menjadi museum. Sebut saja. Museum Fatahillah atau Museum Sejarah Jakarta, Museum Bank Indonesia, Museum Bank Mandiri, Jembatan Kota Intan, Pelabuhan Sunda Kelapa, Menara Syahbandar, dan sebagainya.
Jam berapa Kota Tua Jakarta tutup?
Jika ingin berkunjung ke Kota Tua Jakarta malam hari, wisatawan perlu mengetahui jam tutup Kota Tua Jakarta.
Berdasarkan informasi dari Kompas.com (9/8/2023), kawasan wisata Kota Tua buka setiap hari. Jam buka Kota Tua Jakarta mulai dari pukul 08.00 WIB sampai dengan 21.00 WIB.
Jadi, obyek wisata andalan Jakarta ini, tidak beroperasi selama 24 jam. Jika wisatawan berasal dari daerah yang lokasinya cukup jauh, perlu mempertimbangkan akses transportasi umum.
Wisata Kota Tua Jakarta malam hari
Kompas.com merangkum wisata malam Kota Tua Jakarta, sebagai berikut. Sebagai catatan, tidak semua destinasi wisata di kawasan Kota Tua Jakarta buka hingga malam hari.
Taman Fatahillah tepat berada di depan Museum Fatahillah atau Museum Sejarah Jakarta. Kawasan taman yang berupa lapangan luas ditutupi paving block ini, adalah lokasi ikonik ini kawasan Kota Tua Jakarta.
Selain Museum Fatahillah, taman ini dikelilingi bangunan kuno peninggalan era kolonial lainnya, seperti Kantor Pos Kota dan bekas gedung Pengadilan Tinggi Batavia.
Pada malam hari, wisatawan bisa mengelilingi kawasan Taman Fatahillah naik sepeda ontel, atau sekadar jalan kaki. Biasanya, ada sejumlah seniman yang menampilkan atraksi di kawasan Taman Fatahillah.
Di dekat Museum Fatahillah, wisatawan bisa menjumpai sebuah restoran bergaya kolonial, yakni Cafe Batavia. Bangunan restoran bersejarah ini didirikan sejak 1805 oleh pemerintahan Belanda, seperti dikutip dari situs resminya.
Bangunan restoran ini mulanya digunakan sebagai akomodasi bagi petinggi VOC karena lokasinya dekat dengan gedung Balaikota Batavia Lama (kini Museum Fatahillah).
Gedung ini, sempat menjadi galeri seni sebelum akhirnya diubah menjadi restoran. Cafe Batavia merupakan restoran yang cukup ikonik, karena pengunjung bisa menyaksikan panorama kawasan Kota Tua Jakarta.
Jam buka Cafe Batavia mulai pukul 09.00 WIB hingga 00.00 WIB pada Senin hingga Kamis. Sementara, Cafe Batavia buka hingga pukul 01.00 WIB pada Jumat.
Pilihan kafe dan restoran di Kota Tua Jakarta lainnya adalah Kedai Seni Djakarte. Kafe yang satu ini cukup mencolok dengan bangunan bergaya Eropa klasik, dan penggunaan warna hijau pada beberapa bagian eksteriornya.
Lokasinya berada di samping Museum Fatahillah atau di depan pintu masuk Museum Sejarah.
Menurut Instagram resminya, kafe ini mulai dibangun sejak 1913 pada masa kolonial Belanda. Pada 2015, Kedai Seni Djakarte sempat diperbaiki UNESCO melalui tim ahli gedung tua.
Kafe bernuansa vintage ini menyediakan menu khas Indonesia dan Western yang dibanderol mulai dari Rp 20.000-an. Sementara menu minuman dibanderol mulai dari Rp 15.000.
5. Jembatan Kota Intan
Saat berkeliling Kota Tua Jakarta, wisatawan akan menjumpai jembatan unik yang desainnya bergaya kolonial, yakni Jembatan Kota Intan. Dibangun pada 1628 pada masa kolonial, jembatan ini merupakan salah satu jembatan tertua di Indonesia.
