Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkelana ke Negeri-negeri Stan (2)

Kompas.com - 07/03/2008, 07:47 WIB

            "Ke mana jubah-jubah yang kemarin?" tanya saya.
            "Kata bapak kalau mau ke Tajikistan harus pakai baju seperti ini. Orang sana tak suka melihat orang Afghan pakai jubah," kata pemuda itu polos.

Mesin kapal bergetar dahsyat. Kapal kecil ini perlahan-lahan meninggalkan pelabuhan Afghanistan, menuju negeri Tajikistan di seberang sana. Sekarang kami berada di tengah-tengah sungai coklat yang mengalir deras ini. Nama Amu Darya memang sudah terikat bersama-sama dengan peradaban Asia Tengah, bahkan sejak zamannya Iskandar yang Agung berabad-abad sebelum Masehi. Sekarang, sungai ini menjadi pemisah negeri-negeri di sini, dan menjadi penentu takdir bagi manusia yang terletak di sisi-sisi yang berbeda.

Saya begitu takjub melihat petugas imigrasi wanita di Tajikistan. Gadis ini hidungnya mancung, matanya besar, dan rambut pirangnya tergerai bebas. Suaranya melengking tegas. Saya sudah tiba di sebuah dunia yang sama sekali berbeda dengan Afghanistan di seberang sungai sana. Tengok saja pakaian gadis ini. Seragam lengan pendek dengan rok setinggi dengkul. Sedangkan di seberang sana, perempuan Afghan harus membungkus dirinya rapat-rapat dengan burqa biru dan putih, hingga mata pun tak terlihat, itu pun dikurung di dalam rumah pagi siang malam.

            "Di Tajikistan, tak ada burqa. Perempuan hidup bebas," kata petugas itu tersenyum, sambil memeriksa dengan teliti semua barang bawaan saya.

Datang dari Afghanistan, otomatis masuk daftar orang yang dicurigai. Afghanistan, tak salah lagi, adalah penghasil candu nomer satu di dunia. Semua barang, mulai dari tas, buku-buku, sampai baju yang paling dalam, semua digeledah. Kemudian dicocokkan satu per satu dengan daftar isian deklarasi yang saya serahkan. Untuk checking ini itu, saya masih harus bayar lima dolar kalau mau mendapat stempel. Itu pun setelah tawar-menawar dari sepuluh dolar. Tidak ada tanda terima pula.

Korupsi di negara-negara Asia Tengah begitu tersohornya, yang membuat saya tiba-tiba teringat negara saya sendiri.

Taksi sudah menunggu di luar pos perbatasan, siap mengantar ke Dushanbe, ibu kota Tajikistan. Saya berbagi ongkos taksi dengan beberapa mahasiswa Afghan itu. Sepuluh dolar per orang. Mahal juga.

            "Brat, sekarang semua mahal. Satu liter bensin tiga Somoni," kata supir taksi dalam bahasa Rusia. Ini adalah percakapan yang kemudian akan menjadi keseharian saya di negeri ini. Harga bensin selalu disebut-sebut setiap saat.

Tajikistan adalah kejutan setelah Afghanistan. Saya seperti dilempar oleh mesin waktu ke sebuah zaman modern. Jalan beraspal berkelok-kelok naik turun perbukitan. Pria-pria berkemeja dan bercelana hitam mengenakan topi yang juga berwarna hitam, mirip topinya orang Uzbek. Tak ada jubah gombor macam di Afghanistan. Wanita-wanita desa juga mewarnai jalan. Semuanya berdaster warna-warni, kepalanya dibalut kerpus dan kerudung. Tak ada burqa yang membuat semua wanita jadi invisible seperti di Afghan sana. Tak ada pula cador hitam yang hanya menyisakan sepasang mata bersorot tajam. Gadis-gadis desa malah banyak yang memakai celana jeans ketat.

Seorang nenek tua duduk di atas kereta keledai, tersenyum sambil melambai-lambai ke arah mobil yang kami tumpangi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ini 10 Tempat Wisata Luar Ruangan di Jakarta yang Bisa Dikunjungi

Ini 10 Tempat Wisata Luar Ruangan di Jakarta yang Bisa Dikunjungi

Jalan Jalan
Imbas Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Sandiaga Berharap Potensi Studi Tur Tidak Berkurang

Imbas Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Sandiaga Berharap Potensi Studi Tur Tidak Berkurang

Travel Update
Larangan di Umbul Nilo, Pemandian Sebening Kaca di Klaten

Larangan di Umbul Nilo, Pemandian Sebening Kaca di Klaten

Travel Update
Ngargoyoso Waterfall, Wisata Air Terjun Baru di Karanganyar

Ngargoyoso Waterfall, Wisata Air Terjun Baru di Karanganyar

Jalan Jalan
Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Masyarakat Diingatkan Cek Kelayakan Bus di Spionam

Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Masyarakat Diingatkan Cek Kelayakan Bus di Spionam

Travel Update
7 Wisata Sejuk di Yogyakarta, Pas Dikunjungi Saat Panas

7 Wisata Sejuk di Yogyakarta, Pas Dikunjungi Saat Panas

Jalan Jalan
5 Desa Wisata Penyangga Borobudur Highland di Purworejo Dapat Pelatihan dan Pendampingan

5 Desa Wisata Penyangga Borobudur Highland di Purworejo Dapat Pelatihan dan Pendampingan

Travel Update
Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Raya Cibodas

Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Raya Cibodas

Travel Update
Hidden Gem di Batam, Wisata Sambil Olahraga ke Golf Island

Hidden Gem di Batam, Wisata Sambil Olahraga ke Golf Island

Jalan Jalan
Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Binatang Bandung

Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Binatang Bandung

Jalan Jalan
KAI Tambah 4 Perjalanan Kereta Api pada 12-31 Mei 2024

KAI Tambah 4 Perjalanan Kereta Api pada 12-31 Mei 2024

Travel Update
Planetarium Jagad Raya Tenggarong di Kaltim: Lokasi dan Tiket Masuk

Planetarium Jagad Raya Tenggarong di Kaltim: Lokasi dan Tiket Masuk

Travel Update
5 Hotel Dekat Bandara Internasional Juanda Surabaya

5 Hotel Dekat Bandara Internasional Juanda Surabaya

Hotel Story
Tiket.com Beri Promo ke Singapura, Ada Diskon hingga 30 Persen

Tiket.com Beri Promo ke Singapura, Ada Diskon hingga 30 Persen

Travel Update
Aktivitas Vulkanik Gunung Slamet Naik, Ratusan Pendaki Gagal Gapai Atap Jawa Tengah

Aktivitas Vulkanik Gunung Slamet Naik, Ratusan Pendaki Gagal Gapai Atap Jawa Tengah

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com