Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkelana ke Negeri-negeri Stan (81)

Kompas.com - 26/06/2008, 06:20 WIB

            "Apa gunanya ke luar negeri? Negara ini sudah bagus dan semua gratis. Saya cukup hanya tinggal di Turkmenistan saja."

Perlahan-lahan bus mulai penuh oleh penumpang. Rita mengingatkan saya untuk tutup mulut. Tidak baik terlalu banyak bicara yang aneh-aneh di tempat ramai seperti ini. Mata-mata ada di mana-mana.

Saya turun dari bus tepat di tengah kota, mencari-cari tempat penginapan di Ashgabat yang murah meriah. Ashgabat memang bukan ibu kota yang ramai. Jalanan yang lebar sangat lengang. Sesekali ada mobil yang melaju kencang melewati barisan gedung-gedung yang masih mulus seperti baru dibangun kemarin sore.

Tak seperti di negara-negara kakak beradik Stan lainnya, saya sama sekali tidak melihat huruf Rusia di sini. Yang ada hanya huruf Latin, bukti tekad yang maha bulat untuk membebaskan diri dari bayang-bayang masa lalu.

Kota ini bertabur slogan, semuanya dalam bahasa Turkmen yang mirip-mirip bahasa Turki.

            "XXI asyr – Turkmening altyn asyrydyr". Abad ke-21 adalah abad emas bangsa Turkmen. Slogan ini menjadi hiasan wajib gedung-gedung tinggi departemen negara. Semboyan lain,

            "Halk, Watan, beyik Turkmenbashi". Artinya rakyat, negeri, dan Turkmenbashi yang Agung. Turkmenbashi artinya Pemimpin Bangsa Turkmen. Semboyan ini mirip-mirip dengan slogan Hitler – Ein Volk, Ein Reich, Ein Führer.

Posisi Pemimpin Agung di sini tak lain dan tak bukan adalah Saparmurat Niyazov, presiden agung yang baru saja meninggal dunia beberapa bulan lalu.

Abad emas Turkmenistan datang bersama buku panduan yang diturunkan oleh sang bapak suci Turkmenbashi. Nama buku ini adalah Ruhnama, Kitab Ruh, untuk menyucikan roh dan jiwa. Sang Turkmenbashi konon mendapat ilham langsung dari Tuhan untuk menulis buku ini. Di sepanjang jalan, saya selalu diingatkan bahwa, "Ruhnama, bizing Yolumyzdyr", Ruhnama adalah Jalan Kita. Semua warga Turkmenistan harus dites dulu hapalan dan pengamalan Ruhnama-nya, mulai dari zaman sekolah, bikin SIM, sampai melamar pekerjaan.

Abad emas, memang sudah dinanti-nantikan kedatangannya. Ashgabat berlapis emas di mana-mana. Di pusat kota ada monumen raksasa, setinggi 75 meter. Monumen yang namanya penuh jargon ini, Arch of Neutrality, merayakan keputusan maha agung Turkmenistan untuk menjadi negara netral, yang konon dielu-elukan seluruh penjuru bumi. Di atas monumen berkaki tiga itu, ada patung emas sang Turkmenbashi, setinggi 12 meter, melambaikan tangan, berputar mengikuti matahari.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com