Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkelana ke Negeri-negeri Stan (90)

Kompas.com - 09/07/2008, 08:06 WIB

[Tayang:  Senin - Jumat]



Berzengi

Di bagian selatan Ashgabat, sebuah dunia surealis menebar nuansa misterius negeri antah berantah. Gedung-gedung tinggi dari pualam putih berjajar megah, tetapi tak ada manusia yang menghuni. Jalan raya beraspal mulus membentang amat lebar, tetapi tak nampak mobil yang melintas. Monumen-monumen megah berdiri, merayakan kegemilangan negeri, di tengah kelengangan alam yang tiada banding. Taman-taman hijau menghampar, gemericik air mancur mengalun sendiri di tengah sunyi dunia.

Inilah Berzengi, tempat keajaiban tingkat dunia muncul satu per satu. Inilah Berzengi, tempat bulu kuduk saya berdiri di sebuah dunia aneh yang kosong dan hampa ini.

Berzengi adalah sekelumit wajah Turkmenistan yang pertama kali saya intip ketika datang dari Iran dulu. Dalam bis kota modern yang harga tiketnya mendekati gratis, saya terpesona oleh barisan gedung-gedung tinggi dan baru, dengan cita rasa arsitektur entah dari zaman apa. Kekaguman saya juga mengantarkan senyum kebanggaan di wajah Rita, seorang pegawai perbatasan, yang mengagung-agungkan kehidupan di negeri utopis Turkmenistan.

Setelah beberapa hari di Ashgabat, saya kembali ke Berzengi, mengagumi barisan gedung-gedung raksasa nan bisu ini.

Berzengi adalah jalan panjang yang membentang ke arah pegunungan Kopet Dag di selatan, yang membatasi negeri ini dengan Iran. Gedung-gedung berukuran tinggi dan besar berjajar, berbaris rapi, dengan jarak pemisah yang beraturan. Tak ada kesan metropolis penuh pencakar langit macam Shanghai atau New York. Gedung-gedung raksasa Ashgabat berpencaran, memberi kesan lapang.

Tak ada manusia di sini. Kalaupun ada tak berbanding dengan lusinan gedung pencakar langit dari pualam mahal yang berbaris mengisi sepi. Tetapi pualam-pualam raksasa terus dibangun. Para pekerja masih sibuk menyelesaikan bagian atap sebuah apartemen megah di pinggir jalan raya, yang mungkin kemarin malam baru dibangun dan besok lusa sudah akan diresmikan.

Hotel-hotel bintang lima juga membanjiri Berzengi, menggelorakan kebanggaan program pembangunan Sang Turkmenbashi. Gedung-gedung marmer bermunculan silih berganti, juga istana-istana berkubah emas. Masing-masing bangunan ini menghabiskan dana ratusan juta euro, dikerjakan oleh perusahaan-perusahaan konstruksi kelas dunia macam Bouygues dari Perancis. Tentu saja ini bisnis yang amat menggiurkan, di mana seorang Pemimpin Agung punya terlalu banyak uang untuk dihamburkan, sampai bingung mau dibuang ke mana lagi.

Sementara, penduduk Ashgabat, yang jumlahnya tak lebih dari setengah juta jiwa, masih bergulat dengan gaji standar 50 dolar per bulan. Mulut mereka disumpal dengan garam, listrik, gas, dan minyak yang semuanya gratis.

Ashgabat, yang dulunya adalah kota pinggir perbatasan yang hilang dan terlupakan, kini mulai mewujudkan fantasinya. Kekayaan minyak dan gas bumi yang tiada tara menjanjikan mimpi indah bagis seluruh rakyatnya.

Tengoklah Monumen Kemerdekaan Turkmenistan di ujung selatan Berzengi, yang menjulang tinggi menopang langit dengan bentuk persis penghisap toilet. Tentu saja yang mendominasi adalah emas yang mengilap, warna favorit negeri Abad Emas. Deretan patung-patung pengawal Turkmen berukuran raksasa berdiri mengawal. Turkmenbashi, dari emas (tentu saja), berdiri dengan anggun melepaskan jubah kebesarannya, dan dikelilingi lima ekor burung elang berkepala lima. Masih ada pula dua orang tentara Turkmen (yang ini manusia sungguhan) yang mengawal patung-patung bisu ini. Entah bagaimana mereka bisa melewatkan hari-hari di tengah kesunyian patung-patung angker, membunuh bosan di tengah sepi.

Di ujung utara Berzengi, ada lagi piramid ala Turkmenistan, dari pualam putih menjulang tinggi, bermandi air yang mengucur dari puncak ke empat sisinya. Resminya ini adalah air mancur terbesar di dunia, salah satu keberhasilan Turkmenistan di kancah internasional. Air mancur, kolam, selokan, memang bertebaran di seluruh penjuru Ashgabat, seakan menyangkal fakta bahwa 75 persen negeri ini adalah padang pasir yang kering dan tandus.

Keajaiban Berzengi yang lain lagi adalah monumen Ruhnama. Bentuknya seperti buku tulisan sang Presiden, berwarna hijau dengan pinggiran merah muda. Ukurannya super jumbo, mencolok di tengah taman, dikelilingi semburan air mancur. Buku raksasa seperti ini, siapa yang baca?

