Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titik Nol (54): Ladang Ganja

Kompas.com - 16/10/2008, 06:47 WIB
[Tayang:  Senin - Jumat]


Perjalanan keliling Annapurna masih panjang. Memasuki hari keempat, kami baru saja meninggalkan dusun Tal. Kalau dilihat di peta, tak sampai juga dua puluh persen lintasan menuju puncak Thorung.

Di pegunungan Annapurna, jarak horizontal tak banyak berarti. Peta dunia di tempat ini seharusnya digambar tiga dimensi, karena ketinggian dan kecuraman pinggang gurun lebih berarti dalam pendakian.

Pukul setengah delapan, matahari masih belum terlalu panas. Selepas Tal, pada ketinggian 1700 meter, desa-desa berikutnya semakin tinggi dan sejuk.

Gadis pemilik pemondokan begitu ramah, menghadiahi kami masing-masing sebilah tongkat kayu. Kami menyeruput lemon panas yang disediakannya. Sirkuit Annapurna ini begitu nyaman. Pemondokan ramah tersebar sepanjang jalan. Bayangkan, seratus tahun lalu ketika para pendahulu penakluk gunung-gunung Himalaya menjelajah sampai ke sini, yang ada hanya hutan lebat. Bahkan untuk mencari Gunung Annapurna pun mereka tersesat berkali-kali.

Tak lama setelah meninggalkan Tal, ada seorang gadis yang duduk kelelahan di pinggir jalan. Di pundaknya ada ransel besar berwarna biru. Di atas ransel masih ada pula matras yang digulung. Di tangannya ada sepasang tongkat treking.

          “Good morning,” kami menyapa.
          Gadis itu orang Asia, bermata sipit berwajah datar.
          “Good morning... Namaste,” ia menjawab, terengah-engah.

Saya dan Jörg melanjutkan perjalanan.

          “Taruhan, gadis itu dari negara mana?” saya berbisik.

Sepanjang lintasan Sirkuit Annapurna ini, yang kami lihat cuma turis bule. Orang Asia hanyalah penduduk setempat, dan saya sendiri. Keberadaan seorang perempuan Asia menggendong tas ransel besar mengusik rasa penasaran saya. Kalau bukan orang Indonesia, pasti orang Malaysia, pikir saya.

           “Kalau saya pikir,” sambut Jörg, “perempuan itu pasti orang Nepal.”

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com