Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Tips Hunting Peninggalan Permukiman Masa Lalu di Waduk Gajah Mungkur yang Surut, Datang Pagi atau Sore

KOMPAS.com – Waduk Gajah Mungkur di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, mengalami penurunan debit air akibat musim kemarau tahun 2023 ini.

Hal itu bahkan membuat dasar waduk yang biasanya ada di bawah air, menjadi daratan yang bisa ditapaki.

Dasar waduk pun menjadi padang rumput hijau yang dimanfaatkan masyarakat sebagai tempat jalan-jalan sore.

Selain itu, beberapa bagian Waduk Gajah Mungkur yang mengering, ternyata menyingkap kembali jejak peninggalan permukiman masa lalu.

Itu karena beberapa bagian waduk ini dulunya merupakan kawasan permukiman yang akhirnya ditenggelamkan.

Kamu akan bisa menemukan sisa permukiman zaman dulu, seperti fondasi rumah, sumur, jembatan, hingga makam.

Tips hunting peninggalan masa lalu di Waduk Gajah Mungkur

Kompas.com sempat berkunjung ke dasar Waduk Gajah Mungkur yang mengering dan terdapat peninggalan permukiman masa lalu, tepatnya di Kecamatan Wuryantoro.

Jika ingin hunting peninggalan permukiman masa lalu di Waduk Gajah Mungkur, berikut Kompas.com rangkum tipsnya:

1. Lakukan pada akhir musim kemarau

Normalnya, musim kemarau di wilayah Wonogiri dan sekitarnya berlangsung pada Mei hingga Oktober.

Oleh karena itu, waktu yang pas untuk menyaksikan peninggalan masa lalu di Waduk Gajah Mungkur adalah akhir musim kemarau pada September atau Oktober.

Sebaliknya pada puncak musim hujan, seperti Januari atau Februari, debit air waduk ini akan tinggi, sehingga peninggalan permukiman itu akan kembali terendam air.

2. Cari di tempat yang tepat

Tidak semua bagian Waduk Gajah Mungkur yang mengering akan menyingkap peninggalan permukiman masa lalu.

Salah satu tempat yang terdapat peninggalan itu ada di Kecamatan Wuryantoro, tepatnya selatan Pasar Wuryantoro.

3. Datang pagi atau sore

Menjelajah kawasan Waduk Gajah Mungkur yang surut paling pas dilakukan pada pagi atau sore hari.

Itu karena cuaca akan sangat panas pada siang hari dengan tidak adanya pepohonan yang bisa melindungi diri. 

Apabila datang pada sore hari yang cerah, kamu akan mendapat bonus sunset atau matahari terbenam.

4. Mengobrol dengan masyarakat yang sudah cukup tua

Masyarakat yang terdampak pembangunan Waduk Gajah Mungkur tidak semuanya melakukan transmigrasi. Ada beberapa yang pindah tidak jauh dari lokasi terdampak.

Mereka saat ini sudah berusia cukup tua. Apabila bertemu petani yang usianya sudah cukup tua, kamu bisa mengajaknya mengobrol. Dengan begitu, kamu bisa tahu kondisi tempat yang sedang dipijak sewaktu jadi permukiman.

5. Sekalian memancing

Waduk Gajah Mungkur juga merupakan tempat favorit untuk memancing. Area sekitar makam bahkan jadi tempat memancing yang ramai ketika waduk mulai mengering.

“Karena ikannya akan terjebak di genangan air (sekitar makam) pas mengering, jadi enak untuk dipancing,” kata seorang pemancing ikan bernama Wawan kepada Kompas.com, Sabtu (7/10/2023).

https://travel.kompas.com/read/2023/10/15/213100627/5-tips-hunting-peninggalan-permukiman-masa-lalu-di-waduk-gajah-mungkur-yang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke