KOMPAS.com - Industri perhotelan di Indonesia belum sepenuhnya pulih usai diterpa pandemi Covid-19.
Salah satu alasannya adalah karena faktor daya beli masyarakat yang masih belum seperti sedia kala.
"Kalau pulih 100 persen belum. Terhadap 2019, belum sepenuhnya pulih. Di dalam negeri ada faktor daya beli yang memang belum seperti semula. Jadi faktor daya beli masyarakat belum pulih," kata Ketua Umum Perhimpunan dan Hotel dan Restoran Indonesia Hariyadi Sukamdani.
Pernyataan itu ia sampaikan dalam konferensi pers saat Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV PHRI 2024 yang Kompas.com pantau secara online, Kamis (22/2/2024).
Hariyadi melanjutkan, faktor lain yang menjadi kendala yaitu adanya penambahan inventory di akomodasi yang tidak tercatat.
Restoran juga belum pulih
Kondisi ini, sambung Hariyadi, juga dialami oleh sektor restoran. Belum pulihnya industri restoran pascapandemi terjadi karena kendala daya beli masyarakat, serta adanya peningkatan biaya produksi.
"Seperti kita ketahui, misalnya saat-saat terakhir ini harga beras naik. Nah itu salah satu contoh juga mengurangi (daya beli masyarakat) cukup signifikan terhadap margin," katanya.
Meskipun begitu, Hariyadi melihat adanya potensi untuk tumbuh bagi industri hotel dan restoran di Indonesia.
Namun, ia mengingatkan untuk tetap waspada terhadap dampak resesi yang terjadi di beberapa negara seperti Jepang dan Inggris, serta perlambatan ekonomi di China dan Amerika Serikat.
https://travel.kompas.com/read/2024/02/23/160400127/pascapandemi-covid-19-industri-hotel-dan-restoran-masih-belum-pulih