Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titik Nol (4): Surga Burung

Kompas.com - 07/08/2008, 06:25 WIB

          “Sayang sekali kamu datang terlambat,” kata pemilik warung sederhana di pinggir danau, “coba kamu datang sebulan lalu. Tempat ini penuh oleh burung. Danau Pangong adalah surganya segala jenis burung. Sekarang karena sudah mulai dingin, burung bangau sudah berangkat terbang ke selatan.”

Di tengah danau Pangong ada Pulau Burung. Di sanalah puluhan jenis burung menghabiskan waktu di alam surgawi. Di atas ada langit biru, di bawah ada danau luas dengan ikan besar. Di sekeliling ada gunung salju. Mega berarak lambat. Tak ada keributan, hanya ada kedamaian sepanjang masa. Manakah lagi surga yang lebih indah bagi burung selain di atap dunia ini?

Bangau Siberia punya jadwal bermigrasi yang tetap. Ketika musim dingin mulai berhembus, mereka berombongan terbang melintas ke selatan, sampai ke Teluk Bengala. Ketika musim panas datang, kawanan ribuan burung bangau mengepakkan sayap yang lebar, menjejakkan kaki mereka yang panjang, beriringan menuju Danau Pangong. Di sini mereka bertelur, beranak, menikmati alam surga.

Burung pun punya jalan hidup yang boleh membuat manusia iri. Betapa bebas mereka menikmati surga-surga di muka bumi. Mereka bebas terbang ke mana pun mereka suka, tanpa perlu pusing paspor dan visa. Sedangkan manusia, menyusuri Danau Pangong pun tak mungkin.

Tentara perbatasan China berpatroli di tengah danau. Karena letaknya yang dekat dengan perbatasan India, daerah ini adalah wilayah sensitif. India mengklaim sebagian daerah yang dikuasai China di sini. Kalau dilihat di peta, garis batas India dan China di sini adalah garis putus-putus, menandakan perbatasan masih dalam status sengketa. Rakyat jelata paling jauh cuma boleh ke sekitar Pulau Burung. Nelayan juga berkutat tak jauh dari kampung. Hanya burung yang boleh terbang bebas melintas gunung, menyusuri danau panjang.

Siapa sebenarnya yang menggambar garis-garis batas negara di muka bumi, yang kemudian mengatakan sebagian danau ini punyaku dan sebagian itu punyamu? Siapa yang membuat alam raya ini terpetak-petak dibatasi berbagai dinding tak kasat mata, namun menjadi penentu takdir manusia yang hidup di sisi-sisinya?

Kampung di pinggir danau hanya terdiri dari dua atau tiga rumah sederhana milik pemancing. Selain penghuni gubuk dan beberapa tentara, tak ada lagi manusia lain yang hidup di sekitar sini. Danau air tawar ini menyuguhkan ikan yang lezat, bertubuh gemuk namun berduri kecil. Ikan dari danau ini boleh dimakan. Ada ratusan danau besar dan indah di Tibet, tetapi tak banyak yang boleh disantap ikannya.

Kebanyakan danau di Tibet adalah danau suci. Mereka mendirikan altar dan bersembahyang dengan cara berkeliling. Ikan-ikan di danau suci juga sama sucinya. Tak boleh dimakan. Danan Bangong mungkin adalah perkecualian, karena di sini tak nampak orang Tibet sama sekali.

          “Makanlah sepuasnya,” kata pemilik warung, “kalau kurang, nanti kami buatkan lagi.”

Ikannya ditangkap dari danau saat itu juga ketika kami datang. Pemilik warung ini jauh-jauh datang dari Sichuan sampai ke tempat yang seterpencil ini untuk mencari uang. Tetapi ia memang sudah tersohor keahlian memasaknya. Segala jenis masakan lezat berbahan ikan bisa dibikin, mulai dari digoreng, dibikin sup, bumbu merah, bumbu asam manis. Berapa pun banyaknya yang kita makan, harganya cuma 20 Yuan per orang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Larangan di Umbul Nilo, Pemandian Sebening Kaca di Klaten

Larangan di Umbul Nilo, Pemandian Sebening Kaca di Klaten

Travel Update
Ngargoyoso Waterfall, Wisata Air Terjun Baru di Karanganyar

Ngargoyoso Waterfall, Wisata Air Terjun Baru di Karanganyar

Jalan Jalan
Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Masyarakat Diingatkan Cek Kelayakan Bus di Spionam

Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Masyarakat Diingatkan Cek Kelayakan Bus di Spionam

Travel Update
7 Wisata Sejuk di Yogyakarta, Pas Dikunjungi Saat Panas

7 Wisata Sejuk di Yogyakarta, Pas Dikunjungi Saat Panas

Jalan Jalan
5 Desa Wisata Penyangga Borobudur Highland di Purworejo Dapat Pelatihan dan Pendampingan

5 Desa Wisata Penyangga Borobudur Highland di Purworejo Dapat Pelatihan dan Pendampingan

Travel Update
Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Raya Cibodas

Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Raya Cibodas

Travel Update
Hidden Gem di Batam, Wisata Sambil Olahraga ke Golf Island

Hidden Gem di Batam, Wisata Sambil Olahraga ke Golf Island

Jalan Jalan
Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Binatang Bandung

Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Binatang Bandung

Jalan Jalan
KAI Tambah 4 Perjalanan Kereta Api pada 12-31 Mei 2024

KAI Tambah 4 Perjalanan Kereta Api pada 12-31 Mei 2024

Travel Update
Planetarium Jagad Raya Tenggarong di Kaltim: Lokasi dan Tiket Masuk

Planetarium Jagad Raya Tenggarong di Kaltim: Lokasi dan Tiket Masuk

Travel Update
5 Hotel Dekat Bandara Internasional Juanda Surabaya

5 Hotel Dekat Bandara Internasional Juanda Surabaya

Hotel Story
Tiket.com Beri Promo ke Singapura, Ada Diskon hingga 30 Persen

Tiket.com Beri Promo ke Singapura, Ada Diskon hingga 30 Persen

Travel Update
Aktivitas Vulkanik Gunung Slamet Naik, Ratusan Pendaki Gagal Gapai Atap Jawa Tengah

Aktivitas Vulkanik Gunung Slamet Naik, Ratusan Pendaki Gagal Gapai Atap Jawa Tengah

Travel Update
Rute ke Gereja Ayam Bukit Rhema, Cuma 10 Menit dari Candi Borobudur

Rute ke Gereja Ayam Bukit Rhema, Cuma 10 Menit dari Candi Borobudur

Travel Tips
Kota Batu Cocok untuk Olahraga, Event Sport Tourism Akan Diperbanyak

Kota Batu Cocok untuk Olahraga, Event Sport Tourism Akan Diperbanyak

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com