Jangan salah. Ini bukan sekedar patung biasa. Patung buku raksasa ini bisa dibuka, setidaknya dalam sekali perayaan per tahun, ketika Hari Ruhnama diperingati, buku raksasa ini terbelah dan memamerkan isinya – barisan layar televisi yang mengelu-elukan kebesaran Sang Turkmenbashi.

Bukan hanya gedung-gedung dan monumen bisu, sang Pemimpin Agung juga menghujani rakyatnya dengan hari-hari libur nasional, yang jarang kita dengar adanya di dunia ‘normal’. Ada hari bendera (merayakan ulang tahun Turkmenbashi), hari ‘setetes air adalah sejumput emas’, hari kuda, hari puisi, hari karpet, hari melon, hari roti, hari Turkmenbashi, hari ‘bertetangga baik’, dan hari netralitas. Saya benar-benar penasaran ingin ikut merasakan perayaan salah satu dari hari-hari penting di dunia Turkmen ini.

Apakah ini mimpi Abad Emas itu? Gedung-gedung megah namun bisu, hanya berisi kekosongan. Hotel-hotel kelas dunia dibangun, tapi juga tak lebih dari deretan kamar-kamar kosong. Masjid raksasa Turkmenbashi dari pualam murni, berkapasitas ribuan jemaah dan dijadikan tempat pengganti naik haji, dikunjungi tak lebih dari sepuluh orang umat. Wajah Ashgabat memang terus berganti. Kecepatan dan dinamisme pembangunannya bahkan mungkin mengalahkan Shanghai atau Beijing. Semuanya berukuran super besar, super megah, dan super modern.

Tetapi bersama dengan munculnya gedung-gedung pualam dari negeri mimpi ini, yang ada cuma kesenyapan yang menggelitik bulu roma.


(Bersambung)
____________

Ayo ngobrol langsung dengan Agustinus  Wibowo di Kompas Forum. Buruan registrasi!

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerbangan di Bandara Incheon Korea Terganggu akibat Balon Isi Tinja

Penerbangan di Bandara Incheon Korea Terganggu akibat Balon Isi Tinja

Travel Update
Pameran Wonderlab di Grand Indonesia, Instalasi Teknologi Masa Depan

Pameran Wonderlab di Grand Indonesia, Instalasi Teknologi Masa Depan

Travel Update
TMII Gelar Festival Musim Panas Jepang untuk Sambut Libur Sekolah

TMII Gelar Festival Musim Panas Jepang untuk Sambut Libur Sekolah

Travel Update
Cara ke Pameran Biang Kerok Benyamin Sueb di Jakarta, Bisa Naik KRL

Cara ke Pameran Biang Kerok Benyamin Sueb di Jakarta, Bisa Naik KRL

Travel Tips
Gunung Bromo Buka Lagi Usai Kebakaran, Simak Aturan Berkunjung

Gunung Bromo Buka Lagi Usai Kebakaran, Simak Aturan Berkunjung

Travel Update
Gunung Kerinci Jadi Lokasi Pembuatan Dokumenter soal Risiko Pendakian

Gunung Kerinci Jadi Lokasi Pembuatan Dokumenter soal Risiko Pendakian

Travel Update
10 Tempat Liburan di Purwakarta, dari Alam hingga Sejarah

10 Tempat Liburan di Purwakarta, dari Alam hingga Sejarah

Jalan Jalan
Liburan ke Jakarta Aquarium & Safari, Ada Bajak Laut dan Kapibara

Liburan ke Jakarta Aquarium & Safari, Ada Bajak Laut dan Kapibara

Travel Update
5 Tempat Liburan Keluarga di Bandung, Ada yang Cocok untuk Piknik

5 Tempat Liburan Keluarga di Bandung, Ada yang Cocok untuk Piknik

Jalan Jalan
Promo Libur Sekolah di Rivera Outbound & Edutainment Bogor, mulai Rp 65.000

Promo Libur Sekolah di Rivera Outbound & Edutainment Bogor, mulai Rp 65.000

Travel Update
231 Penerbangan di Bandara AP II Layani Kepulangan Jemaah Haji

231 Penerbangan di Bandara AP II Layani Kepulangan Jemaah Haji

Travel Update
Ada Usulan Kenaikan Tarif Pungutan Turis Asing di Bali, Sandiaga: Harus Dilihat Dulu

Ada Usulan Kenaikan Tarif Pungutan Turis Asing di Bali, Sandiaga: Harus Dilihat Dulu

Travel Update
Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Sungai Maron Pacitan

Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Sungai Maron Pacitan

Travel Update
Taman Aglaonema Terbesar Indonesia di Sleman, Ini Jam Buka dan Harga Tiket Masuknya

Taman Aglaonema Terbesar Indonesia di Sleman, Ini Jam Buka dan Harga Tiket Masuknya

Travel Update
Visa Kunjungan Jangka Pendek di Kepulauan Riau Akan Diumumkan Segera

Visa Kunjungan Jangka Pendek di Kepulauan Riau Akan Diumumkan Segera

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com