Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titik Nol (37): Kota Cantik

Kompas.com - 23/09/2008, 07:45 WIB

           “Berbeda dengan penduduk Kathmandu yang lebih menghargai uang dan keberhasilan, penduduk Patan lebih menghargai kenyamanan hidup,” kata Pushkar.

Saya sebenarnya iri dengan kenikmatan para pemuda dan pemudi Patan di pagi hari. Mereka beramai-ramai ke pancuran, mirip dengan pemandian suci di Bali. Pancuran seperti ini ada di mana-mana, sebenarnya merupakan pancuran air suci di dekat kuil, tetapi juga merupakan sarana mandi utama bagi penduduk yang tak punya kamar mandi di rumah. Para pemuda datang membawa timba kecil berisi sikat gigi, odol, shampo, dan sabun.

Para pemuda memakai celana kombor, kaum perempuan berbalut sarung. Pemuda di pancuran sebelah kanan, dan pemudi di kiri. Air segar terus mengalir dari pancuran batu berbentuk naga. Mereka bersenda gurau selama menikmati ritual mandi segar di pagi hari. Bukan hanya menggosok badan sendiri, para pemuda juga saling menggosok punggung kawannya - sebuah wujud persaudaraan yang begitu tulus.

Ah.... betapa rindunya suasana seperti ini. Canda, tawa, kegembiraan di bawah pancuran itu begitu tulus, nyaris tanpa beban, walaupun hidup penuh dengan kesederhanaan.

Pancuran kepala naga ini juga menjadi sumber air bagi penduduk sekitar. Orang membawa kendi, diisi air suci, untuk kebutuhan sehari-hari di rumah. Nepal termasuk salah satu negara termiskin di dunia. Di ibu kota seperti Kathmandu pun banyak perumahan penduduk yang tidak terjangkau air bersih. Pancuran dan pompa air komunal masih menjadi andalan.

Tetapi di balik kemiskinan itu, saya tidak merasakan keputusasaan. Yang ada adalah keramahan, kenyamanan, dan senyuman yang tiada henti. Penduduk larut dalam ketakwaan, sepanjang hari kuil ramai dikunjungi orang yang memberikan sesaji untuk dewa-dewi mereka.

Walaupun miskin, kasus pencopetan dan perampokan sangat jarang. Saya merasakan keamanan berjalan sendirian menyusuri gang-gang kecil di kota asing ini. Sebuah rasa nyaman yang sudah langka di tengah belantara Jakarta.


(Bersambung)

_______________
Ayo ngobrol langsung dengan Agustinus  Wibowo di Kompas Forum. Buruan registrasi!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com