Sebelum bernama Jembatan Kota Intan, jembatan ini telah berganti nama beberapa kali, seperti Engelse Burg (Jembatan Inggris), Hoenderpasarburg (Jembatan Pasar Ayam), dan Het Middelpunt Burg (Jembatan Pusat), seperti dilansir dari situs Kemendikbud.
Keunikan Jembatan Kota Intan adalah struktur yang dapat diangkat untuk lalu lintas perahu dan untuk mencegah banjir. Selain infrastruktur, bangunan jembatan ini menjadi salah satu tempat wisata Kota Tua Jakarta.
Toko Merah adalah salah satu bangunan ikonik yang Instagramable di kawasan Kota Tua Jakarta. Lokasinya berada di Jalan Kali Besar Barat Nomor 11, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat.
Disebut sebagai Toko Merah, karena dinding bangunan ini didominasi warna merah dengan sentuhan gaya khas Tionghoa, sehingga tampak mencolok dibandingkan gedung-gedung di sekitarnya.
Melansir dari Tribun Jakarta, bangunan yang didirikan pada 1700-an ini, dulunya berfungsi sebagai rumah dinas Gubernur Jenderal Belanda. Sempat berganti fungsi beberapa kali, hingga akhirnya bangunan ini diambil alih warga Tionghoa yang kemudian digunakan sebagai toko, sekitar abad ke-20.
Pasar Pisang merupakan salah satu tempat membeli suvenir di Kota Tua Jakarta. Wisatawan bisa dengan mudah menemukan lokasi Pasar Pisang melalui Jalan Kunir.
Mengutip Kompas.com (10/8/2023), ada beragam cinderamata yang dijajakan di Pasar Pisang. Misalnya, sepatu, gantungan kunci, mainan anak, jam tangan, tas, asbak berbentuk Tugu Monas, kaos, dan sebagainya.
Harga barang-barang tersebut mulai dari Rp 35.000. Wisatawan juga bisa menemukan barang yang diobral dengan harga murah.
Stasiun Jakarta Kota merupakan stasiun kereta api terbesar di Indonesia, berdasarkan informasi dari laman KAI Heritage. Stasiun Jakarta Kota mulanya dibangun sekitar 1870, kemudian ditutup pada 1926 untuk renovasi menjadi bangunan sekarang.
Menariknya, acara peresmian Stasiun Jakarta Kota digelar secara besar-besaran dengan penanaman kepala kerbau oleh Gubernur Jendral JHR. A.C.D. de Graeff yang berkuasa pada zaman Hindia Belanda periode 1926 – 1931.
Selain berfungsi sebagai stasiun KRL, bangunan stasiun menjadi salah satu destinasi wisata sejarah. Stasiun Jakarta Kota merupakan karya besar arsitek Belanda kelahiran Tulungagung, yaitu Frans Johan Louwrens Ghijsels. Bangunan stasiun mengusung filosofi Yunani, dengan balutan art deco yang kental serta kesan sederhana.
9. Kawasan kuliner PKL
Setelah lelah berkeliling kawasan Kota Tua Jakarta, wisatawan bisa hunting berbagai kuliner di kawasan pedagangan kaki lima (PKL). Mengutip Kompas.com (11/7/2022), pemerintah telah merelokasi para PKL tersebut di sejumlah titik yang tidak jauh dari kawasan Kota Tua Jakarta, seperti Kota Intan dan Cipta Naga.
Wisatawan bisa menjumpai beragam kuliner di lokasi tersebut, termasuk kuliner khas Betawi. Adapula beragam pernak-pernik dan cinderamata Kota Tua Jakarta, seperti kaos, sepatu, dan sandal.
https://travel.kompas.com/read/2023/09/27/105210427/9-wisata-kota-tua-jakarta-malam-hari-bisa-kulineran