Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AFC tak bermaksud Hukum Malaysia

Kompas.com - 19/11/2008, 01:09 WIB

KUALA LUMPUR, RABU - Presiden Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC), Mohamed bin Hammam hari Selasa menyatakan bahwa ia tidak bermusuhan dengan Malaysia dan akan merasa senang untuk mempertahankan markas besar badan sepak bola Asia itu di Kuala Lumpur. tetapi, presiden AFC asal Qatar itu mengatakan pemerintah harus merumuskan hubungan mereka.

Bin Hammam telah meminta 46 negara anggota AFC untuk menawarkan diri menjadi markas AFC, dan Qatar serta Uni Emirat Arab (UEA) telah mengajukan diri.

Keputusan tersebut menimbulkan kemarahan para pejabat Malaysia, dengan mantan Sekretaris Jenderal AFC, Peter Velappan, menyebutnya usul "bodoh" yang akan "menghancurkan persatuan dan solidaritas sepak bola Asia."

Velappan mengatakan langkah tersebut bertujuan menghukum Malaysia karena mengundang Manchester United untuk melakukan pertandingan persahabatan saat diselenggarakannya turnamen Piala Asia tahun lalu, sehingga mengalihkan minat pada event utama AFC tersebut.

Bin Hammam mengatakan perlu ada pengertian yang lebih formal antara AFC dan Pemerintah Malaysia bila markas besar tersebut akan tetap berada di Kuala Lumpur. "Alasan utamanya bukan untuk memindahkan AFC dari Kuala Lumpur atau Malaysia," katanya.

"Alasannya ialah bagi Malaysia dan semua negara lainnya untuk menyusun suatu memorandum pengertian, suatu protokol, atau persetujuan guna  mengatur secara mantan keberadaan AFC dan wilayahnya.

"Kami belum berbicara tentang kepindahan, kami hanya mengeluarkan tawaran kepada ke-46 negara anggota untuk menawarkan diri menjadi markas AFC, termasuk Malaysia.

"Kami sekarang ini ada di sini, tetapi belum ada yang mengatur hubungan antara AFC dan pemerintah itu, atau AFC dan persatuan sepak bola nasional.

"Jadi inilah yang diminta atau diperlukan.  Ini merupakan prakarsa saya sendiri dan komite eksekutif. Saya sama sekali tidak bermusuhan dengan Malaysia. Saya merasa senang tinggal di sini," katanya.

Malaysia, yang menjadi markas AFC sejak 1965, mengatakan Kuala Lumpur tidak akan menawarkan diri untuk tetap menjadi markas AFC, seraya mengemukakan "tuntutan berlebihan" dari Bin Hammam, yang dilaporkan termasuk status diplomatik bagi dirinya sendiri dan para pejabat terkemuka AFC.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com